CHAPTER 3

14 6 0
                                    

Sesuai janji mereka kemarin. Minggu siang ini mereka akan pergi ke rumah kosong itu.
Sekarang mereka sudah berkumpul di rumah Cassie. "Udah pada siap semuanya?" tanya Cassie kepada semuanya.

"Udah, kuylah berangkat tunggu apa lagi,"
jawab Jackson.

"Ini beneran ke rumah itu?" Lucy sedikit memastikan.

"Kenapa lo takut, Cy?" tanya Jay kepada gadis itu.

"Nggak kok, tapi masa harus hari ini banget, ya?"

"Itu rumahnya emang kayak apa si?" Lucy tanya bertubi-tubi.

"Tumben banget, Cy, lo banyak pertanyaan?" Giliran Aslan bertanya.

"Bukan gitu, secara kita ke sana hari Minggu, loh."

"Emang kenapa kalau hari Minggu?" tanya Cassie sedikit ada rasa tidak suka.

"Hari Minggu, kan, hari istirahat. Yaa kali kita pergi ke rumah itu." terang Lucy.

"Nih, Cy, makanya kita Minggu ke sana ya karena selain hari ini kita, kan, sekolah. Ada juga yang punya kegiatan lain."

"Ish, kan, bisa pas tanggal merah." Lucy masih membantah.

"Cy, hari Minggu, kan, tanggal merah," ucap Lisa mengingatkan.

"Emm, iya juga si, eh iya boleh deskripsiin dulu nggak rumahnya kaya apa? Mumpung kita belum ke sana, gue takutnya udah di sana malah nggak berani masuk."

"Lucy hari ini entah kenapa gue ngerasa aneh sama lo," celetuk Jackson.

"Nggak lo doang, Jack, gue aja heran," balas Jay.

"Ya gue aneh karena punya firasat nggak enak aja," jawab Lucy sekenanya.

"Firasat apa, Cy?" giliran Cassie bertanya setelah sekian lama dia hanya menyimak.

"Nggak tau, sih, intinya gue ngerasa dari tadi atau pas itu kita di kantin sosok itu selalu ada," balas Lucy melirik sosok yang sedang duduk di bawah pohon.

"Jangan curiga, Cy," balas Aslan.

"Gue nggak curiga, tapi setiap gue liat sosok itu entah kenapa gue selalu ngerasa aneh."

"Anehnya gimana, Cy? Bisa diperjelas nggak?" kesal Jackson pada gadis itu.

"Kaya saat gue liat dia, serasa dia tuh punya rencana yang nggak baik gitu."

"Nggak boleh berburuk sangka, Cy!" peringat Cassie. Sedangkan Lisa dia hanya menyimak apa yang teman-temannya ceritakan ini, dia merasa bingung kenapa soal rumah mereka sampai ribut padahal setahu Lisa itu bukan rumah apa-apa hanya sebuah bangunan rumah tua tidak lebih dan tidak kurang.

Padahal Rumah itu sepertinya mempunyai riwayat yang kelam tapi sayang Lisa tidak memikirkan sampai situ dia terlalu polos untuk memikirkan hal-hal itu.

"Gue nggak berburuk sangka, Cas, oke biar gue semakin yakin bisakah kalian atau dari salah satu dari kalian menjelaskan detail dari rumah itu? Please.. gue mohon." Lucy memohon.

"Yaudah biar gue aja," balas Cassie.

"Tapi, bisakah kita langsung ke tempat itu aja? Biar gue lebih jelas ngejelasinnya?" tanya Cassie.

"Tapi ...," ucapan Lucy terpotong oleh ucapan Jay. "Baiklah... gaskennn!"

"Ngokhey!" balas mereka semua.

Tanpa sadar satu sosok di bawah pohon itu merasa sangat girang. "Waktunya sebentar lagi, Sayang." Lalu sosok itu menghilang entah kemana.


****

RUMAH SESAT [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang