-4- Mission

582 46 0
                                    

Mission

Arjuna tahu Kirana belum menyerah ketika ia melihat penampilan pengawalnya yang malang malam itu. Ditambah lagi, tadi siang ia tiba-tiba mendapat kiriman bunga. Bunga! Itu pun, dengan nama pengirimnya Marcel. Apa sebenarnya yang ada dalam pikiran wanita itu?

Arjuna menutup mata ketika Marcel duduk di hadapannya, mengenakan stelan merah menyala dan rambut ditata rapi.

"Ada apa? Apakah penampilannya terlalu menyilaukan?" tanya Kirana antusias sembari duduk di sebelah Arjuna. "Terlalu memesona?"

Arjuna membuka mata dan menatap wanita itu kesal.

"Baiklah, baiklah. Aku akan pergi dan membiarkan kalian berdua menghabiskan waktu bersama tanpa gangguanku." Wanita itu berdiri, tapi Arjuna kembali menariknya untuk duduk.

"Berani-beraninya kau membawa orang ini kemari," desis Arjuna.

Kirana menatap Marcel, lalu kembali menatap Arjuna. "Memangnya ada apa dengannya? Dia tampan, kan? Pastinya ... sesuai dengan seleramu, kan?" Kirana melempar senyum penuh arti menyebalkan itu.

Arjuna menatap Marcel yang hanya diam saja diperlakukan seperti itu oleh si Tuan Putri. Arjuna mendengus.

"Maaf, dia bukan tipeku. Dia punya seseorang yang dia suka."

Untuk kedua kalinya, Arjuna melihat ekspresi di wajah Marcel setelah ia mengucapkan kalimat itu. Sementara di sebelahnya, Kirana menjerit,

"APA?!"

Arjuna mengusap telinganya yang seketika berdenging karena teriakan wanita itu.

"Siapa? Siapa?! Dia tidak mungkin menyukai seseorang. Marcel menyukai seseorang? Haha. Itu lucu." Si Tuan Putri masih tak bisa menerima kenyataan.

Arjuna menatap wanita itu, hendak mengungkapkan, tapi tiba-tiba sebuah serbet putih disumpalkan ke mulutnya. Arjuna seketika melotot dan menoleh pada pelakunya. Marcel.

"Um ... ini adegan romantis yang seharusnya aku tidak lihat, kan?" Kirana perlahan berdri. Ia masih sempat menepuk bahu Arjuna ketika berkata, "Marcel tidak punya orang seperti itu. Jadi, selamat bersenang-senang."

Arjuna mendesiskan umpatan kesal ketika Kirana lagi-lagi meninggalkan Arjuna berdua dengan Marcel. Arjuna menarik serbet di mulutnya dan membantingnya ke meja. Marcel berdehem.

"Maaf, saya ..."

"Jadi, benar kan, kau menyukai nonamu itu?" tembak Arjuna.

"Tidak. Jadi, tolong jangan sampai membuat Nona salah paham."

Arjuna mendengus. "Dengar, kalau kau begitu menyukainya, bawa nonamu itu kabur sekarang. Bulan depan, dia akan menikah denganku. Jadi ..."

"Jadi, saya akan selalu menjadi orang yang melindungi Nona, apa pun yang terjadi."

Arjuna menyipitkan mata. "Kau akan diam saja meskipun wanita yang kau suka menikah dengan pria lain?"

"Saya tidak pernah berkata jika saya menyukai Nona."

"Kau juga tidak mendebatnya," balas Arjuna.

Marcel diam, ekspresinya datar. Sial. Apa boleh buat ....

Arjuna bangkit dari duduknya dan bergegas menyusul Kirana yang sudah hampir keluar restoran. Arjuna berhasil menahan wanita itu di depan pintu. Jika Kirana tak mau mundur dari perjodohan ini, dan Arjuna juga tak bisa memutuskan perjodohan ini, bagaimanapun caranya, ia harus membuat wanita itu pergi. Atau, dibawa pergi.

Kirana tampak terkejut ketika melihat Arjuna. "Apa ..."

Arjuna memutar tubuh Kirana. Ia menoleh pada Marcel, memastikan pria itu melihat dengan jelas. Lalu, tanpa ragu ia menunduk dan menempelkan bibirnya pada bibir wanita itu. Terdengar pekikan dan bisik-bisik di sekitar mereka, tapi dalam satu detik, semua suara itu seolah lenyap. Arjuna mengernyit kecil merasakan bibir Kirana di bibirnya.

Accidentally in Love (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang