5 | Sagara yang kecewa

1.2K 236 14
                                    

"Sepertinya kamu harus mendapatkan pendonor ginjal yang cocok, karena ginjal yang kamu dapatkan saat ini tidak berfungsi dengan baik."

"Do-dokter tidak perlu donor-donoran lagi. Aku tidak menginginkan kematian selanjutnya," sahut Areska sambil memejamkan matanya, agar tak ada aliran bening yang terjatuh dari binarnya yang indah itu. "Aku hanya ingin mati, dari pada melihat semua yang aku sayangi mati menggantikan ku."

Demi apapun Areska punya alasan kenapa ia tidak menginginkan sebuah donor ginjal, ia sangat muak ketika dua orang dalam hidupnya pergi meninggalkan. Mereka pergi untuk meninggalkan dunianya, hanya karena berbagi ginjal dengan Areska. Di tambah lagi sang ayah mengatakan jika ia adalah seorang pembunuh atas kematian keduanya. Padahal Areska tidak melakukan apapun, sebelumnya dia tidak berkeinginan untuk bertahan. Namun, bertahannya dia selama ini ternyata ada seseorang yang bersedia berkorban untuknya.

Ia akan merahasikannya kepada Sagara, karena Areksa tidak akan membiarkan Sagara mengetahuinya. Yang kemudian melerakan untuk berbagi ginjal padanya, bagaimanapun juga Sagara pasti akan melakukan apapun untuknya. Sagara itu anak baik ia akan mengorbankan apapun yang ia miliki selagi itu untuk sahabatnya. Tidak perlu diragukan, karena itulah yang Sagara perlihatkan nantinya.

Cukup dua kali Areska kehilangan, dan jangan sampai untuk ketiga kalinya apalagi jika itu Sagara, ia hanya punya Sagara. Sosok periang nan baik hati untuk menemani hari-harinya yang kelam. Jika suatu saat nanti Sagara dibiarkan pergi, Areska tidak yakin jika dia bisa bertahan lebih lama lagi.

Ia akui memang tidak pandai menyimpan sebuah rahasia, tapi Areska akan mecoba. Semuanya demi keselamatan nyawa orang-orang di dekatnya bukan dirinya saja.

Lagian sejauh ini nyawanya tidak berharga, kehidupannya tidak pernah di anggap ada. Bertahan atau tidaknya Areska bukanlah siapa-siapa. Dia memang pembunuhan, ayahnya tidak salah menjulukinya seperti itu. Seandainya saja tidak ada yang berkorban untuknya, pasti semua ini akan berakhir.

Areska tidak perlu merasakan sakit, dan merasa bersalah sepanjang hidupnya.

Areska tidak perlu merasakan sakit, dan merasa bersalah sepanjang hidupnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Dek masih gerimis lho kamu mau ke mana?"

"Lah kakak kan tahu Sagara itu mau ke rumah sakit, kasihan Areska sendirian apalagi kemarin aku hampir aja kehilangan dia," balas Sagara mengenakan jaket tebalnya agar tidak begitu terasa dingin. "Izinin ke mama papa juga ya."

Jendral mengangguk pertanda jika dia pun mengiyakan, ia sudah cukup mengerti dan tidak dapat melarangnya. Apalagi jika Sagara sudah memberitahukan tentang keadaan Areska, rasa ibanya masih berpihak. itu sebabnya Jendral masih punya ketulusan ya mana mungkin dia melarang Sagara, padahal yang dilakukan oleh adiknya adalah tentang kebaikan.

"Tapi jangan pulang malam banget."

"Ya tergantung sih, kak. Kalo semisalnya Areska udah siyuman Sagara kemungkinan besar bakalan nginep. Tapi kalo nggak Sagara pulang," sahut Sagara mengecup punggung tangan Jendral dan belari ke pintu utama.

Satu Ginjal Milik Areska | 𝙍𝙚𝙫𝙞𝙨𝙞𝙤𝙣Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang