P8

130 3 0
                                    

Sasuke duduk di kursi yang disediakan di sebelah ranjang Itachi. Sesuai pemeriksaan dokter, Itachi hanya mengalami shock. Tidak ada yang perlu di khawatirkan dari kondisinya.

Perlahan kelopak mata berisikan berlian hitam itu melebar. Menampakkan keanggunan kristalnya.

"Kak." Panggil Sasuke lembut dan pelan. Seakan takut jika suaranya bisa meleburkan kristal itu. " Bagaimana perasaan kakak. Lebih baik ? Kakak tiba-tiba pingsan. Kakak kenapa ?" Nada kekhawatiran yang kentara. Bagaimanapun Sasuke sangat menyayangi kakaknya. Sasuke memang terkenal dingin, tapi sebenarnya dia memiliki hati yang hangat.

"Sasuke...." Suara Itachi pelan. Hampir tak terdengar.

"Ya, aku disini kak."

"Ahh... kepalaku sakit." Rintih Itachi saat merasakan kepalanya berdenyut ketika ingin duduk. Sasuke memilih membantunya duduk alih-alih membaringkan kakaknya kembali.

"Sebentar aku panggilkan dokter."

"Tidak perlu, Sasuke. Istirahat sebentar pasti sembuh, tenang saja." Itachi membelai sayang rambut adiknya. Kasihan juga melihat kesayangannya seperti ini.

"Kak, jangan menakuti ku."

"Haha... ternyata Uchiha Sasuke adik dari Uchiha Itachi ini juga bisa merasa takut, heh?"

"Kak...."

Tiba-tiba pintu terbuka. Kakashi muncul dari balik pintu yang terbuka. Kamar yang ditempati Itachi berada disebelah kamar Naruto. Cukup dekat sehingga lebih mudah untuk melihat keadaan.

"Hai. Apa aku mengganggu ?" Sapa Kakashi.

"Ah tidak. Masuklah." Jawab Itachi bergetar, berusaha menyembunyikan suara jantungnya yang terlalu berisik.

"Kalian ngobrol saja, aku akan ke ruangan Naruto." Sasuke menyadari tingkah kakaknya yang terlihat panik. Sasuke menebak mereka sudah saling mengenal dan memiliki sebuah masalah mungkin. Mungkin saat ini ada sesuatu yang perlu mereka bicarakan. Jadi dia memilih untuk pergi, memberikan ruang untuk keduanya.

~'~'~'~'~'~'

Kakashi yang beberapa menit lalu berdiri menghadap jendela beralih duduk di kursi yang tadi di duduki oleh Sasuke. Menatap Itachi lekat sampai Itachi merasa jantungnya akan melompat dari tempatnya.

"K... kenapa menatapku seperti itu ?" Tanya Itachi canggung.

Kakashi tersenyum. "Tadi kau tiba-tiba pingsan. Kau tahu, semuanya khawatir padamu. Datang lalu pingsan."

"M..maaf." Itachi masih belum bisa menghilangkan rasa gugupnya.

"Kenapa gugup begitu. Karena wajah tampanku ya, mm?" Goda Kakashi yang mampu memberikan getaran panas pada Itachi. Lihat saja pipinya, cepat sekali berubah warna.

'Ternyata masih narsis seperti dulu, hh' batin Itachi tak habis pikir.

"Kakashi- senpai..."

"Ya"

"Mmm... ano..."

"Ada apa ?"

"Ah, tidak. Umm.. Kakashi-senpai ... tidak mengingatku ?"

Kakashi terlihat berfikir. "Maaf, aku benar-benar tidak mengingatmu. Apa kita saling kenal ?"

"Kita.. satu kampus dulu. Kakashi-senpai berada dua tahun di atas ku."

"Oh, apa kita cukup dekat ?"

"Mm yah, kita cukup dekat. Bahkan.... sangat dekat." Sesekali Itachi melirik Kakashi yang terlihat benar-benar melupakannya. Itachi ingin tahu apa yang terjadi sampai Kakashi melupakan dirinya. Setelah Kakashi lulus kuliah mereka jarang bertemu, sampai Kakashi benar-benar menghilang dari pandangan Itachi.

Because My Heart Is YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang