Ch 7 (Jaka Tarub dan tujuh Bidadari)

235 16 32
                                    

.

Pada zaman dahulu kala, di sebuah desa tinggal lah seorang janda bernama Mbok Naruse. //ditabok Nqrse. 

Ia tinggal seorang diri karena suaminya sudah lama meninggal dunia.

Suatu hari, ia mengangkat seorang anak laki-laki menjadi anaknya. Anak tersebut kemudian di beri nama Jaka Tomo.

(Readers: JAKA TOMO SAPA ANJER?!)

Jaka Tomo tumbuh menjadi pemuda yang tampan, baik hati, tidak sombong dan rajin menabung. Setiap hari, ia rajin selalu membantu ibunya di sawah.

Karena memiliki wajah yang sangat tamvan, banyak gadis-gadis cantik yang ingin menjadi istrinya. Namun, ia belum ingin menikah.

"haelah, hari gini masih jomblo ae lu tong, cari bini sono!"

"yaelah mak, jodoh itu di tangan Tuhan."

"lah terus?"

"ya Tomohisa mana berani ngambil lah mak, sok-sokan ngambil punya Tuhan, entar kena azab kan koid."

"sa ae lu sarigan santen."

Mbok Naruse menyuruh anaknya untuk segera menikah. Namun, lagi-lagi ia menolak permintaan ibunya sampai suatu hari, Mbok Naruse jatuh sakit dan menghembuskan nafas terakhir. 

Jaka Tomo sangat sedih, karena belum bisa memenuhi permintaan sang ibu. Sejak kepergian Mbok Naruse, Jaka Tomo sering melamun. Kini sawah dan ladangnya terbengkalai.

"sia-sia gw kerja, yang biasa ngabisin beras sama makanan udah ga ada. Buat apa lagi gw kerja?" guma Jaka Tomo.

Di belakang backstage, Nqrse ngabsen penghuni kebun binatang.

.

Hari itu, ketika sedang tidur, Jaka Tomo bermimpi memakan daging rusa. Dan saat ia terbangun dari tidur gantengnya, ia pun langsung pergi ke hutan untuk mencari rusa.

Dari pagi sampai siang ia berjalan menyusuri hutan, ia sama sekali tidak menjumpai rusa. Jaka Tomo terus menyusuri hutan sampai tidak sengaja ia melewati sebuah telaga dan melihat ada tujuh bidadari sedang mandi di sana.

"uwiii... asupan"

"asupan apa om?"

"eh bangsul! kaget gw! ngapain lu dimari?!"

"gabut ih, dari chap kemaren shiro kagak nongol-nongol, baca narasi doang masa -3-"

"ya kan lu authornya Markonah!"

Oke kita tinggalkan dua manusia beda tinggi tersebut. Mari kita lihat keadaan di telaga. Nampak di sana ada tujuh bidadari yang sedang mandi, bermain-main air, bercanda dan tertawa.

"Sou! Sou liat geh! Aku nemu batu kali~" bidadari Putih atau sebut saja Mafumafu, berjalan ke arah si bungsu sambil menunjukkan sebongkah batu berwarna putih kehijauan. "uwaaa!! Mana Mafu-san???" tanya si bungsu bidadari biru langit alias Sou.

Eh bentar! Kok ku ngebayangin mereka pake kemben sih, bikin fanartnya ga ya? :(

Back to story~

Bidadari Biru tua alias Soraru, memperhatikan obrolan kedua saudaranya itu, "batu kali ae dibanggain. Sakata bisa bedain bebek sama soang tuh baru dibanggain." kata Soraru yang lagi santuy tidur di air(?).

Bidadari merah alias Sakata yang merasa terpanggil, mencak-mencak ga terima. "yak kok bawa-bawa nama gw seh om?!" protes Sakata sambil kecipak-kecipuk di air telaga. Soraru cuma mengangkat kedua bahunya cuek.

"udah-udah jangan berantem, nanti gw beliin balon satu-satu." lerai Bidadari ungu alias Shima. "ogah, beliin album baru gw aja." jawab bidadari hijau alias Eve. "ga usah promosi ya anda :)" bales bidadari orange alias Amawulan.

Dongeng Gabut UtaiteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang