Delapan: Pengingat, untuk Kamu, Aku, Kita semua

15 5 2
                                    


Bukannya aku bilang kita tidak perlu mengusahakan apapun di dunia.

Well, kita memang boleh mengusahakan hal-hal duniawi.

Sebagaimana siswa yang berjuang untuk nilai kelulusan yang tinggi, siswa yang berjuang agar masuk ke perguruan tinggi yang ia mau.

Sebagaimana kepala keluarga yang berjuang untuk mencari uang untuk menghidupi keluarganya.

Itu boleh. Sangat boleh.

Tapi, jangan sampai itu menjadi tujuan akhir kita. Jangan sampai itu semua menjadi 'segala-galanya' bagi kita.

Kita jangan sampai lupa, bahwa ada kehidupan lagi setelah ini. Kehidupan yang ditentukan dari perbuatan yang kita lakukan di kehidupan yang sekarang.

Kehidupan yang sebenarnya, kehidupan paling akhir. Bila kita sudah di sana, kita tak bisa lagi mengulang apa-apa.

Jadi, jangan sampai kita menyesal. Hanya karena kita tidak ingat. Padahal Tuhan Alam Semesta sudah berkali-kali mengingatkan hamba-Nya.

Untuk saat ini, kita masih hidup di dunia, untuk waktu yang sudah ditentukan.

Maka, kita masih perlu beberapa hal di dunia.

Tapi nanti, ada saatnya kita pulang. Dan tak ada jalan kembali ke dunia.

Ada saatnya kita pulang, melalui perjalanan panjang. Perjalanan yang tak pernah kita kira.

Kita akan melalui banyak hal ...

Maka penting untuk mempersiapkan bekal untuk perjalanan nanti.

Mungkin penyesalan di dunia, bisa dijadikan pelajaran untuk melangkah kedepan.

Tapi bila kita menyesal di akhirat, tak ada lagi yang bisa kita pelajari. Karena kehidupan yang nanti, bersifat abadi. Kita tak bisa lagi kembali.

Hanya penyesalan.

Penyesalan saja.

Murni penyesalan.

Jadi, jika kita salah mengambil pilihan,

Maka hanya penyesalan itu yang selamanya yang pantas kita dapatkan.

Aku berdoa, agar kita semua bukan termasuk orang-orang yang menyesal di hari perhitungan. 



sincerely,

Kemarin Bercerita (IG: @kemarinbercerita)

Dear YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang