sebuah rahasia

106 10 1
                                    

Setelah kejadian tadi pagi bahwa Arlin melihat sebuah berita yang tidak baik tentang Kayla ia pun membiarkannya terlebih dahulu. Bukannya tidak penasaran, Arlin hanya ingin menenangkan dirinya agar ia tidak emosi dan langsung memarahi Kayla begitu saja nantinya.

Selain itu Arlin juga sedang berusaha memikirkan bagaimana caranya agar Kayla mau menceritakan seluruh masalahnya, karena Arlin sudah tahu betul jika putrinya itu tidak akan menceritakan apapun kepada dirinya.

Setelah mendengar bagaimana kelakuan Kayla akhir-akhir ini berhasil membuat Arlin khawatir. Ia tidak mau terjadi sesuatu yang buruk pada putrinya tanpa sepengetahuan dirinya.

Setelah merasa tenang, Arlin pun segera menuju kamar putrinya untuk menanyakan semuanya secara baik-baik agar tidak terjadi lagi pertengkaran antara dirinya dan putrinya.

Saat tiba di dalam kamar Kayla, Arlin mendengar suara rintikan air dari dalam kamar mandi dengan begitu jelas. Bisa Arlin pastikan jika di dalam ada Kayla yang sedang melakukan ritual mandinya.

Arlin berjalan menyusuri di setiap sudut kamar putri tunggalnya itu, ia tersenyum saat melihat foto Kayla yang terlihat sangat bahagia di masa kecilnya yang di tata rapi di atas nakas. Setelah beberapa menit mengamati wajah cantik putrinya di foto itu ia pun melanjutkan melihat foto-foto lainnya yang menempel di dinding kamar, namun langkahnya seketika terhenti saat menemukan sesuatu yang janggal dari pandangan matanya.

Ada sebuah plastik dari apotek. Arlin berpikir jika Kayla sakit dan telah membeli obat dari salah satu apotek. "Apa ini?" Arlin mengambilnya untuk mengetahui isi dari dalam plastik tersebut. Lalu beberapa detik setelah melihat isi dari plastik itu, jantungnya seketika berhenti berdetak.

"M-mamah?!" Kayla keluar dari kamar mandi dalam kondisi rambutnya yang masih dibungkus oleh handuk. Ia terkejut. Ditambah lagi karena Mamahnya sedang memegang sebuah benda yang belakangan ini membuatnya takut dan gelisah seorang diri.

"Mamah ngapain di sini?"

Apa ini Kayla?" tanya Arlin memegang sebuah testpack.

Ya. Benda yang ditemukan Arlin dari dalam kantung plastik itu adalah testpack.

Kayla tercengang. Bahu nya bergetar hebat, tubuhnya mendadak kaku, keringat nya keluar membasahi sekujur tubuh nya. Air mata nya pun mulai keluar membasahi pipi tirus nya.

"JAWAB MAMAH, KAYLA!! KENAPA ADA INI DI KAMAR KAMU?!!"

Flashback on.

Sore itu Kayla baru saja keluar dari salah satu supermarket terdekat dengan membawa belanjaan yang lumayan banyak. Ia pun segera memasukkan belanjaan itu dan menatanya dengan rapi di dalam mobil agar tidak ada barang yang rusak jika mobilnya sedang berjalan.

"Akhirnya selesai juga," ucap Kayla setelah menutup pintu mobilnya. Ia berbalik, ingin segera masuk dan mengemudi mobilnya agar cepat sampai di apartemen karena langit sudah mulai gelap.

Kayla hendak membuka pintu mobilnya, namun tiba-tiba saja ada yang membekap mulutnya dengan sapu tangan dari belakang.

Kayla tidak ingat lagi. Ia pingsan dan saat sadar dirinya sudah berada di suatu tempat yang ia tidak ketahui keberadaannya.

Tempat itu gelap. Sangat gelap.

"Aw! Gue di mana? Kenapa kepala gue sakit banget?" Kayla mengerang kesakitan seraya memegangi kepalanya yang terasa pusing. "Tolong!! Siapa pun yang ada di sini tolongin gue!" Kayla berharap ada yang mendengarnya lalu menolongnya untuk keluar dari tempat itu.

Kayla memaksakan dirinya untuk berjalan, setelah beberapa detik lampu di ruangan itu menyala hingga memberikan sinar yang begitu terang.

Kayla bisa melihat semuanya dengan jelas. Saat ini ia sedang berada di sebuah gudang tua.

Ada seorang pria yang muncul dari balik pintu, Kayla tidak mengenalinya karena pria itu memakai topi beserta kacamata.

Seorang pria itu berjalan mendekati Kayla lalu membuka topi dan kacamatanya.

"Genta?! Ini beneran kamu?" Kayla benar-benar terkejut. Mantan kekasihnya yang memutuskannya secara sepihak dan menghilang begitu saja layaknya di telan bumi itu kini tiba-tiba menampakkan dirinya di hadapan Kayla.

"Lo masih inget gue?"

Kayla tidak munafik, meskipun Genta sudah membuat luka di hatinya ia tetap memikirkannya sampai sekarang. Hanya memikirkan, bukan mencintai dan menyayanginya seperti dulu. Luka itu berhasil membuat rasa sayang dan cinta Kayla terhadap Genta perlahan memudar.

"Kenapa kamu ngelakuin ini semua sama aku?" Kayla tidak tahu apa tujuan Genta menculik dirinya.

"Pelacur." Hanya kata itulah yang keluar dari mulut Genta. Dahi Kayla mengernyit bingung. "Lo anak pelacur." Genta melanjutkan perkataannya. Seketika mulut Kayla terbuka dengan sempurna.

Plak!

Kayla menampar pipi Genta dengan sekuat tenaganya. Ia benar-benar tidak tahu mengapa Genta mengatakan suatu perkataan yang sangat dibencinya.

Pasalnya, dulu Genta adalah orang pertama yang paling tidak terima jika ada yang mengatakan seperti itu atau apapun yang buruk kepada Kayla. Bahkan Genta tidak akan segan-segan memberinya pelajaran sekalipun orang itu berjenis kelamin perempuan.

Di saat semua orang membenci Kayla karena rumor tentang keluarga Kayla tersebut, hanya Genta lah satu-satunya orang yang berpihak dan membelanya mati-matian.

Tetapi sekarang? Genta justru mengatakan itu tepat dihadapan Kayla. Hancur sudah pertahanan Kayla selama ini. Ia merasa sangat hancur.

*********

TO BE CONTINUED

HARI INI AKU UP DUA KALI.

SEBELUM ITU JANGAN LUPA
VOTE DAN KOMEN DULU YUKS😘

TERIMAKASIH 😘😘😘








❤️KAYSA♥️[ Revisi Setelah Selesai] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang