Wattpad Original
Ada 4 bab gratis lagi

03. Mengakhiri Semua

36.5K 3.6K 108
                                    

Aku langsung mengurung diri di kamar begitu sampai di rumah. Aku bahkan mengabaikan sapaan dari kakak iparku, karena saat ini aku hanya ingin menangis. Memang, sudah kuduga hatiku akan sakit, saat memutuskan untuk mengakhiri hubungan kami. Namun,, aku tetap tidak mengira akan sesakit ini. Belum genap dua puluh empat jam aku mengakhiri hubungan kami, aku sudah mulai merindukannya dan kenyataan kami tidak lagi bersama benar-benar membuatku sesak. 

Tok tok tok 

"Kak Mega masuk boleh?" suara itu mengiringi suara ketukan lembut di pintuku. 

Aku menghapus air mataku dan berjalan untuk membuka pintu. Di luar kamar di depan pintu, Kak Mega membawa segelas jus yang aku tebak adalah campuran tomat dan wortel—kesukaanku. 

"Kakak bawain kamu jus tomat wortel." Tebakannya tidak meleset kan? 

"Makasih Kak, harusnya Kak Mega nggak perlu repot-repot, kan Kak Mega lagi hamil," ucapku merasa tak enak pada Kak Mega. 

"Enggak repot kok!" kata Kak Mega lembut.

Entah mengapa suasana antara kami, tiba-tiba menjadi canggung. Aku tidak tahu harus bicara apa, semenatara Kak Mega terlihat ingin mengatakan sesuatu, tapi ditahan. 

"Ehm …," gumam Kak Mega ragu, dia kembali diam dan aku tetap setia menunggu dia melanjutkan kata-katanya. "Kalau kakak boleh tahu, kamu kenapa. Kok datang-datang nangis? Padahal kemarin kamu udah baik-baik saja?" 

Mendengar pertanyaan Kak Mega aku terdiam. Sejujurnya aku masih belum siap untuk bercerita pada siapa pun, tapi jika sudah ditanya seperti ini tidak bisa rasanya jika hanya menutup mulutku. Meskipun bibirku masih terasa kaku untuk mulai bercerita, dan sebenarnya air mataku sudah mengatakan segalanya, kalau aku tidak baik-baik saja. Melihat pertahanan diriku ambruk, Kak Mega merengkuhku ke dalam peluknya yang membuatku semakin menangis. 

"Ada apa Bi, tapi kalau kamu belum siap cerita nggak apa-apa, Bi." Ujar Kak Mega sambil mengusap-usap punggungku. 

"Mi-ko … hubunganku dan Miko, sudah berakhir Kak." Akhirnya aku bisa mengatakan itu, hatiku terasa sangat perih.

"Kok bisa, perasaan sebelum kita pulang hubungan kalian baik-baik aja?" 

Aku mengusap air mataku, mencoba bernapas dengan benar agar kata-kataku bisa terdengar dengan baik. "Sebenarnya aku dan Miko tidak baik-baik aja, Kak. Kita hanya bersembunyi di balik kata suatu hari cinta akan menemukan jalannya …." Rasanya sangat sulit untuk menjelaskan keadaan kami. "Tapi aku tahu, untuk aku dan Miko jalan itu tidak ada." 

Air mataku kembali jatuh, Kak Mega menatapku berkaca-kaca, tapi dia juga berusaha untuk tersenyum. Dia menghapus air mataku. 

"Bianca kamu sudah melakukan yang terbaik untuk kalian. Percayalah Bi, suatu hari nanti semua luka dan air mata kalian hari ini, akan berubah menjadi suara tawa dan bahagia." 

Aku kembali memeluk Kak Mega, aku hanya bisa mengaminkan apa yang Kak Mega katakan. Aku berharap suatu hari nanti, aku dan Miko akan mendapatkan kebahagiaan kami sendiri. Meski kami tak lagi bersama. 

**** 

Berakhirnya hubunganku dan Miko cukup memberi pengaruh besar dalam hidupku. Sudah dua hari berlalu, tetapi setiap saat aku masih melihat ponselku, mencari pesan dari Miko dan menunggu telepon darinya. Hingga kemudian aku sadar, kami sudah tidak lagi bersama dan aku sendirilah yang memblokir semua akses yang membuat Miko tidak bisa menghubungiku. Nyatanya aku belum siap untuk kehilangan Miko. Mungkin selamanya pun aku tidak akan pernah siap. 

Sebuah keputusan besar lain juga aku ambil, untuk mengundurkan diri dari perusahaan milik keluarga Miko. Aku ingin melepas segalanya yang bisa mengaitkan aku dengan Miko. Semua ini adalah sesuatu yang aku persiapkan dari jauh-jauh hari sebelum aku kembali ke Jakarta. Aku sudah menyelesaikan semua pekerjaanku, karena biar bagaimanapun aku tetap harus bertanggung jawab pada pekerjaanku karena menyangkut banyak orang. Aku juga sudah menyerahkan semua berkas-berkas pengunduran diri. 

My Ex-Boyfriend's WeddingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang