"Pergi dan bawa Jeno!"
"Hyung!"
"Sekarang!"
Langkah dari perempuan satu-satunya yang ada di team tersebut lantas berjalan menuju perjuangan kedua temannya, mengeluarkan sesuatu dari dalam tas yang sudah digenggamnya. Merasa benda yang dicarinya ditemukan, Grace segera mengeluarkannya dan membuat semua orang terkejut.
"Grace!"
Pada akhirnya, taser pemberian Renjun menjadi berguna sejak berada di tangannya.
"Feel the vibes, sialan."
Listrik berkekuatan cukup hebat itu mengalir pada monster vampir, membuatnya tak sanggup dan berujung tumbang membiarkan Jaemin lepas. Kegaduhan tersebut lambat laun menghilang, memberi kelegaan pada mereka untuk sementara waktu. Dengan itu Chenle membawa Grace kembali ke dalam team, sesaat sebelum ia berkata, "ayo hyung."
Tanpa sepatah dua kata, Jaemin kembali mendorong Chenle dan Grace, menjauhkan kedua orang tersebut dari kehadiran monster vampir yang lain. Jeno yang berada dalam sakitnya ingin beranjak, namun Mark segera menahannya.
"Dia saudaraku."
"Tidak bisa, Jeno."
"Hyung." Ucap Jisung pada Renjun yang masih berada di garda terdepan. "Tolong gantikan aku."
"Maksudmu—"
Dengan cepat Jisung melepas tangan Jeno, menyusul Jaemin setelah membawa Grace dan Chenle untuk mendekat pada teamnya. "Jisung, jangan—"
Tanpa memperdulikan hal lain, Jisung mendampingi salah satu rekannya untuk melawan para mahkluk bengis yang tak bisa disepelekan.
"Bawa Jeno pergi! Cepat kalian beranjak dari sini!" Seru Jaemin. "Berikan dia air yang banyak!"
"Tidak—" ringis Jeno dan Grace. "Jangan."
Secara terpaksa, Renjun, Mark serta Chenle membawa kedua orang itu untuk bergegas pergi, meninggalkan Jaemin dan Jisung yang masih bertaruh dengan kematian dan kutukan. Tanpa mereka sadari, setetes air meluncur dari mata Zhong Chenle, menangis meski itu tak sepilu Grace.
Setelah Lee Haechan, untuk kali ini mereka terdesak agar secepatnya berpisah dari Jaemin Abraham dan Park Jisung. Benar-benar tak ada yang menginginkannya, namun apabila mereka memaksa untuk bersama, maka bisa saja hidup mereka yang ikut menjadi taruhannya.
Mereka terus berusaha mencapai sebuah klinik, tempat teraman untuk saat ini.
"Cepat masuk." Kata Renjun dengan memastikan orang-orang yang tersisa tetap ada. Suara perlawanan masih terdengar, membuat mereka dengan berat hati untuk menghindar.
Usai berhasil memasuki klinik, dengan laju Chenle menutup pintu. Di dalam tampak sangat kosong, tak ada kehadiran siapa-siapa kecuali mereka sendiri. Jeno diminta duduk meski masih sulit menetralkan situasi dirinya, bersama dengan Mark yang beralih mencari obat-obatan dan air mineral. Renjun menemukan beberapa buah roti lapis, gencar memasukkan beberapa makanan itu ke dalam tas yang dibawa Grace.
Mereka yang tersisa akhirnya memutuskan untuk menetap sejenak, terlepas dari bencana yang betah secara habis-habisan untuk memburu mereka. Grace, Renjun, Mark dan Chenle merasa letih, apalagi Jeno yang berjuang melawan GERD-nya.
Tiga orang telah pergi dari kelompok ini, menyisakan kesedihan dan kebingungan.
Jadi, mau kemana lagi mereka melangkah sesudah ini?
Baru saja waktu menyentuh angka 10 menit, Mark Lee kembali bangkit untuk mencari-cari. Renjun yang sedang membantu Jeno dan Grace agar semakin tenang menengok. "Kau mau apa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
THE CLASS OF EVIL ✓
FanficDirimu tidak pernah tahu apa sebenarnya yang telah-sedang-dan-akan terjadi di dalam kelas mengerikan ini. 2021.