Happy Reading 😊
***
Hari senin yang membosankan. Hari di mana murid-murid, harus berdiri di bawah teriknya matahari pagi.
Upacara? Ya! Kegiatan rutin setiap hari senin. Tak jarang, beberapa siswa nakal, sengaja datang terlambat, agar tidak perlu mengikuti upacara rutin itu.
Seperti yang sering dilakukan Elvan. Lelaki tampan itu, kembali terlambat. Entah mengapa, Kiara selalu tahu kebiasaan lelaki itu. Mungkin, karena dia sering memperhatikannya secara diam-diam.
Tak terasa, sudah satu tahun lamanya Kiara bersekolah di SMA Gemilang. Setiap hari dia selalu bersama dengan sahabatnya. Mereka berteman sejak MPLS, tepat setelah disaat Kiara bertemu dengan Elvan.
Ayara Moura Belle. Gadis yang kerap disapa Aya inilah, sahabat Kiara. Kala itu, mereka tak sengaja berpapasan di toilet. Dan di situ, Aya dengan wajah ramahnya menyapa Kiara seolah-olah mereka sudah lama bertemu.
Sikap Aya yang friendly, membuat Kiara merasa nyaman berteman dengannya. Tidak ada sedikitpun rasa malu, ataupun canggung saat keduanya bertemu. Lebih tepatnya, Aya yang merasa tidak malu. Semenjak itulah keduanya resmi berteman.
Kiara sebenarnya tipe orang, yang tidak pandai bersosialisasi. Dan berkat sikap Aya yang sok kenal sok dekat itu, Kiara berhasil memiliki seorang teman.
Ya, walaupun sikap Aya sangat menyebalkan. Tetapi, Kiara sangat beruntung bisa bertemu dengan Aya. Karena dengan hadirnya Aya, hari-hari Kiara menjadi sedikit lebih berwarna.
Karena sikap Aya yang sering membuatnya malu, Kiara harus memiliki muka tebal. Setiap hari, ada saja hal-hal yang dilakukan anak itu. Setiap berjalan dengan Aya juga, terkadang mereka menjadi pusat perhatian karena sikapnya itu.
"Anjir, cakep!" pekik Aya tiba-tiba.
Kiara menoleh mengikuti arah manik mata milik Aya. "Siapa, Ay?" tanya Kiara penasaran.
Aya memutar bola matanya malas. "Lo kudet atau gimana, sih?! Ya ketos kita lah, anjir! Ciptaan Tuhan, emang gak pernah gagal!" puji Aya sedangkan Kiara mengangkat bahunya acuh.
Saat ini yang ada dalam pikiran Kiara, hanyalah lelaki berparas tampan bernama Elvan. Memangnya, siapa lagi?
"Kalian, belum masuk barisan?" tegur lelaki dengan setelan jas OSIS, kebanggan SMA Gemilang.
Suara bariton tersebut membuyarkan lamunan Kiara.
"Hai, kak! Aku Aya!" sapa Aya centil.
Kiara yang melihat itu memutar kedua bola matanya malas. Lihat, lagi-lagi Kiara dibuat malu dengan sikap temannya ini. Memang Aya, benar-benar tidak tahu malu.
"Saya Melvin, salam kenal," balas Melvin-ketua OSIS, ramah.
Bola mata Melvin melirik seseorang di samping Aya, yang dia tak tahu namanya. "Dan kamu?" tunjuk Melvin membuat Kiara spontan menujuk dirinya sendiri. Melvin mengangguk, membenarkan isyarat Kiara.
"Gue Kiara, salam kenal."
Melvin tersenyum manis, diiringi lesung pipi membuat kesan tersendiri untuknya.
"Upacara akan segera dimulai. Dan kalian silahkan memasuki barisan masing-masing," ucap Melvin mengingatkan lalu berlalu begiu saja.
"Yah! 'Kan gue belum sempet minta nomornya," dumel Aya sedikit kesal.
Kiara tertawa meledek. "Kalaupun lu minta, emangnya dikasih? Gue rasa sih, enggak!"
"Heh! Kurang ajar lo!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Kiara (On Going)
Ficção Adolescente[Kelompok-1] *** Dijodohkan dengan lelaki yang disukai? Kalian pikir, itu sangat beruntung, bukan? Ya! Kiara juga mengalami hal itu. Namun, bahagia tampaknya hanya akan ada dalam angannya saja. Bukannya bahagia, Kiara justru malah menderita. Bagaima...