Bab | 02

12 3 0
                                    

Kini masa-masa di kelas X telah berakhir. Sekarang kita beranjak ke kelas XI. Aku terbang ke kelas XI. Di sana anak-anaknya pintar semua. Pasti akan ada persaingan yang ketat di sini. Di sana juga aku bertemu dengan teman-teman baru. Aku berkenalan dengan Lisa, Lusy, Indah, Yuwen dan Thesy. Di kelas XI aku merasa bahwa kebersamaan adalah yang nomor 1. Jadi tak kan ku lepas prinsip itu. Begitu juga dengan teman-temanku yang lainnya.

Aku dipilih sebagai anggota OSIS. Dari situ aku mulai belajar untuk berorganisasi. Kami juga ikut menangani MOS bagi adik-adik kami yang baru masuk di sekolah ini. Mulai dari mendekor ruangan sampai penyajian materi. Tak lupa kami meminta kesediaan para guru untuk menjelaskan materi yang berhubungan dengan sekolah agar mereka bisa menjadi siswa yang baik dan teladan.

Waktu di kelas X Kami pernah mengadakan kemping pramuka. Seru sekali mengikuti kemping tersebut. itu adalah sebuah program OSIS yang kami buat dan telah kami laksanakan. Di sana juga dilaksanakan berbagai perlombaan di bidang akademik. Semuanya berjalan lancar berkat semua siswa dan para guru yang turut berpartisipasi melancarkannya. Banyak sekali kejadian-kejadian lucu yang terjadi saat kemping tersebut berlangsung. Misalnya ada yang tidurnya suka mendengkur, anak-anak pramuka dihukum malam-malam karena kehilangan benderanya dan sebagainya.

Yang paling serunya waktu aku dan teman-teman di kelas XII. Di sini aku dan teman-teman mengalami berbagai peristiwa yang menarik. Suka dan duka kami jalani bersama. Terkadang kami saling marah, saling benci, egois, mau menang sendiri, dan sebagainya.

Tetapi dari situ kami belajar untuk saling mengerti, sabar, tegar dalam menghadapi semua cobaan yang ada, tak mudah putus asa, terus berjuang dan masih banyak lagi. Banyak temanku yang mulai jatuh cinta dengan lawan jenisnya (kalau aku tak pernah merasakan indahnya cinta sewaktu SMA. Tapi tak masalah! Aku senang dengan keadaan sekarang). Kami mengetahui hal ini, karena kami sering bersama. Jadi, kami membantu mereka untuk mendapatkan apa yang mereka idam-idamkan (misalanya Oji dan Lena yang dikala itu sedang dilanda virus-virus cinta, bukan virus Corona loh ya hihi..

Asmara mereka seperti kobaran api. Kami juga pernah mengalami peristiwa yang belum pernah terjadi di sekolah, yakni bertengkar karena salah faham antara adik kelas dengan kakak kelas. Semuanya berawal dari apel pulang sekolah dan salah seorang adik kelas kami membuat usik di barisan belakang, sehingga linda teman kami menegurnya dan memukulnya. Kejadian tersebut berlanjut sampai di rumah. Ia memanggil anak-anak kompleksnya dan mencari Linda, Aksi baku pukul pun tak terhindarkan. Beruntung, linda bisa meloloskan diri dari pencarian mereka yang memegang emosi di hati. Situasi pada saat itu sangat panas.

Keesokan harinya, kami semua yang terlibat masalah dipanggil kemudian dimintai keterangan. Kami menjelaskan kejadian itu dengan sangat jelas dan benar. Pihak sekolah berhasil mendamaikan kami. Kami berjanji tak kan mengulanginya kembali (tapi lebih gilanya kami masih bisa bergaya di depan siswa lain yang melihatnya, sementara situasi saat itu lagi rumit. Memang manusia-manusia yang sangat langka. Patut untuk dimuseumkan hihi.. Kami sangat lega saat masalah tersebut juga berhasil diselesaikan oleh pihak berwenang. Mereka semua yang terlibat atas kasus baku pukul tersebut berjanji tak kan membuat kesalahan yang sama untuk kedua kalinya. mereka semua telah berdamai dan jika melanggar apa yang telah disepakati, maka resiko ditanggung sendiri.

Kami juga berinisiatif untuk membuat pohon telur sebagai bentuk kecintaan akan sekolah kami karena hari itu memperingati maulid nabi Muhammad SAW, sudah dekat. Jadi, kami meminta sumbangan dari teman-teman kelas demi tercapainya tujuan tersebut. Hasilnya lumayan banyak. Sebelum proyek dimulai, kami semua diberi tugas masing-masing untuk mencari dan menyediakan alat dan bahan guna pembuatan pohon telur untuk maulid yang kami maksud.

Kami meminta bantuan teman kami untuk membuat kerangka pohonnya dari batang pohon pisang, Setelah semua alat dan bahan telah tersedia kami langsung mengerjakannya. Saat pekerjaan telah selesai kami langsung berpose di bawahnya. Betapa indah sekali warna-warni kemasan telur yang menghiasi pohon maulid di kelas kami , ditambah indahnya wajah wajah kami yang membuatnya, indah berseri hehe..

Kita pasti senang jika berada di antara teman-teman yang hobinya suka melawak? Bagaimana tidak? Pasti ada saja hal yang jadi bahan perbincangan. Merri dan Riska , Mereka ini yang selalu membuat kami tertawa jika melihat aksi konyol mereka. Mereka ini “narsis abis deh!”. Pokoknya mereka ini pintar sekali melawak (aura pelawaknya tak bisa ditutupi lagi).

Kalau indah dan Ilna orangnya pintar (mereka berdua ini tiada hari tanpa belajar. Bos, cari waktu untuk refreshing juga!). Ria dia cantik (kata anak-anak), Risil si tukang usil (ada saja tingkah lakunya), ani mentalnya kurang bagus (harus belajar untuk bisa menahan emosi bos!), Reka sang bodyguard di sekolah (orangnya kecil, tapi nyalinya selangit), Vivi dan aku orang yang kreatif (jago buat puisi juga), kalau Stenly steel suka malas sekolah (pasangan sehidup semati dengan Dewi), Yuna orangnya baik (dia suka membantu), Christ itu anakya musik (daftar lagu di hpnya kebanyakan yang Korea pop gitu ). Farah lebih terkenal dengan sebutan “tarlabu”( terlalu buduh) hahaha... (tak tahu kenapa dia bisa dipanggil seperti itu), Bella orangnya romantis (dia sangat piawai dalam hal menari juga. Goyangannya buat orang lain geregetan), Oki dan Dara orangnya pendiam.

Tapi, mereka itu diam-diam makan dalaman, dalaman sapi maksudnya yang di buat Coto Makassar hehe (jangan marah Bro?). Dan yang terakhir perkutu dan kutilang, Meski sering dipanggil dengan sebutan “kutu buku", dia itu orang yang sangat rajin (pertahankan temen. Itu sebuah modal).






                             Bersambung...

Kisahnya Singkat Namun MelekatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang