Sepuluh: Masih Ada Kabar Baik

16 6 6
                                    

Surat ini kutulis pada bulan Maret 2021.

Membuat kembali teringat pada apa yang terjadi tepat setahun yang lalu. Pada bulan Maret 2020. Dimana munculnya berita-berita yang berkata bahwa virus covid-19 ini sudah masuk ke dalam negeri kita.

Itu awal mulanya, awal mula dari para manusia yang mengunci pintu rumahnya.

Awal mula dari kecemasan yang terus berlanjut, kekhawatiran juga ketakutan.

Awal mula dari semakin sulitnya ekonomi dan sebagainya.

Dan, sudah berlangsung satu tahun lamanya. Satu tahun dengan keadaan yang sangat-sangat berbeda.

Banyak, banyak sekali rencana yang tertunda.

Banyak sekali kesulitan baru yang belum pernah ada yang menyamainya sebelumnya.

Satu tahun penuh, bahkan ntah kapan akhir dari semuanya.

Namun, aku ingin kamu mengingat suatu hal...

Sampai aku menulis hingga detik ini, tercatat lebih dari dua setengah juta manusia di seluruh dunia yang sudah meninggal akibar terpapar virus ini.

Tapi, kamu di sini.

Kamu di sini, masih berdiri di depan cermin, memandangi dirimu sendiri.

Di antara banyaknya manusia yang sudah kehilangan nyawanya, kamu masih di sini, bertahan.

Tentunya atas kuasa Allah dan izin-Nya.

Kamu masih bertahan di antara banyaknya manusia kehilangan nyawanya, bukankah itu hal yang sangat-sangat istimewa?

Di balik kesulitan yang belum pernah ada sebelumnya,

Ada hal baik yang juga tak pernah kautemukan sebelumnya.

Maka, daripada mengeluh tentang penderitaan yang baru,

Lebih baik mensyukuri hal-hal baik yang masih ada.

Lagipula, bisa jadi dengan semua inilah yang akan membuatmu menjadi semakin tertempa. Karena keadaan dunia kan, takkan selalu sama. 

Jadi, sabar ya. Kita sabar sama-sama, berdoa sama-sama, berjuang sama-sama, sampai nanti waktunya kita senang sama-sama :)



sincerely,

Kemarin Bercerita (IG: @kemarinbercerita)

Dear YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang