Rekam Kesembilan TE-X

5.7K 834 4
                                    

Harry keluar dari bilik toilet kecil itu dengan tergesa, ia mengusap setitik air mata yang jatuh dari mata kanannya, merutuk karna harus menangis disaat seperti ini.

Tapi sejujurnya Harry sakit hati, ia merasa direndahkan ketika Draco dengan seenak jidat menciumnya dan saat telah mencicipi bibirnya pria itu tanpa berpikir bilang untuk melupakan kejadian barusan.

Apa apaan?! Ia kira Harry ini mainan?.

Harry menuju pintu keluar dari kamar mandi pria, dan terkejut ketika mendapati Cedric ada didepan pintu dengan raut khawatir.

"Harry? Kau tidak apa-apa?". Raut khawatir yang terlihat jelas, dan sekali lagi Harry hampir menjatuhkan air matanya karena mengingat bagaimana pria ini begitu baik kepada dirinya, namun ia membalasnya dengan membohongi Cedric.

Cedric memegang bahunya dan pandangan pria itu teralih pada seseorang dibelakang.

"Oh Draco? Aku tidak-".

"Ayo pulang".

Cedric menatap Harry aneh, namun Harry membalasnya dengan kilat tajam.

"Ayo pulang Cedric. Aku mau pulang". Suara Harry penuh penekanan dan Cedric lagi-lagi menatap mata beriris hijau itu sejenak lalu melirik Draco yang diam terpaku menatap mereka.

"Kita pulang." Lalu Cedric menggandeng Harry keluar dari kamar mandi pria dan membayar butter bir mereka dengan cepat lalu membawa Harry pulang ke Hogwarts.

Cedric tidak tau apa yang terjadi, tapi Cedric menduga bahwa Draco dan Harry sempat bertengkar, mungkin hal itu yang memicu kemarahan Harry saat ini.

Disisi lain, Draco masih diam ditempat menatap pintu kamar mandi pria yang tertutup, mengingat-ingat bayangan Harry yang digandeng oleh Cedric, dan pria Hufelpuff dengan raut khawatir itu sigap membawa Harry pulang.

Mungkin sekarang Draco akan dianggap penjahat oleh pria Hufelpuff itu karena sudah membuat pacarnya bersikap aneh padanya, dia tidak peduli, yang ia pedulikan hanya Harry.

Maka saat itu pula Draco memutuskan untuk pulang ke Hogwarts. ia butuh ketenangan.

-o0o-

Draco limbung, ia hampir terjatuh setelah ber-Apprate tiba di Hogwarts.

Saat tragedi hampir jatuhnya itu ia segera sigap berdiri tegap dan memperhatikan sekitar, untung saja tidak banyak orang disini dan sebagian orang yang ada tidak terlalu memperhatikan kedatangannya.

Draco melangkahkan kakinya lesu, wajah keheranan muncul diwajah orang-orang ketika melihat Draco, Pangeran Slytherin yang biasanya menatap tajam dan berawajah datar kini lesu dengan wajah malas.

Saat Draco hampir limbung untuk kedua kalinya seseorang menahan tangannya.

"Drake?!".

Draco menghela napasnya, melirik Pansy yang menatap dirinya khawatir, segera Draco tepis tangan Pansy secara perlahan membuat kerutan didahi wanita itu tercipta.

"Aku bisa berjalan dengan benar, tidak perlu kau tuntun seperti anak kecil." Draco melanjutkan jalannya, mimik wajahnya kembali datar seperti biasanya.

"Heh ular sombong, kau baru saja limbung barusan dan hampir 2 kali terjatuh," Pansy melirik Draco yang menatapnya, ia mengibaskan tangan diudara "aku melihatmu saat kau ber-Apprate kemari, hampir terjatuh seperti orang bodoh." Lalu wanita itu menyikap kedua tangannya didepan dada seperti biasa.

Draco diam sejenak.

"Aku tau ada yang terjadi saat di Toilet pria, kau pergi tanpa pamit dengan aku dan Blaise." Ujarnya.

The Esplain-X | DRARRY [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang