2018 Mei 18
Keadaan kantin di sekolah bernuansa krem itu sepi setelah bel berbunyi menandakan istirahat telah berakhir.
Hanya ada enam siswa laki-laki dengan seragam yang berantakan sedang berkumpul di salah satu meja.
"Lo beneran mau masuk Analis?" Tanya cowok berkacamata bernama Dion.
"Yakin lo? Emang otak lo kuat?" Tambah Raja, si cowok manis yang duduk di sebelah Dion.
"Ya mau gimana lagi, emak gue yang mau" jawab Delvin dengan pasrah.
"Nah itu tuh kek Delvin, nurut banget ama orangtua, contoh dia man" sahut Rey, si bule.
"Mirror dong!" Gas Al.
"Sisanya? Mau masuk SMA Brawijaya?" Tanya Dion.
"Kalo gue sih emang pengen masuk sana, sekalian gue mau mempertahankan The Cross. Biar satu sekolah lagi kita" jawab Farrel.
"Oke. Del, walaupun gak satu sekolah The Cross harus tetep ada. Semangat buat lu lu pada, semoga bisa masuk ke SMA yang lu pada mau" ucap Dion tersenyum.
~~
Setelah dari sekolah, Nara, cewek berkulit putih itu mampir ke sebuah cafe yang cukup jauh dari sekolahnya untuk bertemu dengan sahabatnya.
"Lama banget lo!" Semprot cewek berseragam yang sudah berada di cafe tempat mereka janjian, Fianna.
"Ya maaf bor, ngantri"
"Mana tangan gua sakit banget nih bawa buku segitu banyak, mobil pake mogok segala jadi jalan kaki gue" keluh Nara memperlihatkan telapak tangannya yang merah.
"Lagi kek orang susah. Itu ojol banyak"
"Di cancel mulu bor, daripada gua telat jalan adalah pilihan terbaik"
KAMU SEDANG MEMBACA
Crossroad
Dla nastolatków"Rel, kita temen kan?" "Maunya?" ~ "Na, makasih ya setahunnya" "Apaan sih? Kayak abis putus lo!" ~ "Jangan cuma gara-gara cewek persahabatan jadi hancur"