6 | Tak ada tumpuan

1.1K 238 1
                                    

Semenjak hari itu telah terjadi dan di saat itu pula Areska tidak memiliki orang-orang terpenting dalam hidupnya. Kira-kira sudah tiga hari terakhir ini Sagara tidak mengunjunginya, Areska hanya sekedar membuat Sagara menjauhinya. Namun tidak menginginkan keabaian dari sahabatnya itu. Ia terpaksa meski hatinya ingin sekali menahan, Areska tidak berharap semuanya menjadi seperti ini. Tapi, Areska saja yang tidak tahu. Bahwa jika dia sudah menjauh, tanpa sadar seseorang yang telah di jauhi nya akan ikut mengabaikannya.

Sekarang penyesalan memang sudah dirinya rasakan. Akan tetapi setidaknya ia merasakan ketenagan, Areska tidak perlu ketakutan jika Sagara juga bernasib sama dengan Mahes nantinya. Ia sudah berhasil membuat Sagara menjauh meski ia juga di abaikan oleh Sagara, satu-satunya orang yang peduli terhadapnya sebelum kejadian itu mulai terjadi. Setidaknya mulai hari ini Areska tidak memikikran hal-hal buruk yang akan terjadi pada Sagara. Semua yang telah terjadi, memang memiliki sebuah alasannya tersendiri.

Keadaannya belum sepenuhnya membaik, ia selalu di pantau, dan yang lebih membuatnya tidak menyukai cara dokter memberitahukan. Sampai kapan ia di katakan akan segera mati dalam tiga bulan lagi, memangnya dokter itu Tuhan? Ia hanya memiliki satu ginjal dan bukan berati akan mati secepat itu. Areska itu kuat buktinya ia sudah bertahan sejauh ini. Areska juga tidak pernah tahu, kenapa dia mampu bertahan lebih lama lagi dari perkiraan sang dokter.

Mulai hari ini dan seterusnya Areska akan berusaha bertahan meski menyakitkan, ia memang tidak berguna untuk terus hidup. Namun sebelum ia pernah mengatakan yang sebenarnya kepada sang ayah, bahwa ia belum siap untuk mati. Bagaimanapun, kematian itu menakutkan sekali. Tidak peduli jika Areska sudah dipastikan akan mati dalam waktu singkat.

Seorang dokter sedang memeriksa keadaannya, Areska tetap diam tanpa berekspresi, ia sudah tahu pasti akan di beritahukan tentang keadaan yang tidak memiliki perubahan. Pada akhirnya Areska tetap dinyatakan akan meninggal.

"Apa rasanya masih sakit?" Tanya sang dokter sambil tersenyum manis ke arah Areska.

"Jangan tanyakan itu," sahut Areska yang tak bersemangat sama sekali. "Memangnya sejak kapan aku tidak kesakitan."

"Saya sudah memberitahu ayahmu, mungkin hari ini dia bakalan datang."

Mendengar perkataan dokter tersebut membuat Areska sedikit menegang, ia sudah menyembunyikan, dan jika dokter memberitahu ayahnya sama saja ia sudah membuat ayahnya mengakhwatirkan meskipun ia tidak begitu yakin.

"Dokter gak bilang 'kan. Kalo Areska itu--"

"Saya tidak memberitahu keadaanmu lebih detail karena saya tahu kamu akan menolaknya."

Helaan napasnya terdengar seperti kepasrahan, ia tidak mau Riki tahu karena selain membuat ayahnya menghawatirkannya, Riki pasti akan menyesal jika belum membuat Areska bahagia. Selagi ia masih bertahan Areska akan terus berusaha.

Meskipun pada kenyataannya yang ada, Areska akan terus diperlihatkan akhir hidupnya sendiri.

Meskipun pada kenyataannya yang ada, Areska akan terus diperlihatkan akhir hidupnya sendiri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Satu Ginjal Milik Areska | 𝙍𝙚𝙫𝙞𝙨𝙞𝙤𝙣Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang