P9

142 3 2
                                    

Langit menunjukkan pesona sore harinya. Warna jingga yang hangat. Sehangat pemuda yang terduduk memandangi langit jingga dari balik jendela rumah sakit. Kehangatan yang menyembunyikan rasa takut.

"Jangan melamun, Naru ?" Tiba-tiba Kakashi sudah berdiri di sampingnya. Membuat Naruto menoleh dengan cepat merespon suara yang ia dengar tiba-tiba.

"Paman." Sapa Naruto pelan. "Kak Itachi sudah pulang ?"

"Belum. Dia bilang mau ke toilet dulu baru kesini. Oh ya, Sasuke dan yang lain kemana?"

"Mereka sudah pulang. Sasuke bilang akan menunggu kakaknya di bawah."

"Oh." Kakashi mengamati wajah Naruto yang sulit di artikan. "Ada apa Naru ?"

"Paman.. Sasuke sudah tahu tentang penyakit ku."

"Oh ya. Lalu ?"

"Sasuke bilang.... dia akan tetap bersamaku walau apapun yang terjadi."

"Bukankah itu bagus. Lalu kenapa wajahmu terlihat seperti itu ?"

"Aku hanya... takut jika suatu saat Sasuke akan terluka karena aku paman." Naruto memandangi tangannya yang saling bertaut di pangkuannya.

"Naruto, dengarkan aku. Jika seseorang sudah mencintai seseorang, maka mereka sudah siap dengan apapun resiko yang akan datang. Setiap pertemuan pasti ada perpisahan. Jadi jangan berfikir terlalu berat Naruto. Yang harus kau lakukan saat ini adalah terus berjuang melawan sakit mu. Aku yakin, kau akan baik-baik saja. Aku yakin Sasuke pasti juga memikirkan hal yang sama. Dia ingin kau sehat Naruto. Karena itu dia ingin selalu bersamamu."

"Dan aku yakin Sasuke akan tetap pada pendirian nya." Suara lain menyahut dari arah pintu, membuat Naruto dan juga Kakashi menoleh. "Aku tahu benar Sasuke itu seperti apa. Jadi Naruto, berjuanglah demi adikku juga."

"Kak Itachi.." Naruto tersenyum kemudian mengangguk. Dia harus berjuang. Demi keluarganya, dan juga Sasuke. Orang yang dicintainya dan juga mencintainya.

"Dan kenapa hanya tinggal kalian berdua ? Dimana yang lain ?" Tanya Itachi karena mendapati anak-anak yang tadi berkumpul sudah tidak lagi di sana.

"Mereka sudah pulang. Dan Naruto bilang, Sasuke menunggumu di bawah."

"Ohh. Kalau begitu aku juga pamit. Kasihan jika Sasuke menunggu terlalu lama di sana."

"Baiklah." Kakashi berdiri lalu mencium bibir Itachi singkat. "Hati-hati mengemudi."

Naruto hanya bisa melongo melihat adegan di depan matanya tadi. Apa-apaan itu. Kenapa mereka berciuman. Aahhh, kepala Naruto berasap memikirkan hal seperti ini. Kakashi berhutang penjelasan padanya.

"O..oohh." Itachi gugup mendapat ciuman tiba-tiba seperti ini. "A..aku pergi dulu." Itachi segera keluar kamar karena jantungnya berdegup tak karuan saat ini. Kakashi menciumnya di depan Naruto. Ah sial.. jantung Itachi benar-benar berisik. Tidak bisakah dia mencium Itachi jika sedang berdua saja. Dasar Kakashi mesum.

"Paman berhutang penjelasan padaku." Ucap Naruto setelah Itachi benar-benar sudah keluar.

"Apa ?"

"Bagaimana paman bisa menciumnya tadi ?. Kalian sudah saling kenal ? Yang ingin memperkenalkan kalian kan aku. Jelaskan padaku paman." Naruto cemberut karena merasa dibodohi oleh Kakashi.

"Hahaha.. maaf maaf. Aku tahu kau bingung Naruto. Ehhem.. jadi sebenarnya kami sudah mengenal dari dulu. Tapi aku kehilangan ingatanku tentangnya karena kecelakaan yang menimpaku waktu itu."

"Jadi kalian sudah berpacaran dari lama ?"

"Mm.. bisa di bilang seperti itu." Kakashi tertawa mendapati ekspresi lucu di wajah Naruto.

Because My Heart Is YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang