"Rasanya aku ingin terbang seperti pesawat kertas, membawa harapanmu setinggi-tingginya lalu mengirimkan permohonanmu pada Tuhan."
🌻🌻🌻
Bagi Aldan hari libur adalah hari yang paling membahagiakan, di tambah lagi ia bisa menenangkan diri sejenak akibat terlarut dalam masalah-masalah kehidupannya.
"Bunda, Aldan pamit keluar bentar ya." Aldan meminta izin kepada Delastri, ibunya menatapnya.
"Mau pergi kemana?"
"Aldan mau nyari udara segar di luar Bunda."ujar Aldan tersenyum melihat Bundanya, yang semakin hari tubuhnya semakin terlihat ringkih.
"Yaudah kamu hati-hati ya dijalan, jangan ngebut." Aldan mengangguk, lalu ia mencium kening Delastri.
"Aldan pergi dulu Bun." Delastri mengangguk.
Aldan keluar dari pekarangan rumahnya dengan menaiki mobil kesayangannya. Ia menatap jalanan yang pagi ini cukup legang, jakarta kota metropolitan yang sungguh mengerikan bagi Aldan.
Mobilnya berhenti disalah satu taman yang dulu sering ia datangi bersama Syakira dan kedua orang tua gadis itu. Ia turun dari mobil Matanya menelisik di setiap inci sudut taman itu.
Rasanya sudah lama ia tak mengunjungi taman ini, kaki Aldan menelusuri setiap titik-titik taman itu sambil mengingat masa-masa kecilnya kala bersama Syakira dulu.
"Ternyata tempat ini masih sama," gumam Aldan sambil menghela napas.
Ia duduk di salah satu bangku di area taman itu, ingatan tentang masa lalu bersama Syakira perlahan mulai menghinggapi isi otaknya.
Dimana kala itu ia dan Syakira masih berumur 5 tahun, kala itu mereka berdua hanya teman di sekolah Tk tapi Syakira yang ceria mampu membuat Aldan nyaman bersama gadis itu.
Di tempat ini mereka berdua mengukir banyak kisah indah dimasa kecil. Ketika Syakira kecil ingin sekali membuat pesawat dari kertas Aldan lah yang mengajarinya
"Al mau bantuin Syakira?" Aldan menatap Syakira lalu mengangguk.
"Bantuin Syakira bikin pesawat dari kertas ya Al." Dengan semangat Aldan dan Syakira kecil membuat pewasat dari kertas.
Aldan tersenyum kala itu ketika melihat Syakira yang tampak kegirangan saat pesawat yang gadis itu buat sudah jadi.
"Yey udah jadi, punya Aldan juga udah jadi kan?" Aldan mengangguk, lalu tangan Syakira menarik tangan Aldan untuk beranjak dari duduknya.
"Al, mau buat permintaan saat nerbangin pesawat ini?" Aldan mengangguk.
"Al mau buat permintaan apa?"
"Rahasia dong, Syakira nggak boleh tau ya biarin Aldan sama Tuhan yang tau." Syakira menatap Aldan dengan cemberut.
"Yaudah deh kalau gitu, sekarang Syakira mau buat permohonan dulu." Syakira memejamkan kedua matanya dan mulai membuat permintaa.
"Tuhan terima kasih udah ngirim Aldan sebagai sahabat Syakira, dan Syakira minta supaya Aldan tetap di samping Syakira selamanya." Aldan menatap Syakira dengan mengerjapkan matanya gadis itu menoleh dan tersenyum ke-arahnya lalu menerbangkan pesawat kertasnya.
"Aldan, ayo bikin permintaan." Aldan mengerjapkan matanya, lalu perlahan ia membuka mata dan menerbangkan pesawatnya.
"Kok cepet banget." Aldan menatap Syakira bingung.
"Kan cuman baca permintaan kenapa harus lama." Ujar Aldan acuh, Syakira hanya bisa mendengud kesal.
"Andaikan waktu itu bisa diulang lagi Sya, mungkin aku akan menjadi orang paling bahagia di muka bumi ini." Pikir Aldan
KAMU SEDANG MEMBACA
Regret [ Telah Terbit ]
Teen Fiction[ Bisa pesan sekarang di Guenpedia Penerbitan ] Bagaimana pun juga, Aldan harus menerima Syakira yang masih mencintai Aksa, meski ia tau cintanya bertepuk sebelah tangan. Sebagaimana, Aldan mencintai gadis itu secara diam-diam. Ini bukan area frien...