Bukan Siapa Siapa

109 16 13
                                    

Kayla berjalan beriringan bersama kedua sahabatnya menuju kantin. Ketiganya tampak tidak peduli dengan keadaan sekitar, mereka berjalan sembari menciptakan candaan-candaan kecil yang membuat semua orang menatap ke arah mereka.

Wajar saja, ini adalah jam istirahat. Di mana biasanya kebanyakan orang memilih ke luar dari kelas.

"Kayla."

Suara berat dari seseorang membuat langkah ketiga perempuan itu berhenti, mereka kompak menoleh ke belakang.

"Gue?" tanya Kayla dengan menunjuk dirinya.

Aksa maju untuk mendekatkan dirinya.

"Gue mau ngomong sama Kayla."
Aksa berbicara kepada Mia dan Ana seolah dia sedang meminta izin untuk membawa Kayla pergi.

"Oke, tapi jangan lama-lama. Gue tunggu di kantin, Kay."

Ana pergi bersama Mia. Setelah itu Aksa langsung membawa Kayla pergi.

Kayla tidak tahu ingin di bawa ke mana, dia hanya menurut saat Aksa membawanya. Sampai akhirnya Aksa dan Kayla berada di suatu tempat. Aksa membawa Kayla ke taman belakang sekolah.

"Ada apa, sih? Tumben banget lo mau ngomong sama gue?" tanya Kayla sekaligus menyindir Aksa.

Yang Kayla tahu Aksa itu paling enggan berbicara, jangankan mengajak bicara, diajak bicara saja dia hanya menyahut seadanya. Ya memang sih, Kayla akui akhir-akhir ini Aksa memang lebih banyak mengajak Kayla berbicara terlebih dahulu.

Entah karena apa, Kayla juga tidak mengerti dengan perubahan Aksa belakangan ini.

Mereka berdua menduduki dirinya di kursi taman yang sudah tersedia.

"Gue ajak lo ke sini karena mau minta sesuatu sama lo."

Kayla mengernyit bingung. Tidak mengerti dengan apa yang Aksa bicarakan. "Maksudnya?"

"Gue minta lo jangan dekat-dekat sama Calvin," jawab Aksa to the point.

"Lo kenal sama Calvin?"

"Kenal banget. Dan gue minta lo gak usah berhubungan sama dia lagi."

Raut wajah Aksa yang tadinya serius menjadi lebih serius. Kayla masih mencoba mencerna perkataan Aksa dengan baik.

"Tapi kenap——"

" Dia itu bukan orang baik, Kay!!" Aksa memotong kalimat yang sedang diucapkan Kayla. Nada bicaranya yang tinggi membuat Kayla terkejut dan sedikit takut.

Sampai beberapa detik berikutnya Aksa mengusap kasar wajahnya, dia menyesal karena tidak bisa mengendalikan emosinya dihadapan Kayla.

"Gue—" Aksa mencoba ingin meminta maaf, namun Kayla lebih dulu memotong pembicaraannya.

Gantian!

"Apa hubungannya sama lo? Suka-suka gue mau deket sama siapa aja!!" Kayla bangun dari duduknya, sudah bersiap untuk pergi meninggalkan Aksa.

"Dan satu lagi... Lo nggak berhak ngatur-ngatur hidup gue, karena lo itu bukan siapa-siapa!!"

Aksa terdiam. Hatinya mendadak sesak saat mendengar perkataan yang Kayla lontarkan.

Aksa sendiri tidak mengerti, seharusnya dia biasa saja karena niatnya memang hanya mengingatkan Kayla. Di dengar atau tidak itu urusannya.

"Lo benar, gue emang bukan siapa- siapa." Aksa bergumam setelah Kayla meninggalkannya.

Kayla melangkahkan kakinya menuju kantin di mana sahabatnya sudah menunggu di sana. Kayla berusaha semaksimal mungkin untuk mengatur emosinya, dia tidak mau sahabatnya yang tidak mengetahui apa-apa terkena imbas kekesalannya terhadap Aksa.

Setelah mulai mendekati area kantin, Kayla memaksakan diri agar selalu tersenyum.

"Lama, ya?" tanya Kayla, ikut duduk bersama kedua sahabatnya.

"Nggak kok, cepet. Cepet banget malah sampai makanan kita mau habis," sahut Mia.

"Kayaknya semakin hari ada yang semakin dekat, nih," sambar Ana.

Kayla terkekeh mendengarnya. Yang mereka tahu setiap hari Aksa dan Kayla semakin dekat, padahal kenyataannya mereka berdua baru saja bertengkar.

"Nih makan! Keburu dingin nanti gak enak." Mia menyodorkan satu mangkuk mie ayam yang sudah mereka pesan untuk Kayla.

Kayla menerimanya, lalu hanya memakan beberapa suap saja. Pikirannya kembali dikuasai oleh Aksa, Kayla tidak mengerti mengapa Aksa menyuruhnya untuk menjauhi Calvin.

Padahal sejauh ini Kayla tidak merasakan ada sesuatu yang buruk, bahkan menurutnya Calvin itu orang yang baik.

"Tapi kayaknya kata-kata gue terlalu kasar, deh," batin Kayla.

Sedari tadi Kayla terus memikirkan ucapannya terhadap Aksa. Kayla pikir tidak seharusnya dia berbicara seperti itu kepada Aksa. Apalagi jika mengingat bahwa Aksa lah yang selama ini hadir di saat Kayla sedang terpuruk.

Bahkan di saat Kayla sedang merasa sedih karena Genta, Aksa adalah orang pertama yang membantu sekaligus menenangkannya.

Kayla jadi merasa bersalah, dia ingin meminta maaf, namun kalah dengan ego nya sendiri.

Dia juga merasa kesal karena merasa Aksa terlalu ikut campur dengan urusannya, apalagi jika mengingat sebuah kejadian itu. Kejadian yang menurut Kayla sangat memalukan.

"Ngapain lo harus peduli sama gue kalau lo aja udah punya pacar," gumam Kayla tanpa sadar.

Ana dan Mia saling melempar pandangan, sedari tadi mereka memerhatikan Kayla yang hanya asyik bertempur dengan sumpitnya.

Tangannya terus mengaduk makanannya, sedangkan matanya menatap lurus ke arah depan.

"Kay," panggil Ana, mencoba untuk menyadarkan Kayla.

Kayla bergeming.

"Kenapa tuh anak?" tanya Mia.

Ana mengedikkan bahunya, takut jika Kayla tiba-tiba kesambet.

"Kayla!!!"

"Iya apa, maafin gue Aksa."

Mulut Ana dan Mia terbuka sempurna, tidak menyangka jika Kayla sedari tadi melamun memikirkan Aksa.

***

Vote komen dulu yuks😍






❤️KAYSA♥️[ Revisi Setelah Selesai] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang