Crossroad • 1

5 0 0
                                    

2018 Juli 19

Di SMAN Brawijaya suasana sangat meriah karena hari ini, hari terakhir MOS buat angkatan 21. Seperti biasa, hari  terakhir ini adalah demo ekskul.

Terdengar banyak sorakan dari kelas 10 sampai kelas 12 yang ikut menonton. Brawijaya memang memiliki beragam ekskul, mulai dari PMR sampai Radio.

Untuk barisan X IPS 2 barisannya udah ga teratur. Ada yang duduk di atas pot, ada yang bikin lingkaran ngerumpi, ada juga yang numpuk di depan kayak The Cross ex-Delvin.

Kan doi beda sekolah.

Udah numpuk di depan, rusuh pula. Si Raja dan Rey yang teriak-teriak nggak nyambung pokoknya semangat banget, si Farrel dan Al yang ngegodain penampil ekskul cewek, dan Dion yang kerjaannya ngejitak-in temen-temennya. Untuk Al, dia anak X IPA 3, tapi karena banyak ngumpul di IPS 2 jadilah dia nimbrung disana.

"Halo cantik!" Sapa Farrel begitu ada cewek kelas sebelah lewat di depan dia.

"Insyaf men" kata Al yang melihat kelakuan temannya.

"1,2,3"

"Cantik, mau kemana?" Kini Giliran Al yang menggoda cewek yang lewat.

"Apa urusannya sama lo?" Judes si cewek, Fianna, lalu dia melanjutkan jalannya.

"Eh jadi cewek gak boleh judes judes, nanti gak ada yang mau!" Teriak Al.

"Gila" cicit Anna.

Di kamar mandi cewek, Anna nemuin sahabatnya, Nara yang baru aja selesai cuci tangan.

"Itu cowok yang pake jaket denim anak kelas kita?" Tanya Anna bersender di tembok.

Nara berbalik menatap Anna, "yang mana?"

"Yang di depan sama Dion"

"Enggak, namanya Alazka, dia anak IPA sama satu lagi yang mukanya arab, namanya Rey, dia anak IPS 3"

Anna mengangguk

"Kenapa?" Tanya Nara.

"Godain gue tadi"

"Ooh. Udah yuk balik lagi! Nanti di cariin OSIS" ajak Nara.

~~

"Tidak ada yang mau jadi ketua kelas?"

Pertanyaan itu hanya mendapat keheningan tanpa jawaban apa-apa dari 36 siswa yang berada di ruang kelas itu.

Guru laki-laki itu menggelengkan kepalanya dan meraih spidol. Dengan acak, dia menunjuk dan menanyakan nama siswa/i yang ditunjuknya.

"Kamu siapa namanya?" Tanya Pak Erik ke siswa yang duduk di barisan 2 paling depan.

"Raja, Pak" jawabnya.

"Oke, silahkan kalian vote salah satu nama yang saya tulis di papan tulis ini" kata Pak Erik sambil mengetuk-ngetuk papan tulis.

Di papan tulis itu sudah ada nama
Abrizal
Laras
Lana
Bella
Ayu
Fianna
Raja

"Anna, bantu saya motongin kertas buat vote"

Anna senyum, bersabar atas wali kelasnya ini. Tanpa ba-bi-bu ia langsung mengerjakan apa yang di suruh oleh walasnya di bantu Nara setelahnya di bagikan ke meja teman-temannya.

Setelah di kumpul, Anna di panggil lagi untuk ngebacain isi kertasnya. Anna sabar.

"Pak, suara saya nggak bisa gede" kata Anna.

"Raja, sini bantu bapak" panggil Pak Erik.

Anna udah kegirangan mau duduk, eh malah di tarik kerahnya sama Raja di pelototin pula, yaudah gajadi.

"Belom jadi pengurus kelas aja udah di suruh-suruh, apalagi ntar"

Setelah selesai, Anna rasanya mau masuk lagi aja ke rahim ibunya. Ini pertama kalinya doi jadi wakil ketua kelas. Dari SD sampe SMP bahkan dia gak pernah jadi sekertaris, pernah juga jadi seksi keamanan itupun pas SD. Tapi kenapa tiba-tiba naik jabatan jadi wakil ketua kelas?!

Hasilnya begini
Abrizal : seksi keamanan
Laras : sekertaris
Lana : seksi keamanan
Bella : bendahara
Ayu : sekertaris
Fianna : wakil ketua kelas
Raja : ketua kelas

Ini yang kenal Anna cuma Nara, tapi yang vote dia kenapa banyak banget sih. Jadi kesel sendiri.

"Cieee, waketu" ledek Nara begitu temannya sampai di tempat duduknya.

"Ya sudah, untuk pengurus kelas, saya minta tolong bertanggungjawab atas jabatan kalian ya. Dan untuk yang lain, tolong kerjasamanya dengan pengurus kelas" kata pak Erik.

"Iya pak"

"Saya keluar dulu ya, sampai ketemu di pelajaran saya, assalamualaikum"

"Wa'alaikumsalam"

Baru aja Anna mau mengeluarkan seluruh keluh kesahnya kepada Nara, si Raja udah diri aja di sebelah meja dia.

"Mintain nomor wa anak-anak dong" ucapnya cengengesan.

"Kok gue? Emangnya nggak bisa lo aja?" Tanya Anna tidak terima.

"Ribet pindahin nya sayang, lo aja sana"

"Heh Raju! Lo kan ketua kelas, mintain lah sendiri!" Gas Anna.

"Lo kan waketu, apa salahnya?"

"Tidak-tidak. Dimana-mana yang mintain nomor anak kelas itu ketu BUKAN waketu!"

"Yaudah iya, sini nomor lo" akhirnya Raja mengalah, dia meramal bahwa Anna ini zodiaknya Scorpio jadi gimanapun Anna akan menang debat.

Raja ngasih hpnya ke partnernya dan Anna mulai ngetik nomor teleponnya.

"Itu temen lo juga yang diem aja, sekalian" kata cowok itu begitu Anna mau ngembaliin hpnya.

"Oh iya. Nih, Nar"

"Oke, sayang" setelah itu anaknya kabur ke barisan ujung.

"Emang nggak ada bedanya sama temennya"

CrossroadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang