3. Gara-Gara Basket

2 0 0
                                    

Selasa 16 November 2021

Hallo, assalamu'alaikum readers
Happy reading😘😘

°°°

"Rivaldi Abimana, silakan kamu drible bola seperti yang lain lalu kamu masukkan bola ke dalam ring sebanyak 5 kali kesempatan. Silakan Valdi!" Kini giliran Rivaldi yang berkesempatan untuk mendrible basket.

Rivaldi memang sangat pandai di bidang akademik, bahkan dia termasuk dalam siswa yang sangat cerdas, tetapi kelemahannya yaitu dibidang olahraga. Olahraga yang ia sukai hanya lari dan renang. Selain itu, ia tidak suka. Ia pasti akan melakukannya setengah hati, asal melakukan tugas saja dan akhirnya ia tidak melakukan praktek sesuai dengan teori yang seharusnya.

Brukkk!!!

Bola basket yang Rivaldi lempar bukannya menuju ke arah ring, malah meleset jauh ke luar lapangan.
Alhasil, bola tersebut menabrak kepala Arlida cukup kencang.

Rivaldi pun langsung berlari ke arah Arlida yang sudah dalam kondisi jongkok sambil memegangi kepalanya.

"Maaf, maaf, gua gak sengaja." Ucap Rivaldi cemas

"Awww!! sttt..." Arlida meringis kesakitan sambil memegang kepalanya.

"Lo punya mata kan? Ring basket itu ada di sebelah sana!" Suara Arlida meninggi sambil menunjuk ke arah ring basket. "Kalau gak bisa main basket tuh mendingan diem aja di kelas! pegang buku, belajar yang bener dan gak usah sok-sokan main basket kalau bisanya nyelakain orang lain! aww..." Kini, Arlida yang notabene adalah orang yang pendiam bisa berubah menjadi galak karena memang biasa ia memarahi abangnya hampir setiap hari.

Rivaldi membantu Arlida yang hendak bangun tetapi malah terjatuh lagi karena kepalanya terasa sangat pusing.

"Valdi, kamu bantuin dia ya. Bawa ke UKS." Perintah Pak Rio, guru olahraga Rivaldi.

"Iya Pak." Jawab Rivaldi yang memang berniat untuk bertanggung jawab atas kesalahannya.

"Biar gua bantu ya. Sini." Rivaldi berusaha memapah Arlida tanpa ada penolakan karena kepalanya masih terasa pusing.

Rivaldi sangat khawatir ketika melihat Arlida yang kini terlihat sangat pucat.

"Kenapa ini?" Tanya seorang bidan penunggu UKS sekolah.

"Kepalanya... kena bola Bu." Jawab Rivaldi cemas.

"Sini, biar Ibu periksa. Kamu tiduran dulu ya."

Ibu bidan tersebut memeriksa dengan teliti kepala Arlida dengan menekan-nekan pelan bagian kepala Arlida.

"Awww!!! sakit Bu." Teriak Arlida.

"Kepalanya benjol, agak memar juga. Biar nanti ibu obatin ya. Oiya, apa aja yang kamu rasa?"

"Sakit..." Yaiyalah sakit, Arlida ada-ada aja ya.

Bu bidan tersebut tersenyum ramah pada Arlida. "Rasa sakitnya gimana rasanya?"

"Kaya muter-muter gitu rasanya."

"Oiya. Ibu kasih obat luar dan ada pil juga ya. Ibu saranin nanti coba di Rontgen ya, takutnya ada luka dalam."

"Takut..." Jawab Arlida.

"Gakpapa, gak akan diapa-apain kok. Biar tenang juga kan kalau tau kondisi kepalanya. Mudah-mudahan gak kenapa-kenapa. Sini Ibu obatin dulu."

Rivaldi hanya berdiri mematung menguping Arlida dan Ibu bidan yang sedang berbincang. Ada rasa takut kalau dirinya membuat anak orang kenapa-kenapa.

Candra BaskaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang