Selasa, 02 Maret 2021
Halo, assalamu'alaikum readers
Happy reading😘😘°°°
"Dek, dek, dek..." Jika Bang Rino sudah berkali-kali memanggilku dengan suara memelas seperti ini, pasti dia sedang ada maunya.
"Hmmm..." Jawabku malas.
"Yaelah Dek, gitu amat jawabnya."
"Lagi mager."
"Gua ada perlu nih."
"Udah tau."
"Kok tau?"
"Udah hafal."
"Hafal apa?"
"Gelagat abang yang sok manis."
"Masa iya? Kan Abang emang selalu manis setiap saat, setiap waktu."
"Oh." Ketusku mulai sebal.
"Dek."
"Oyyy..."
"Serius nih gua."
"To the point aja keles." Tak sabar aku ingin mendengar sebenarnya apa sih yang ingin Bang Rino katakan?
"Gua takut lo ketawa, ngakak, terus jumpalitan." Ucap Bang Rino semakin memelas.
"Apaan sih Bang, bilang aja sih, jangan kelamaan. Kalau lama, gak akan aku tolongin." Gertakku.
"Tolongin gua ya, entar malem-" ucapan Bang Rino masih menggantung, sepertinya ia masih ragu untuk mengatakan maksudnya.
"Entar malem?" Tanyaku penasaran.
"Lo harus janji dulu untuk nolongin gua, baru gua lanjutin." Bang Rino mengacungkan kelingkingnya, berharap aku menautkan kelingkingku dengan kelingkingnya sebagai tanda berjanji.
"Ogah ahh... ini pasti jebakan Batman."
"Plis... mau dong. Ini tuh tentang kehormatan gua!" Mohon Bang Rino.
Aku yang tidak tegaan ini bisa apa? Ketika mendengar ini tentang kehormatan Bang Rino, sepertinya aku memang harus membantunya.
"Seriusan ya, awas kalau minta tolong yang aneh-aneh."
"Ckkk...jarinya dulu dong." Terlihat jelas, bibir Bang Rino mengembang berusaha merayuku.
Aku menautkan kelingkingku dengan kelingking Bang Rino sebagai tanda persetujuanku.
"Terus apa yang bisa aku bantu?" Aku masih sangat penasaran.
"Sini deh, gua bisikin." Bang Rino mendekat ke arah telingaku dan mulai membisikkan sesuatu. "Lo mau ya nemenin gua ke acara ulang tahun temen gua nanti malem plus jadi pacar pura-pura gua."
"Uhuk...uhuk... apa? apa? aku gak salah denger kan?"
"Sttt... jangan kenceng-kenceng dong." Bang Rino membekap mulutku.
"Ih, aku gak mau! Pokoknya gak mau!"
"Lo udah janji kan tadi? gak bisa dibatalinlah!"
"Bodok, batal pokoknya. Aku pikir apaan yang bersangkutan sama kehormatan abang. Ternyata mau nyuruh aku jadi pac- pac-" Bang Rino terus membekap mulutku saat aku mau bilang kata 'pacar'.
"Dek, lo kalau ikut gua bakal enak. Lo bakal gua beliin baju baru sekarang juga. Pas sampe sana, lo bakal makan gratis, minum gratis, bisa ada alasan buat keluar rumah disaat weekend. Daripada malem Sabtu lo di rumah aja, mending ikut gua kan, enak. Entar lo gua kenalin sama temen-temen gua yang calon dokter semua. Tapi inget, lo harus berperan sebagai pacar gua dan nurut aja pokoknya. Oke?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Candra Baskara
Teen FictionKisah ini akan memberikan banyak kebahagiaan yang mungkin nantinya akan menyisakan kerumitan. Inilah kisah antara dua insan yang saling sayang atas nama persahabatan. Hati tak pernah bisa memilih kepada siapa dia akan mencinta. Ketika tali telah te...