The Man of the House

12

David ... kamu bukan ayahnya!"

“T-tidak… kenapa…” Pria di layar itu menangis.

“Hah! Aku sudah bilang!" Wanita itu melompat dan mulai menunjuk pria itu. “Kamu tidak bisa tinggal di rumahku lagi. Keluar! "

"Aku mencintai nya; Saya masih menginginkan dia dalam hidup saya. "

“Tangguh, dia bukan milikmu. Enyah."

Saya sedang menonton sebuah episode Oprah, yang lebih berfungsi seperti Jerry Springer. Semuanya sama, tapi juga berbeda. Beberapa hal tidak bisa berubah. Perempuan masih melahirkan bayi. Seorang wanita pasti tidak bisa bingung apakah dia adalah ibunya atau bukan. Namun, di dunia ini, pria seakan terlindungi jika membuat wanita hamil. Mereka akan tinggal di rumah mereka dan merawat anak itu sementara wanita itu pergi bekerja.

Wanita yang berselingkuh dengan pria tidak aneh bahkan sebelumnya, tetapi wanita di sini tampak jauh lebih tidak tahu malu dan tidak cenderung berbohong. Laki-laki, di sisi lain, sering bertindak diam, atau memalukan, atau menyebalkan. Sudah tiga jam sejak wanita itu meninggalkan saya di kamar hotel. Saya memutuskan untuk tinggal sebentar. Itu benar-benar tempat yang bagus bagi saya untuk menjernihkan pikiran.

Berbaring telanjang di tempat tidur, masih berbau seks, saya membalik-balik saluran satu demi satu. Beberapa pertunjukan bertukar gender, tetapi sebagian besar tidak. Meskipun, sifat pertunjukannya sangat berbeda. Sinetron telah berubah menjadi drama kriminal, dan drama kriminal itu tampak seperti kisah asmara.

Aku masih di kamar motel, mengikuti nasihat wanita asing itu dan menggunakan privasi untuk mengatur pikiranku. Itu menjadi membosankan dengan cepat, jadi saya mulai menonton televisi sebagai gantinya. Sebagian besar hari telah berlalu dengan saya bersantai di kamar. Saya memutuskan karena harganya sepeser pun, saya akan menyerbu kulkas mini penyegar untuk makanan dan minuman. Saya bahkan memesan beberapa film, termasuk satu film porno, ditagih ke kamar, tentu saja.

Film porno itu mirip dengan yang saya lihat di televisi. Fokusnya adalah pada pria itu, termasuk banyak closeup penis dan pantatnya. Hanya itu yang bisa dikatakan; itu sama sekali tidak menarik bagi saya. Saya menonton beberapa film juga, dan meskipun mereka mirip dengan apa yang saya ingat, mereka sering kali berbeda. Saya tidak bisa menangani perbedaan dan akhirnya berhenti menontonnya. Itu meninggalkan saya dengan televisi harian, yang telah saya baca-baca selama beberapa jam terakhir. Tentu saja, bahkan itu pun mengikuti.

Saya mengangkat remote dan mematikan televisi. Saya telah cukup melihat untuk memiliki pemahaman dasar tentang bagaimana dunia ini berfungsi sekarang. Saya hanya mencoba bersembunyi dari masalah saya. Sekarang sudah sekitar waktu makan malam, dan ibu mungkin bertanya-tanya di mana aku berada. Pada titik ini, saya punya dua opsi. Saya bisa berjongkok dan bersiap untuk menjalani hidup baru saya, atau saya bisa keluar dan memanfaatkan dunia baru.

Jika ada Tuhan di luar sana, pasti ada alasan dia menempatkanku di dunia ini. Saya teringat pada Groundhog's Day, dimana Bill harus mengenang hari yang sama terus menerus sampai akhirnya dia menjalani hari yang sempurna dan tanpa pamrih. Saya tidak memiliki keabadian untuk tumbuh sebagai pribadi, dan untuk semua yang saya tahu, dunia bisa kembali normal saat saya terbentur lagi.

Dalam hal ini, saya harus membuat daftar semua hal yang selalu ingin saya lakukan. Mungkin, jika saya mengisi daftar periksa ini, dunia saya akan kembali seperti semula. Jika itu terjadi lebih cepat dari itu, saya hanya akan menyesal tidak menjalani fantasi ini sepenuhnya. Saya mengeluarkan secarik kertas dan pena dari meja samping tempat tidur dan mulai menulis sambil berbicara sendiri.

Pertama, tidak ada hubungan seks tanpa kondom.

PMS tidak lazim di dunia ini. Lebih sulit bagi wanita untuk mentransfer PMS daripada pria. Lebih sulit, tetapi bukan tidak mungkin, dan tentu saja ada pria slutty yang juga suka memilih-milih. Tarifnya lebih rendah, tetapi tidak sampai tidak ada. Sudah cukup aku harus aman. Plus, saya tidak ingin berakhir dengan bayi.