Gausah basa-basi lagi, pokonya jangan lupa vote sama comment-nya, OK?
Follow juga lapak kita tercinta ini fwwofficial_Happy Reading;)
***
Setelah melewati perjalanan kurang lebih tiga puluh menit, kini Melvin dan Kiara sudah sampai di depan rumah Kiara.
Padahal tadi Kiara sudah meminta Melvin, agar menurunkannya di depan gang saja, tetapi lelaki itu tidak mengindahkan ucapannya.
Kiara turun dari motor Melvin, lalu dirinya hendak melepas helmnya, dan setelahnya ia kembalikan helm itu ke pemiliknya. Namun sialnya, kaitan helm itu sangat susah untuk dibuka.
Melvin yang melihat itu, berinisiatif membantu Kiara melepaskan helm itu. Dia sedikit memajukan tubuhnya ke arah Kiara.
Hal yang dilakukan Melvin, sukses membuat Kiara melebarkan matanya. Wajah mereka sangat dekat, bahkan hembusan nafas mereka begitu terasa.
Setelah berhasil membuka kaitan helmnya, Melvin mengangkat helmnya dari atas kepala Kiara. Hingga tak sengaja mata mereka bertabrakan. Membuat mereka saling bertatapan satu sama lain, sebelum akhirnya Kiara terlebih dahulu memutuskan kontak mata mereka.
"Eh—eumh, thanks ya!" ucap Kiara berusaha menyembunyikan kegugupannya.
"Kok gugup?" tanya Melvin dengan senyum jahilnya. Padahal kenyataannya Melvin juga gugup, tetapi dia pandai menutupi kegugupannya itu.
Melvin tertawa puas. Melihat Kiara yang salah tingkah, membuatnya semakin terpesona.
"Lo mau tetep disini?" tanya Kiara mengusir halus Melvin.
"Emang boleh masuk?"
"Yang suruh lo masuk siapa?!"
Melvin menggaruk tengkuknya yang tak gatal. "Tadi?"
Hal itu membuat Kiara yang melihatnya, memutar bola matanya jengah. Rupanya ketua OSIS di sekolahnya ini, salah tangkap.
"Maksudnya, lo gak pulang?"
"Lo ngusir gue, nih?" Bukannya menjawab pertanyaan Kiara, justru Melvin balik bertanya.
Kiara membuang nafas kasar. Kiara memutar tubuhnya berniat untuk masuk ke dalam rumahnya. Baru satu langkah Kiara berjalan, suara Melvin berhasil membuatnya mau tidak mau berhenti, lalu kembali memutar tubuhnya menghadap lelaki itu.
"Nomor telepon lo?"
"Hah?" Kiara menatap Melvin dengan tatapan aneh. Ketua OSIS nya ini ternyata aneh.
Seketika Melvin gugup, jantungnya berpacu dengan cepat. Dia mecoba menetralisirkan rasa gugupnya.
'Gini doang masa lo gugup! Cemen banget lo, Vin!' batin Melvin mengejek dirinya sendiri.
"Eumm ... itu, minta nomor lo."
"Nomor gue cuma satu, kalo lo minta, gue gak punya lagi," ujar Kiara berpura-pura tidak mengerti.
"Gak gitu konsepnya, Kiara."
"Iya-iya tau. Buat apa, nomor gue?" tanya Kiara heran.
"Kali aja, lu mau PDKT sama gue gitu."
"Ngaco! Udah sana pulang! Udah mau malem."
"Jadi ... gak dikasih, nih?" Melvin menatap Kiara memelas.
"Gak!"
"Yah ... ya udah gapapa. Nanti gue bakalan dapet nomor lo, dengan usaha gue sendiri."
"Apa, sih?! Lagipula, nomor gue emang penting banget apa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Kiara (On Going)
Teen Fiction[Kelompok-1] *** Dijodohkan dengan lelaki yang disukai? Kalian pikir, itu sangat beruntung, bukan? Ya! Kiara juga mengalami hal itu. Namun, bahagia tampaknya hanya akan ada dalam angannya saja. Bukannya bahagia, Kiara justru malah menderita. Bagaima...