🌻2🌻

46 10 4
                                    

"Sifat keras kepalamu, membuatku sulit untuk menafsirkan isi hatimu."

🌻🌻🌻

"Aksa! Kenapa kamu engga jemput aku sih?!" Syakira berteriak dengan lantang berfokus dengan roomchat ponselnya. Disana tertera display name 'Aksa Pradipta' dengan emot love.

Si pengemudi pun sontak terkejut. Aldan perlahan mendongak, dimana gadis yang baru menumpangi mobilnya itu merespon dengan berhati-hati, "Aksa sibuk, Sya."

"Tapi, dia udah janji ke aku!"

Aldan menghela nafas. Bagaimanapun juga, Aksa tetap menjadi prioritas gadis itu. Status sahabat, yang mereka punya saat ini tidak akan merubah keadaan.

Syakira menyondorkan ponselnya ke arah Aldan, "Kalau lo enggak percaya ..."

"Iya-iya, gue percaya." Mau tak mau, Aldan mengiyakan. Meski terkadang ia sulit menerima fakta apa yang baru saja gadis itu perlihatkan. Semua terlihat lebih menakutkan, daripada kenyataan yang ada.

"Lo tau gak sih, gue kemarin makan malam sama Aksa." Seulas senyum terbit dari bibir Syakira, Aldan yang melihat itu semua membuatnya ikut tersenyum.

"Have dinner?"

Syakira mengangguk. "Kapan-kapan, lo harus punya pacar juga. Biar kita bisa double date bareng!" Syakira berseru antusias.

"Ah! Kayaknya enggak perlu, deh." Aldan menyipitkan matanya, membelokkan mobilnya berlawanan dengan persimpangan jalan menuju ke kompleks mereka.

Lelaki itu memakirkan mobilnya di area parkir depot ruang makan. Syakira pun mendongak ke arah sekitar, ketika ia merasa mobil yang ditumpangi mengerem secara mendadak.

"Kan gue mau pulang," cengirnya memutar bola mata malas. Mood-nya tidak bisa dikatakan baik-baik saja untuk saat ini.

"Kan gue mau makan. Laper," balas Aldan segera keluar dari mobil. Sebelum itu, Syakira meraih pergelangan tangannya menghentikan langkah lelaki itu sejenak. "Apalagi, Sya?" tanyanya.

"Padahal, gue mau makan bareng Aksa. Pulang dijemput sama dia. Kenapa jadi sama elo, sih?"

Aldan tidak meresponnya segera keluar dari mobil. Tidak lupa membukakan pintu gadis itu terlebih dahulu. Lihat! Syakira seolah dijadikan ratu oleh Aldan. Jika kalimat itu keluar tanpa persetujuannya, Syakira akan membalasnya dengan perkataan, "Ratu hitam?" Siapapun itu.

Kedua remaja itu beriringan memasuki depot ruang makan, dimana tempat ini telah menjadi langganan mereka berdua. Tidak jarang pula, Aldan dan Syakira mengundang teman lainnya.

Mpok Mona, adalah si pemilik depot. Perempuan berusia lanjut dengan rambut putihnya itu dengan senang hati menyambut kedatangan kedua remaja yang kini menjadi langganan tetapnya.

Syakira, masih saja bersikap acuh dan tidak acuh langsung menduduki meja kosong menyelempangkan hoodie, yang sedari dibawahnya mengikat lengan tangan hoodie crop tersebut di pundak lehernya. Begitu dengan Aksa menyusulnya setelah memesan makan.

Tak lama kemudian, pesanan yang mereka pesan sudah tersajikan di meja makan. Aroma ikan lele, kesukaan Syakira kini menjadi daya tarik tersendiri bagi gadis itu.

"Makan! Kalau engga ..." Aldan siap-siap mengambil hidangan milik Syakira dengan menu ikan lele.

Syakira pun segera menariknya kembali. Bahkan menjauhkannya dari jangkauan tangan nakal Aldan yang bisa saja tanpa sepengetahuannya mencuil atau mengambil bagiannya sepenuhnya.

"Iya-iya. Gue makan. Jangan diambil ya!" serunya memberi peringatan.

Aldan perlahan tersenyum melihat tingkah Syakira, yang semakin hari semakin menggemaskan. Meski setiap tahun usia mereka bertambah.

"Hekm! Kenapa lo senyum-senyum?" Syakira pun tersedak. Menciduk ke arah lelaki yang saat ini berada dihadapannya dengan ekspresi geli.

Aldan mengalihkan arah melanjutkan makanannya yang masih disentuhnya satu suap. Sedikit menggoda Syakira, ia mengulurkan tangannya ke arah ikan lele milik gadis itu berada.

Uhuk!

"Minum!" Aldan mengulurkan air mineral kepada Syakira. Gadis itu meneguknya dengan tatapan masih mengarah ke ikan lele miliknya. Bahkan ia memukul tangan nakal Aldan. "Jangan ganggu ikan lele gue!"

Setelah Syakira menyelesaikan makan terlebih dahulu. Ia merasa kenyang hingga menimbulkan suara gelegek dengan keras.

"Kenyang?"

Syakira mengangguk meluruskan makanannya yang tersusun rapi ke dalam usus dengan menyender di dinding dengan mengelus-elus perutnya. Mungkin, jika Aldan tidak mengenal watak gadis itu dengan baik, ia akan menanyakan berapa usia kandungannya.

"Kalau yang hamilin gue, bebeb Aksa sih, kenapa engga?"

Jawaban itu pernah lolos dari bibir Syakira. Seberapa gadis itu berimajinasi liar, Aldan akan meresponnya. Setidaknya, bagi Syakira itu lebih cukup. Ia hanya butuh didengarkan, seolah baik-baik saja. Dalam metode lain, mereka tidak akan tau kapan waktu benar-benar membaik itu datang.

Aldan pun segera menyondorkan kapsul obat terbungkus plastik klip itu kepada Syakira. Gadis itu pun melotot tidak suka menyondorkan kembali kepada lelaki itu, "Gak! Gue gak mau!"

Syakira mengibas-ngibas kapsul obat tidak asing pemberian Aldan, yang saat ini masih dikomsumsinya sesuai dengan anjuran dokter.

"Sehari ini lo udah minum obat berapa kali?" tanya Aldan hanya dibalas dengan mengangkat alis.

"Kenapa lo bawa tuh obat kesini? Gue gak mau dikatain gila!"

"Gue bilang lo gila?" Aldan menatap gadis itu intens.

Syakira pun menggelengkan kepala takut dengan ekpsresi lelaki itu saat ini. Mau tidak mau, Syakira mendorong obat itu ke arahnya.

Syakira tidak mau dirudung oleh mereka-mereka kembali saat diperlihatkan sedang meminum obat itu sesuai dengan jadwal anjuran. Masa kejam itu telah dilewatinya. membuat gadis itu tidak akan mau membawa obat-obatan kapsul itu kembali. Dan Aldan? Lelaki itu selalu membawanya untuk berjaga-jaga. Mengambil botol kampsulnya lalu memindahkan beberapa kapsul ke plastik klip yang saat ini dibawanya.

Syakira mengambil satu buah kapsul sebelum menelannya dengan air meneral dalam satu tegukan.

***

Di chapter genap,
bakal ketemu sama aku😍
seneng ga tuh?
engga!yaodah sih👈👉

mampir ke akun ku ya!
anscrime 😗🔫

di chapter ganjil
bakal ketemu caramelsenja03

Regret [ Telah Terbit ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang