Dua: Kamu Berharga

34 8 0
                                    

Ini surat kedua yang kutulis.

Untukmu yang mungkin pernah merasa, atau sedang merasa bahwa kamu tidak berharga. Kehadiranmu hanya beban bagi orang-orang yang mengurusmu dan beban untuk sekitarmu.

Kamu yang merasa, kehadiranmu hanya membuat sesak bumi saja.

Tidak.

Berhenti berpikiran seperti itu, kumohon.

Mengapa kamu 'sok tahu'? Mengapa kamu menyimpulkannya sendirian?

Mengapa kamu memberi label pada dirimu sendiri sebagai beban, sebagai manusia tak berguna? Penciptamu bukan kamu. Kamu punya pencipta yang menciptakanmu.

Kamu berharga.

Karena yang menciptakanmu adalah Sang Pencipta Yang Maha Tinggi. Sang Pencipta yang memiliki seluruh kesempurnaan. Sang Pencipta Yang Maha Pengatur. Penciptamu Yang Maha Sempurna tidak akan pernah mungkin menciptakan sesuatu tanpa alasan.

Dialah Yang Maha Sempurna. Ia menciptakan semuanya dengan alasan.

Ia menciptakan semuanya dengan tujuan. Termasuk partikel-partikel terkecil di dunia ini yang mungkin sesekali kamu berpikir apa gunanya. Tapi partikel kecil itu diciptakan juga dengan alasan.

Rumput liar yang selalu dicabut, diciptakan bukan tanpa alasan.

Dan ini kamu, manusia. Rumput liar saja diciptakan dengan alasan. Apalagi kamu. Kamu manusia.

Dan, kamu tidak pernah sekalipun hanya menjadi beban atau membuat bumi sesak.

Sekali lagi, Ia Yang Menciptakanmu Maha Sempurna. Bumi-Nya takkan pernah sesak.

Dan kamu bukan beban untuk siapa pun itu.

Karena kamu, diciptakan oleh Yang Maha Sempurna.

Kamu diciptakan oleh Yang Maha Raja.

Kamu diciptakan oleh Sang Pemilik Alam Semesta.

Kamu diciptakan oleh Yang Maha Tinggi.

Kamu diciptakan oleh Tuhan yang harus ditakuti.

Tuhanmu Yang Maha Besar, tak pernah menciptakan sesuatu dengan sia-sia.

Tuhanmu Yang Maha Penyayang, selalu menyayangi ciptaan-Nya. Tuhanmu Yang Maha Penyayang selalu menyayangi hamba-Nya.

Dan kamu adalah ciptaan sekaligus hamba-Nya.

Bukankah Yang Maha Penyayang, amat sangat menyayangimu?



sincerely,

Kemarin Bercerita (@kemarinbercerita)

Dear YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang