Chapter 15

294 40 11
                                    

Seulgi lelah sekarang seulgi beristirahat sebentar di belakang halaman sekolah. Setelah satu jam muter-muter sekolah mencari keberadaan taeyong yang tak kunjung ketemu. Seulgi meraba saku bajunya mengambil mengecek hpnya.

"Kenapa gak gue coba telfon aja ya" seulgi berpikir dirinya ini bodoh sekali karena tidak mencoba untuk menghubungi taeyong lewat telfon

Seulgi akhirnya mencoba menelfon taeyong namun panggilan juga tak kunjung diangkat sampai panggilan yang ke sembilan baru diangkat buru-buru seulgi berbicara "Halo taeyong lo dimana? kenapa daritadi di telfon gak diangkat sih? gue cari-cari lo di sekolah juga gak ada lo kemana?" terdengar nada khawatir saat seulgi menanyakan keberadaan taeyong

Terdengar helaan napas dari taeyong "Kenapa? kenapa lo sekarang keliatan kaya orang perduli?"

"Maksudnya?"

"Gue tutup"

"T-Tunggu setidaknya kasih tau gue lo dimana sekarang"

"Rumah" lalu taeyong memutus panggilan tersebut

Seulgi tau rumah yang dimaksud taeyong itu apartement yang ditempati mereka berdua lalu seulgi pun beranjak untuk pulang ke apartementnya tanpa mengambil tasnya dan tas taeyong yang masih ada dikelas karena jam pelajaran masih berjalan.

Seulgi keluar sekolah lewat dinding belakang dan mau tidak mau seulgi harus memanjat dinding tersebut. Setelah berhasil keluar dari sekolah kini seulgi harus mencari taksi untuk mengantarnya pulang.

"Udah nunggu lama?"

"S-Sehun?"

"Nih pake" sehun melemparkan helmnya ke seulgi

Seulgi pun mengerti dia memakai helmnya lalu naik ke motor sehun. Sehun tersenyum saat melihat tangan seulgi yang masih membawa kotak P3K

"Udah siap?" seulgi mengangguk

"Pegangan" setelah itu sehun melajukan motornya membelah jalanan mengantar seulgi ke apartementnya

setelah menghabiskan waktu 15menit dengan kecepatan diatas rata-rata akhirnya mereka berdua sampai di apartement. Seulgi turun dari motor sehun "Makasih hun gue duluan ya" seulgi tergesa-gesa memasuki apartementnya sampai di depan lift "Seulgi" panggil sehun

Seulgi menoleh melihat sehun yang berlari menghampiri seulgi "Lho sehun kenapa?"

Sehun mengatur napasnya lalu menunjuk ke arah kepala seulgi "Helm"

Seulgi memegang kepalanya "H-hah ohiyaa" lalu seulgi melepaskan helmnya dan merapihkan rambutnya yang sedikit berantakan "Ini" seulgi memberikan helmnya ke sehun

Sehun pun menerima helm tersebut dan tersenyum "Masuk gih" lift pun terbuka dan seulgi pun langsung memasuki lift tersebut namun seulgi menahan liftnya "Lo gak masuk?"

Sehun menggeleng "Gue gak mau liat singa ngamuk lagian gue masih ada urusan lo duluan aja"

Seulgi hanya mengangguk lalu pintu lift pun tertutup. seulgi meremat kotak P3k yang dipegangnya entah kenapa dia merasa gugup memikirkan taeyong yang mungkin marah karena sikapnya apalagi tadi saat di telfon biacaranya sungguh dingin dan beda dari sebelumnya.

Kali ini seulgi harus mengalah dan meminta maaf kepada taeyong dan berterima kasih karena sudah menolongnya dari suga.

Setelah sampai di lantai apartementnya seulgi buru-buru keluar dari lift dan berjalan ke unit apartementnya. Seulgi masuk namun terlihat gelap semua gordyn ditutup dan semua lampu mati seulgi pun berjalan mencari taeyong dan memanggilnya "Yong ... taeyong" seulgi memanggil taeyong namun tak ada jawaban dari sang pemilik nama

Lalu seulgi pun berjalan memasuki kamar taeyong "Yong gue buka ya" perlahan seulgi membuka pintu kamar taeyong namun terlihat tidak ada siapa-siapa tapi seulgi tetap memeriksa dan masuk ke kamar taeyong dan detik berikutnya seulgi dibuat terkejut dengan kedua lengan kekar yang memeluknya dari belakang

"Taeyong?!"

"5 menit"

"Taeyong lepas"

"2 menit aja tolong"

Dan seulgi pun menurut mendengar lirihan taeyong dia tidak tega untuk menyuruh melepaskan pelukannya.

Seulgi hendak bertanya namun seulgi merasakan taeyong yang tertidur lelap bersandar dibahunya. Seulgi bingung dia ingin memindahkan taeyong tapi dirinya tidak bisa bergerak karena pelukan dan taeyong yang bersandar pada bahunya.

"Tae.." baru seulgi berucap namun taeyong sudah bangun dan berjalan ke arah kasurnya

"Taeyong lo gapapa?" tanya seulgi menghampiri taeyong

"Kenapa?" bukannya menjawab taeyong justru balik bertanya dan membuat seulgi bingung dengan pertanyaannya

"Luka lo belum diobatin" melihat bekas darah di sudut bibirnya 

Taeyong memegangi lukanya  "Oh ini ... nanti juga sembuh sendiri" ucap taeyong tersenyum namun senyum dengan arti lain

"Gak yong itu harus di obatin nanti malah infeksi" ucap seulgi khawatir 

"Kalo gitu obatin" pinta taeyong lalu seulgi pun mengobati lukanya sebenarnya tanpa disuruh pun seulgi pasti akan mengobatinya karena memang itu tujuannya.

Seulgi membersihkan luka taeyong dan memberikan obat merah pada lukanya membuat wajah mereka begitu berdekatan dan taeyong menatap lamat wajah seulgi dari jarak yang sangat dekat ini hingga tatapan taeyong bertemu dengan mata sipit seulgi.

Mereka berdua terdiam saling menatap dan saling mencari tau kebenaran apa yang dirasakan mereka berdua lewat kedua mata mereka.

Entah euphhoria apa yang membuat taeyong begitu berani memajukan wajahnya hingga bibirnya mendarat di bibir mungil seulgi awalnya seulgi kaget namun saat taeyong melumat bibirnya seulgi pun ikut dalam permainan taeyong dan entah sejak kapan kedua tangan seulgi kini sudah mengalung pada leher taeyong.

Taeyong terus melumat bibir seulgi mendorong tubuh seulgi sampai akhirnya taeyong menindih tubuh seulgi yang berada dibawahnya. Namun pasokan napas seulgi rupanya sudah menipis dia menepuk nepuk pundak taeyong agar berhenti dan setelahnya taeyong pun menyudahi ciuman tersebut dan ikut berbaring di samping seulgi dengan tangan taeyong yang berada di pucuk kepala seulgi mengelus surai rambut seulgi dan tangan seulgi yang memeluk erat pinggang taeyong. Keduanya pun terlelap dalam tidur sore mereka.

Jam 21.00

Seulgi terbangun dari tidurnya dan pemandangan yang ia lihat saat membuka matanya adalah wajah taeyong yang pulas tertidur di sampingnya dengan sebelah lengan yang mengganjal di leher seulgi "Seandainya kita kenal dengan baik apa kita bisa punya hubungan yang lebih baik juga?" gumam seulgi tangan seulgi terangkat dan mengusap luka taeyong lalu memberi kecupan singkat di dekat lukanya "Semoga cepat membaik" lalu seulgi pun bangun dan keluar dari kamar taeyong.

Saat seulgi keluar dari kamar taeyong membuka matanya ia memegangi lukanya yang habis di kecup oleh seulgi lalu tersenyum. Sebenarnya taeyong sudah bangun sejak tadi namun dia tidak bisa bergerak karena seulgi yang terlihat begitu pulas tidurnya jadi taeyong hanya memandangi seulgi saat tidur "Maaf bikin perasaan lo bingung seul"












Hai hai cara is back FHTL sudah update lagi 

Huhuhu makasih banyak buat kalian yang masih setia sama story ini semoga aja kalian masih mengingat jalan ceritanya yaaa...

Ayooo kalian gak mengharapkan lebih dari ciuman kan? wkwkwkwkwk

Jangan lupa voment ya chinguuu

Tbc...

from HATE to LOVE ? [seulyong]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang