That Kiss
Kirana sengaja membeli banyak barang yang ia tak butuh hanya agar Marcel membawa banyak beban sebagai hukuman. Tidak hanya mengacaukan rencana Kirana, gara-gara pengawalnya itu, pria brengsek calon suaminya itu berani mencium Kirana!
Calon suami? Jodoh? Huh. Musuh besar, yang ada.
Kirana melirik Marcel yang membawa bertas-tas belanjaan berisi baju, sepatu, hingga perhiasan. Dengan stelan warna merah yang dikenakannya, mereka menjadi pusat perhatian. Namun, Kirana tak peduli.
"Dengar, Marcel, aku tidak mau dijodohkan. Tapi, jika aku menolak perjodohan itu, Papa akan mengusirku. Aku akan jadi gelandangan! Bisa kau bayangkan betapa mengerikannya itu?" sebut Kirana dramatis.
Marcel tak menjawab, hanya menunjukkan ekspresi datar yang biasa.
"Karena itu, bantu aku membuat pria itu menyerah dan pergi. Rayu dia sedikit. Mungkin, nanti dia akan mengejar-ngejarmu sebentar, tapi ..."
"Nona," Marcel memotong kalimatnya, "sebentar lagi mall-nya akan tutup."
"Ini mall milik perusahaan keluargaku, tahu! Jangan ada yang berani tutup atau besok akan kuusir mereka dari mall ini!" ancam Kirana kesal.
"Nona ..."
"Berhenti bicara padaku! Aku sedang sangat kesal padamu, tahu! Dan sekarang kau menghancurkan mood shoping-ku! Argh!" Kirana menghentakkan kaki kesal dan melangkah pergi, meninggalkan Marcel yang pasti sudah mengikuti di belakangnya.
Kirana tidak akan tinggal diam. Ia akan membalas pria kurang ajar itu. Enak saja ia sembarangan mencium Kirana.
***
"Mama ingin sekali memajang foto ini di ruang tamu rumah kita," ucap mamanya sembari menatap ponsel ketika mereka sarapan bersama.
Arjuna memutar mata. "Ma, foto itu ..."
"Foto ini membuktikan jika kau pria normal. Semua orang harus tahu," ucap mamanya. "Oh, Mama sudah takut setengah mati jika Mama harus melihatmu menikah dengan Niall."
"Ugh, Ma, jangan membuat nafsu makanku hilang. Ini bahkan masih pagi," keluh Arjuna.
"Mamamu benar," sahut papanya. "Sepertinya kau sudah dekat dengan Kirana. Papa akan segera memberikan pengumuman resmi tentang pernikahan kalian."
"Tidak, tunggu!" sergah Arjuna cepat. "Beri aku waktu untuk berbicara dengan Kirana dulu."
Papanya tampak berpikir sejenak, lalu mengangguk. Sementara, mamanya kemudian berkata, "Nanti malam, undang Kirana makan malam bersama kita. Mama ingin bertemu dengannya."
Arjuna sudah akan menolak, tapi ketika melihat senyum penuh harap mamanya, Arjuna terpaksa menutup bibir rapat-rapat. Ia tahu, ia tak bisa menolak jika mamanya sudah meminta.
***
Kirana seketika tersedak minumannya sendiri ketika mendengar kalimat papanya barusan.
"Ap-apa, Pa? Foto apa?"
"Foto kau bersama Arjuna," jawab papanya enteng. "Dengan adanya foto itu, Papa harus segera mengumumkan pernikahan kalian. Atau, orang-orang akan berpikiran buruk tentangmu."
Orang-orang sudah berpikiran buruk tentang Kirana! Namun, apa ini? Foto apa?
Kirana menoleh pada Marcel, menatap penasaran. Paham, Marcel mendekat dan menunjukkan sebuah foto dari ponselnya. Kirana memekik kaget melihat foto ketika Arjuna menciumnya di depan pintu restoran. Sial, seolah tak ada tempat yang lebih romantis. Tidak, bukan itu masalahnya. Brengsek pria itu!
KAMU SEDANG MEMBACA
Accidentally in Love (End)
RomanceKetika berusaha kabur dari orang-orang ayahnya, Kirana menumpahkan latte pada seorang pria yang menghalangi jalannya, menggagalkan kaburnya. Terima kasih pada orang itu, Kirana tertangkap orang-orang ayahnya dan berakhir dalam perjodohan sialan. Na...