Rupanya kejadian tadi malam berbuntut panjang, Sarah dan Barry melaporkan insiden ini ke pihak manajemen klub. Mereka memutar balikan fakta dan mengarang cerita seolah-olah dirugikan atas kejadian itu. Dan mereka juga menuntut ganti rugi serta permohonan maaf, kalau tidak mereka akan menyebarluaskan berita ini sehingga mengancam reputasi klub.
"Kenapa?" Setelah selesai mendapatkan perawatan Andra dan Netha pulang dengan taksi, tapi di sepanjang perjalanan Netha tidak lepas memperhatikan layar ponselnya dengan wajah gelisah.
"Enggak papa kok cuma masalah kecil," Netha berusaha terlihat tenang. Sejak kejadian tadi sikap Netha memang berubah, tidak ada lagi tatapan sinis atau ucapan kasar yang ia layangkan pada Andra. Netha merasa bersalah karena membuat Andra sampai luka di kepala seperti ini.
Andra mendengus tidak percaya. "Lo enggak bisa bohong sama gue Tha, ada apa?"
"Habis ini gue harus balik lagi ke Platinum, mau ambil tas." Netha tidak berbohong karena memang dia membutuhkan kunci kamar yang ada di dalam tas, ya walaupun sebenarnya bukan untuk itu tujuannya kembali ke sana. Managernya mengancam akan memecatnya jika dia tidak kembali.
Andra mengangguk paham, "Pak, tolong ke Platinum klub ya."
"Loh Ndra____" Netha segera menatap Andra. "Gue kesana setelah antar lo pulang, lo lagi sakit." Netha nampak panik, dia tidak ingin melibatkan Andra lebih jauh. Dia bisa mengatasinya sendiri walapun dia merasa tidak yakin, apalagi saat membaca pesan dari atasannya yang kelihatanya sangat marah. Sesuatu yang buruk terjadi dan dia yakin kalau ini semua masih berhubungan dengan Sarah dan Barry.
"Kita pulang ya Ndra__"
"Gue harus ngambil mobil, " hanya itu alasan yang terbersit dalam kepala Andra. "Ini kepala bisa tambah bocor kena geplak Umi kalau pulang nggak bawa mobil," Andra meringis. Andra bohong, dia tidak membawa mobil karena tadi dia dijemput oleh Risky dan Bima.
Kembali suasana hening menyelimuti, sebenarnya banyak sekali pertanyaan yang muncul dalam benak Andra tentang kejadian yang menimpa Netha tadi. Apalagi Andra sempat melihat salah seoarang pria yang ada di ruangan tadi, pria yang beberapa bulan lalu sempat Andra stalking instagramnya karena penasaran dengan sosok tunangan Netha, "Tha gue boleh tanya sesuatu?" ucap Andra hati-hati.
"Apa?"
"Cowok yang tadi bukannya___ mmmm" setengah mati Andra menimang apakah Netha tidak berkeberatan dengan pertanyaan Andra. Dia takut kalau Netha menganggapnya ikut campur atau sok peduli. "Tunangan lo?" sambungnya lirih.
Netha mengganguk mantap dengan kilatan amarah yang tidak bisa dia tutupi.
"Dia selingkuh?" Andra mengeplak mulutnya sendiri yang tidak terkendali. "Sorry, lo enggak harus jawab pertanyaan gue barusan. Lambe gue emang turah."
Netha tergelak karena merasa kalau tingkah Andra konyol. "Santai aja Ndra. Yang cowok tadi memang tunangan gue, emmmm mantan tunangan maksudnya," Netha menekankan kata mantan. "Dan yang cewek dipelukan dia itu kakak tiri gue."
"Hahh?" Andra kaget. Itu artinya Netha dikhianati oleh tunangannya dan kakak tirinya. "Gilaaa," Andra berucap pelan sambil tangannya mengepal.
"Tapi sekarag gue udah baik-baik aja Ndra, kejadiannya udah bulan lalu kok. Santai" ucap Netha sambil tersenyum tipis kemudian memalingkan wajahnya menatap jalan. "Toh hidup tetap berjalan meski seburuk apapun hal yang menimpa." sambungnya lirih.
Sejak dulu Andra tahu betul sekeras apa hidup Netha, bagaimana di saat SMA dia harus bekerja di salah satu warung nasi padang sepulang sekolah karena keluarganya yang kaya raya mendadak mengalami kebangkrutan. Tidak lama kemudian ayahnya terserang stroke dan mengakibatkan keuangan keluarga semakin kacau. Puncaknya adalah saat ayahnya berpulang ke pangkuan yang Kuasa dan meninggalkan Netha.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Dalam Hati
Romansa"Tha, pakai baju Lo!" Ucap Andra sambil memalingkan wajahnya. "Bukan ini yang selama ini Lo mau? Hah?" tangan Netha sudah bergerak hendak membuka pelindung terakhir tubuhnya. "Jadi serendah ini gue dimata Lo tha?" Andra segera beranjak menuju pint...