"Selayaknya bulan dan bintang
aku dan kamu takkan bisa bersatu, selayaknya denyut nadi dan matahari
kita berbeda pendapat, tapi apakah kamu tau aku ingin di mengerti."🌻🌻🌻
"Sya, kenapa di buang obatnya!" Aldan menarik tangan Syakira dengan kasar, membuat rintihan keluar dari bibir Syakira.
"Al, Sakit lepasin" Aldan tak memperdulikan, tatapan permohonan dari Syakira.
"Biarin, biar lo jerah. Gue nggak suka ya liat lo yang kayak gini. Gue bosen, sama sikap lo yang kayak anak kecil Sya." Ujar Aldan marah, sambil tangannya menunjuk Syakira tepat di wajahnya.
Syakira berusaha melepas cengkraman tangan Aldan di pergelangan tangannya, tapi usahanya itu sia-sia tenaga Aldan jauh lebih kuat di bandingkan Syakira.
"Lo tau, seberapa besar gue ngehindar dari obat itu. Lo nggak tau Al kalau gue jengah ngeliat obat yang terus di kasih sama dokter." Ujar Syakira lirih, tapi Aldan sama sekali tak merespon.
"Dan lo juga nggak tau sebarapa kesiksa batin gue saat gue di katain gila sama anak-anak kampus, lo nggak bakal pernah tau rasa sakit apa yang gue derita." Lanjut Syakira, Aldan melepas cengkraman di tangan Syakira.
"Gue setiap hari nahan hinaan itu tapi, cuman lo yang gue punya. Dan cuma lo yang ngerti keadaan gue jadi Please jangan maksa gue Al." Ujar Syakira memohon.
"Gue gak bisa Sya, gue tetep sama pendirian gue. Gimanapun juga kesembuhan lo tetep yang paling utama." Ujar Aldan dengan nada datar, tanpa menoleh ke arah Syakira yang terus menangis.
"Sekarang mau lo apa, gue sembuh dengan penyakit gue yang kayak orang gila ini. Itu semua nggak bakalan bisa Al." Aldan menarik tangan Syakira agar keluar dari depot makanan dan masuk kedalam mobil, kalau sampai hal ini ada orang yang tahu bisa-bisa penyakit Syakira kambuh lagi.
"Al jangan tarik tangan gue, sakit." Ujar Syakira, sambil memukul tangan Aldan secara brutal.
"Diem Sya, lo tau kan resiko apa yang bakal lo tanggung kalau nggak ngedengerin ucapan gue." Syakira menatap Aldan dengan pandangan tak suka.
"Lo beda sama Aksa Al, dan gue nggak suka sama sifat lo yang terus-terusan kayak gini."
"Aksa..Aksa..Aksa terus yang lo omongin, iya gue beda sama dia. Sifat kita beda kita dua orang yang berbeda, bukan dua orang yang sama jadi please jangan bandingin gue sama Aksa." Ujar Aldan marah, hatinya sakit ketika nama Aksa selalu di ucapkan Syakira di hadapannya.
Seolah Aldan ini hanya tempat persinggahan sementara bagi Syakira, bahkan Syakira tak pernah sedikitpun menoleh ke arahnya.
"Al, kita cuman dua orang sahabat nggak lebih dari itu, dan lo juga harus tau posisi lo." Aldan berusaha menahan amarahnya, ia memejamkan matanya perlahan lalu melihat tepat ke manik mata Syakira.
"Sekarang gini, lo mau gue ngertiin tapi apa pernah lo ngertiin perasaan gue Sya." Ujar Aldan, dadanya bergejolak menahan setiap umpatan-umpatan kasar yang terus saja ingin ia keluarkan.
Syakira hanya diam, ia tau perkataannya tadi salah. Sudah membuat suasana hati Aldan sekita berubah, Syakira menatap manik mata Aldan.
"Al sorry, bukan itu yang gue maksud." Ujar Syakira sambil menunduk.
"Udah Sya nggak usah di bahas, percuma lo nggak bakalan bisa nafsirin keadaan sebelum lo bener-bener ngerti tentang perasaan seseorang." Ucapan itu terus saja terngiang di benak Syakira.
Bahkan sampai rumahpun Syakira masih memikirkan omongan Aldan. Bagi Syakira memang Aldan adalah sosok yang berbeda sikapny yang kasar, suka memaksa membuat Syakira merasa jengah.
Syakira menatap botol yang berisi obat di tangannya, lama sekali ia mengamatinya. "Buat apa gue minum obat ini, nggak ada gunanya sama aja gue tetep sakit. Cuman Aksa yang bisa nyembuhin gue."
Suara ketukan pintu kamarnya terdengar, "Siapa?"
"Ini Mama Sya." Syakira langsung membukakan pintu kamarnya, dengan Seulas senyum ia memandang wajah cantik Lisa.
"Masuk aja Ma, tumben Mama ke kamar Syakira ada apa?"
"Nggak ada apa-apa, cuman mau liat wajah cantik anak Mama ini." Ujar Elsa sambil menjawil hidung Syakira.
"Kamu kok kelihatan murung, ada masalah sama Aldan?" Syakira menatap Mamanya.
"Kok Mama tau?"
"Aldan cerita sama Mama." Ujar Elsa, Syakira menampilkan wajah tak suka.
"Kenapa sih, itu orang suka banget ngadu." Dumel Syakira.
"Sya, yang dikatain Aldan itu bener." Ujar Elsa, sambil memberi pengertian Syakira.
"Sekarang Mama lebih bela Aldan, ketimbang anaknya sendiri." Ujar Syakira marah.
"Bukan gitu, Mama cuman mau yang terbaik buat kamu."
"Tapi Ma, menurut Syakira Aksa adalah obat untuk bisa nyembuhin penyakit Syakira." Elsa menghela napas pasrah.
"Sya udah, jangan bahas tentang Aksa lagi."
"Kenapa Ma? Kenapa Syakira nggak boleh bahas Aksa dia pacar Syakira Mama harus tau itu." Perdebatan ini kembali terulang lagi, Elsa sudah tak sanggup lagi bila sifat keras kepala Syakira muncul.
"Udah sekarang kamu istirahat ya, jaga kesehatan nggak boleh kecapean besok masih masuk kuliah kan." Syakira menangguk.
Elsa berdiri dari tempat duduknya, dan keluar dari kamar anaknya itu. Ia tau suasana hati Syakira hari ini kurang baik jadi ia harus menjaga supaya penyakit Syakira tidak kambuh lagi.
Syakira mengambil ponselnya yang berada di nakas, ia membuka roomchatnya bersama Aldan. Disana tertera display name 'my prend😡' ia mengetik sesuatu disana dengan perasan campur aduk
My prend 😡
Al
?
Gue minta tolong bisa?
Minta tolong apa?
Gak usah ngurusin hidup gue lagi
Ya nggak bisa gitu dong Sya, Mama lo aja nitipin lo ke gue.
Gue masih punya Aksa
Terus aja lo ngomong tentang Aksa, gue gak bakal ngedengerin intinya gue mau jagain lo.
Syakira langsung mematikan ponselnya, ia jengkel dengan sifat Aldan yang terus saja ikut campur masalahnya. Lagian di hidupnya masih ada Aksa mengingat tentang laki-laki itu sekarang ia sedang apa ya.
Rasanya hati Syakira gunda, sampai sekarang Aksa belum membalas pesannya padahal ia sudah menungguhnya sedari tadi. Tapi laki-laki itu seolah tak memperdulikannya apa Aksa sedang Sibuk.
"Sa aku kangen kamu, kenapa kamu nggak bales chatku." Ujar Syakira murung sambil menatap foto dirinya dan Aksa yang berada di nakas.
"Aku harap kamu denger kalau aku rindu kamu Sa." Ujar syakira dengan tersenyum.
Lalu Syakira merebahkan dirinya di ranjang, ia berusaha memejamkan mata melupakan kejadian tadi bersama dengan Aldan. Ia tak tau masih sanggupkah ia kalau bertemu dengan Aldan besok di kampus. Atau ia harus pura-pura tak melihat kalau ada di sekitarnya.
Semua terasa rumit kalah pertengkaran ini terjadi di antara dirinya dan Aldan rasanya semakin kesini ia semakin muak dengan kelakuan sahabatnya yang terus saja mengekangnya.
***
Halo assalamualaikum aku caramel senja panggil aja amel, oh ya gimana dengan cerita Regret di part sebelumnya menarik nggak atau masih bingung sebenarnya Syakira tuh sakit apa sih.
Kalau mau tau nantikan di chapter berikutnya ya tetap semangat jangan lupa jaga kesehatan kalian ya😭🔫
KAMU SEDANG MEMBACA
Regret [ Telah Terbit ]
Teen Fiction[ Bisa pesan sekarang di Guenpedia Penerbitan ] Bagaimana pun juga, Aldan harus menerima Syakira yang masih mencintai Aksa, meski ia tau cintanya bertepuk sebelah tangan. Sebagaimana, Aldan mencintai gadis itu secara diam-diam. Ini bukan area frien...