-3- Is He ...?

686 58 0
                                    

Is He ...?

Kirana tertawa ketika membaca informasi tentang Arjuna yang barusan dibawakan Marcel. Sampai-sampai, pengawal sialan tanpa ekspresi itu mengernyit heran.

"Arjuna Sagara Atmajaya. Huh." Kirana tersenyum sinis, lalu menatap Marcel. "Kau harus berhati-hati dengannya," Kirana memperingatkan Marcel.

Marcel tampak tak mengerti.

"Dia suka pria! Dia punya kekasih pria!" Kirana lalu tertawa lagi setelah mengucapkan itu.

Marcel sempat terperangah, sebelum mengganti ekspresinya menjadi sedatar biasanya. Kirana tertawa semakin keras membayangkan itu.

"Kau ... nanti saat mengantarkan aku bertemu dengannya, kau harus ikut masuk ke dalam. Siapa tahu, jika dia tertarik padamu, dia akan membatalkan perjodohan itu." Kirana kembali tertawa setelah mengatakan itu.

Sementara Marcel, pria tanpa ekspresi itu hanya menggeleng-geleng sebelum berbalik dan keluar dari kamar Kirana.

"Dasar membosankan," cibir Kirana ke arah pintu di tengah tawanya.

Marcel adalah pengawal pribadinya, orang kepercayaan papanya yang bertugas mengawal Kirana bahkan sejak Kirana masih di luar negeri. Sejak Kirana mengenal Marcel sepuluh tahun lalu, tak pernah ia melihat atau mendengar tawa Marcel. Pria berbadan besar tanpa ekspresi yang menyebalkan.

Namun, mengingat Marcel sebenarnya cukup tampan, siapa tahu saja Arjuna akan tertarik padanya. Tak pernah terpikir dalam kepala Kirana, suatu saat, Marcel akan menghiburnya seperti ini.

***

Perasaan Arjuna sudah tak enak ketika melihat Kirana datang di pertemuan kedua mereka siang itu, dengan pria bertubuh tinggi tegap di belakangnya. Arjuna ingat, pria itu juga ada di sana, di kafe, ketika Kirana tertangkap rombongan pria berjas.

Begitu wanita itu tiba di meja tempat Arjuna sudah menunggunya, bukannya duduk di kursi di hadapan Arjuna, wanita itu malah duduk di kursi sebelah Arjuna. Arjuna menoleh dengan kening berkerut heran.

"Kenapa kau duduk di sini?" tanya Arjuna.

"Aku ingin memperkenalkan seseorang padamu," jawab wanita itu. Ia lalu menoleh pada pria berjas hitam yang datang bersamanya tadi dan berkata, "Kenapa kau masih berdiri di situ? Duduk di situ." Kirana mengedik ke kursi di depan Arjuna.

"Nona ..."

"Jika kau tidak duduk, aku juga tidak akan duduk," ancam Kirana seraya berdiri. "Jika kau tidak duduk, aku akan pergi dan bilang pada Papa jika kau mengacaukan pertemuanku dengan calon suamiku."

Pria berjas hitam itu menghela napas berat sebelum akhirnya duduk. Namun, ia tak sedikit pun tampak kesal. Lebih tepatnya, seperti tidak peduli. Ekspresi datarnya itu ...

"Namanya Marcel. Dia pengawal pribadiku sejak aku kuliah di luar negeri," terang Kirana tiba-tiba. "Dulu, dia masih berumur dua puluhan. Sekarang ... um, berapa umurmu?" Kirana bertanya pada Marcel.

"Tiga puluh lima, Nona."

"Nah, tiga puluh lima. Usia yang matang." Kirana tersenyum pada Arjuna, tapi perasaan Arjuna semakin tidak enak.

"Lalu, kenapa?" tanya Arjuna dingin.

Kirana mengedik ke arah Marcel, lalu menunjuk Arjuna. "Kalian serasi."

Arjuna terperangah, mulutnya benar-benar terbuka saking shock-nya. Wanita ini ...

"Aku sudah tahu tentang 'itu'," ucap wanita itu sembari tersenyum penuh arti. Ia mendekat dan berbisik, "Tentang kau yang punya kekasih pria."

Accidentally in Love (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang