portare

1.9K 150 11
                                    

happy reading.














"Bagaimana kau sudah menemukannya"

"....."

"Ck, kalian kugaji besar agar cepat menemukannya"

"....."

"Kuberi waktu 3 hari, jika dalam 3 hari kalian belum menemukannya lihat saja apa yang akan ku lakukan pada kalian"

"....."

"Hmm"

"Mencoba bermain petak umpet denganku ternyata"

🖇️

Sekarang sudah pukul 23.15 yang artinya jalanan sudah sepi oleh pengendara lalu lintas.

Heeseung yang baru saja pulang dari bekerja, berjalan kaki untuk pulang karena rumah yang ia sewa tidak jauh dari tempat ia bekerja. Saat Heeseung berjalan ia dikejutkan oleh mobil hitam yang berhenti didepannya lalu seseorang turun dari mobil berwarna hitam tersebut lalu berjalan menghampirinya. Heeseung yang melihat orang itu menghampirinya menengok kan kepala ke kanan dan kiri melihat apakah ada orang lain disekitarnya namun nihil tak ada satu orangpun disini selain dirinya dan seseorang yang sedang menghampirinya.

"Akhirnya kita menemukanmu, kau sangat menyusahkan sekali"

Setelah mendengar perkataan orang tersebut tubuh Heeseung menegang ia mulai panik karena beberapa orang juga turun dari mobil hitam tadi.

"K-kalian mm-au apa? Hahh, aa-aku gak punya u-uang buat kalian minta" untuk sekarang Heeseung mencoba berpura berupa bodoh meskipun gak akan berhasil.

"Ck, gak usah pura pura bodoh, sekarang ayo ikut kita" ujar orang tersebut lalu memegang lengan Heeseung dan menarik heeseung agar ikut dengannya.

"Aduhh lepasin aku gak mau ikut kalian, aduh aduh sakit bodoh" heeseung berontak melepaskan pegangan pada lengannya. "Ihh gak punya kuping ya lepasin, kalo kalian lepasin aku bakal nurut buat ikut kalian"

"Gak akan, udah cepet masuk" seseorang itu memberi kode pada anak buahnya untuk menyiapkan sesuatu.

"Ihhh lepasin gakmmmhhhh" seketika badan Heeseung limbung karena pengaruh obat bius. dengan cepat seseorang yang ada disampingnya membawa tubuh Heeseung masuk kedalam mobil.

"Haloo bos"

"....."

"Baik bos kami segera menuju tempat anda"

"....."

"Baik"

🖇️

"Eunghh.." heeseung mengerjakan matanya pelan, saat penglihatannya mulai jernih ia menatap langit langit kamar yang ia tiduri ini, ia merasa asing oleh kamar ini. Dia juga merasa bagian perut ada lengan yang  memeluk dirinya, ia mengingat ingat apakah dirinya mengajak sahabatnya menginap dirumahnya, beberapa detik kemudian ia teringat bahwa kemarin malam ia dicegat oleh seseorang dan dipaksa ikut oleh seseorang tersebut. lalu dengan cepat ia menengok kesebelas tempat tidurnya ia terkejut ada seseorang yang tidur sambil memeluknya. Heeseung tau siapa orang itu.

Heeseung buru buru menyingkirkan tangan tersebut dan menyibak selimut lalu turun dari kasur, lalu mengecek pakaian yang ia kenakan. Hufftt Heeseung bernafas lega karena pakaiannya masih lengkap.

"Tenang saja aku tidak macam macam padamu kok" ucapan tersebut membuat Heeseung yang semula menundukkan kepala, mengangkat kepalanya menatap orang yang masih berada dikasur.

"Yakk kenapa kau menculikku"

"Karena kau membawa sesuatu dari milikku" ujar orang tersebut lalu turun dari kasur berjalan menuju Heeseung.

"Aku tidak mencuri barangmu, waktu itu aku langsung pergi tidak membawa apapun dari rumahmu ini" elak Heeseung. Memang benar dirinya tidak membawa apapun yang dimiliki orang didepannya ini.

"Memang kau tidak membawa barang yang ada dirumah ini" ujar orang tersebut berjalan kebelakang tubuh Heeseung berdiri.

"J-jongseong minggir" seseorang yang sedang menumpukan dagunya pada pundak Heeseung bernama Jongseong atau nama lengkapnya park. Jongseong, pria yang menculiknya ah lebih tepatnya membawa dia kerumahnya.

"Jongseong Minggir, kita gak ada urusan lagi setelah malam itu dan satu lagi aku tidak membawa satupun barang ataupun yang lainnya dari rumahmu ini"

"Benarkah? Lalu ini apa kau tidak membawa bagian dari milikku, hmm?" Jongseong berucap sambil tangannya mengelus perut Heeseung yang jika dilihat dengan teliti perutnya sedikit membuncit.

"A-apa yang kau bicarakan dan lepaskan tanganmu dari perutku" Heeseung mencoba melepaskan tangan Jongseong dari perutnya. Saat sudah lepas, Jongseong membalikkan tubuh Heeseung agar menghadap kearah dirinya.

"Kenapa? Apa yang aku bicarakan benarkan? Dia anakku" Jongseong berucap sambil menatap mata heeseung dalam. Heeseung menggelengkan kepalanya matanya mulai berkaca-kaca.

"Enggak dia bukan anak kamu"

"Heeseung aku tau kamu bohong, kamu gak mau aku bertanggung jawab atas semuanya dan menjadi daddy dari anak yang kau kandung?"

"Bukankah kamu sendiri yang bilang ingin menggugurkan bayinya jika aku mengandung anakmu?" Ujar heeseung matanya sudah banjir oleh air mata. "Kenapa? Benarkan apa yang aku omongin?"

"Kamu denger obrolanku sama sunghoon waktu itu" tanya Jongseong

"Gak penting aku denger apa enggak, intinya kamu gak mau ada anak inikan?, Jadi sebelum kamu gugurin mending aku yang pergi dari kamu" ujar heeseung mendorong tubuh Jongseong dan bergegas keluar dari kamar ini.

Sebelum membuka pintu Jongseong terlebih dulu memeluk tubuh heeseung dari belakang. "Aku minta maaf, aku  ngaku salah, waktu itu aku ngomong gak mikir dua kali dulu, saat aku tau kamu mengandung dan aku cerita kesunghoon dan dia ngehajar aku habis habisan, dia nyeramahin aku panjang lebar kali tinggi, dan itu buat aku sadar, sekali lagi aku minta maaf" Jongseong menyesali ucapannya waktu itu

"Kamu gak perlu minta maaf, disini aku yang salah, kamu kasian sama aku kan Hikss, apalagi kita cuma orang asing hiks a-ak" sebelum ucapan heeseung berlanjut Jongseong dengan cepat melepaskan pelukannya dan membalik tubuh Heeseung dan mendekapnya.

"Bukan, bukan seperti itu, aku murni ingin bertanggung jawab dan merawat anak kita bersama-sama. Dan jika kamu memikirkan soal perasaan bukankah perasaan datang saat terbiasa" Jongseong melonggarkan pelukannya lalu menangkup wajah Heeseung.

"Kita bisa memulainya dari awal Heeseung, jadi kamu mau kan hidup bersama selamanya sama aku sama anak kita juga" Jongseong berucap. Ia menunggu jawaban heeseung.

Setelah berfikir akhirnya Heeseung menganggukkan kepalanya membuat Jongseong tersenyum. Jongseong lalu memajukan wajahnya sejajar dengan Heeseung. Heeseung memilih menutup matanya sebelum benda kenyal menyapa bibirnya dan memagut bibirnya dengan lembut.

🖇️

"Kau gila Jongseong"

"aiss kita sama sama mabuk kemarin"

"Bagaimana jika dia hamil"

"Gugurkan saja, gampangkan"

"Kau memang gila ternyata"


















Yuhuu aku update.

Sksksksk maaf ya kalau masih ada typo atau kata kata yang salah.

Thanks buat kalian yang udah vote and komen.

Kalian bisa nyebutin satu kata nanti siapa tau aku mau nulis yang berjudul itu.

Sekali lagi makasih.

See you.


amore•[jayseung oneshot/twoshot]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang