Ch5 (Beauty and The Beast)

249 19 41
                                    

.

Di sebuah Istana yang besar nan megah. Seorang Pangeran bernama Kogeinu, sedang mengadakan pesta. Ketika sedang bersorak gembira menikmati pesta, tiba-tiba datang lah penyihir yang meyamar sebagai seorang nenek.

"cuk, gw numpang neduh ye." 

Penyihir tersebut yang kita kenal dengan nama Gero. Meminta pertolongan kepada Pangeran Kogeinu untuk berteduh di Istana, karena sedang terjadi hujan badai. "ntar gw kasih mawar mahal dari tokonya si Meychan buat lu, mao ga?" lanjut sang penyihir menawarkan setangkai mawar sebagai tanda terimakasihnya.

Sejak kapan Meychan jual mawar?

"gak gak! lu mau numpang neduh cuma bawain mawar, mbok bawain tuh nasi kebuli kek biar kenyang!"

"kasian ih nasinya di buli :("

Gero diselepet mawar Kogeinu.

"saket anjer! Lu mau nyelepet pake mawar, itu duri diilangin dulu ngapa!"

Karena tidak terima diselepet mawar mahal, penyihir Gero pun mengutuk Pengeran Kogeinu menjadi inu(?) dan semua pelayan-pelayannya menjadi perabotan, serta memformat cerita tentang Istana ini.

Eh bentar! jan diformat nanti data ceritanya ilang, kagak jadi ini chapter :(

"mampus! Gw kutuk kan lu, pokoknya lu bisa normal kalo ada orang yang mencintai lu dengan tuluz sebelum kelopak terakhir ni mawar jatuh! MUAHAHAHAHAH-- OHOK! OHOK! OHOK! HUWAHAHAHA OHOK!"

Gero memberikan kutukannya dan tertawa sambil keselek keluar istana, meninggalkan Kogeinu yang menjadi inu dan seluruh istana yang ia kutuk dalam kabut.

.

Suatu hari ada seorang pedagang yang baru saja selesai mengantarkan barang dagangnya ke desa sebelah. Dalam perjalanan pulang terjadi badai yang membuatnya mau-tak-mau harus mencari tempat perlindungan.

Saat menyusuri hutan yang berkabut, tak sengaja ia menemukan Istana yang sudah tidak terawat dan kosong.

"buset.. kotor banget kek pikiran author." Kata VipTenchou saat memasuki pintu utama Istana. Abis ngomong doi tepar gegara ditimpuk toples 'engkong gua' sama yang merasa punya nama.

Pedagang tersebut yang kita ketahui bernama VipTenchou, berniat berkeliling istana untuk melihat-lihat apakah istana ini ada yang punya atau engga. Kalo engga kan lumayan bisa dijadiin kos-kosan.

Amazing, Istana dijadiin kos-kosan.

Saat berkeliling Istana, tanpa disengaja VipTenchou menemukan sebuah taman mawar yang sangat indah. Ia pun berniat memetik setangkai mawar untuk dibawa pulang dan diberikan kepada anaknya.

Setelah memetik setangkai mawar, VipTenchou niatnya mau balik, eh pas dia jalan ga sengaja nginjek ekornya Kogeinu.

"GUSTI! SAKET ANJER!!" teriak Kogeinu kesakitan, dan ngelus-elus ekornya.

"eh?! Maap kagak sengaja." kata VipTenchou.

Kogeinu melirik tajam VipTenchou. Kemudian dia mendekati VipTenchou dengan wajah dan aura-aura negative. VipTenchou mundur perlahan sampai dia mepet ke tembok stage.

"lu ngapain metik-metik mawar gw hah?" tanya Kogeinu sambil mengkabedon VipTenchou. "eeeehh, itu.. gw.. cuma ngikutin naskah kok hehe." jawab VipTenchou takut.

"hoo.. cuma ngikutin naskah? Mau bikin naskah kita sendiri?" tanya Kogeinu lagi, sembari mengangkat dagu VipTenchou.

"JAN YAOI-AN MULU BAHLUL!! CAPEK-CAPEK W NGETIK NASKAH BUAT APAAN?!!"

Shiro naik ke Stage terus nabok Kogeinu, setelah itu uring-uringan balik ke backstage lagi. Padahal mah seneng sama scene barusan.

Oke back to story~

Dongeng Gabut UtaiteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang