P7

108 3 0
                                    

Lampu ruang operasi menyala. Menandakan operasi sedang berlangsung. Di luar ruang operasi, Minato beserta istrinya Kushina, dan juga Kakashi ada di sana. Menunggu dengan kecemasan yang tak pernah hilang dari raut wajah mereka. Mendoakan yang terbaik untuk Naruto.

Sasuke dan yang lain sudah pulang atas perintah Minato setelah mendapat kabar Naruto akan menjalani operasi. Minato juga tidak ingin orang tua mereka cemas karena anaknya tidak pulang tepat waktu.

Sebenarnya mereka bersikeras ingin menunggu Naruto selesai operasi. Tapi alasan Minato meminta mereka pulang dulu cukup masuk akal. Jadi mereka menurut dan memilih kembali nanti setelah mereka meminta izin kepada orang tua masing-masing.

Setelah beberapa jam menunggu, akhirnya lampu ruang operasi pun mati. Menandakan operasi selesai di lakukan. Tidak lama setelah itu pintu terbuka, menampakkan beberapa perawat yang mendorong ranjang pasien. Di atasnya tertidur seorang pemuda bersurai kuning yang terlihat pucat pasca operasi.

Minato dan yang lain segera menghampiri dokter yang baru saja keluar dari ruangan. Dokter yang tak lain adalah nenek dari pasien yang baru saja di bawa keluar.

"Bagaimana bu ?" Tanya Kushina pada Tsunade, selaku pelaku operasi.

"Untuk saat ini, doakan yang terbaik untuk Naruto. Semoga dia bisa segera  melewati masa kritisnya." Tutur Tsunade menguatkan keluarganya.

"Terimakasih, ibu." Minato membungkukkan badan guna berterimakasih atas jasa mertuanya dalam andil merawat putranya.

Tsunade menepuk pundak Minato lalu tersenyum. "Tidak perlu difikirkan. Naruto adalah cucuku. Akan ku usahakan yang terbaik untuknya." Ya, memang walau tanpa di minta pun Tsunade pasti akan melakukannya. Baginya, menyelamatkan nyawa yang bisa diselamatkan adalah hal terpenting. Apalagi ini adalah nyawa dari salah satu keluarganya. Tentu ia tak akan menyerah sedikitpun.

Naruto di pindahkan ke ruang VIP atas permintaan Tsunade. Dia ingin yang terbaik untuk cucunya. Minato dan Kushina sudah berada di sana untuk menemani putra kesayangan mereka. Berharap Naruto segera membuka mata dan tersenyum kembali. Sudah lebih dari 12 jam operasi selesai dilakukan, tapi Naruto belum juga membuka mata. Ini membuat kedua orangtuanya khawatir.

_

Sang surya menunjukkan wajahnya. Menyinari penghuni alam semesta dengan bangganya. Naruto berhasil melewati masa kritisnya. Ia tersadar tengah malam saat kedua orangtuanya terlelap. Tapi ia membuka mata hanya sekejap kemudian kembali tertidur.

Naruto terbangun sebelum kedua orangtuanya. Berusaha untuk duduk, namun nyeri akibat jahitan di dadanya memaksanya kembali berbaring.

Minato membuka mata, terkaget mendapati putranya tengah meringis menahan nyeri yang ditimbulkan akibat memaksa duduk.

"Naruto." Minato segera menghampiri putranya. Memastikan bahwa ia baik-baik saja. "Sudah bangun sayang." Minato tersenyum.

"Selamat pagi ayah." Sapa Naruto pelan.

"Selamat pagi jagoan."

Naruto melirik ibunya yang masih tertidur di sofa besar itu. "Ibumu tidak bisa tidur semalam. Biarkan dia istirahat sebentar." Ucap Minato memberi jawaban atas pertanyaan tak kasat mata dari Naruto.

Tok tok tok

Pintu di ketuk. Tak lama muncul Tsunade dengan salah satu perawat.

"Selamat pagi ibu." Sapa Minato.

"Selamat pagi. Bagaimana perasaanmu Naruto. Lebih baik ?" To the point menanyakan keadaan cucunya.

"Iya nenek. Lebih baik dari sebelumnya." Jawab Naruto dengan senyum mengembang di wajahnya.

Because My Heart Is YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang