3

2 2 0
                                    


Suatu pagi yang cerah di Doncaster, menerangi koridor sebuah sekolah. Koridor itu dipenuhi oleh siswa-siswi baru, baru 3 bulan, mereka semua sibuk dengan urusan masing-masing. Ada yang pusing mencari-cari lokernya, berlarian kesana kemari mencari kelasnya, tertawa dan bercanda dengan teman-teman mereka, banyak lagi.

Seorang gadis yang sangat cantik berjalan sendirian menghampiri papan informasi yang juga ramai dikerumuni siswa lainnya. Amelia Deaton. Gadis tercantik diangkatan baru ini.

Ketika hampir sampai di papan informasi, semua anak laki-laki menyingkir dan berlomba-lomba untuk mempersilahkan Amelia, padahal hal itu tidak terlalu dipedulikan olehnya. Amelia malah merasa itu terlalu berlebihan, dia tidak menyukainya.

Di papan informasi, dia menemukan satu hal yang menarik perhatiannya. "Pendaftaran Calon Ketua Osis". Minat! Dilanjutkannya membaca syarat-syarat untuk bisa mendaftar menjadi calon ketua osis.

"Hanya untuk kelas 10 dan 11, perempuan atau laki-laki, mengikuti minimal 1 organisasi" kemudian Amelia terdiam. "Aku harus ikut organisasi!" ucapnya meyakinkan diri.

"Ikut basket aja, Mel. Bareng aku"

"Mendingan cheers gak sih? Nanti kamu yang dukung aku, Mel. Aku join basket by the way"

"Mendingan fotografi, Mel. Nanti kamu bakal aku jadiin modelnya"

Begitu kira-kira respon sekitarnya ketika dia selesai membaca informasi pendaftaran calon ketua osis. Amelia hanya tersenyum kepada mereka, kemudian segera pergi menjauh dari kerumunan itu. Kemudian dia berjalan menyusuri koridor kembali sambil memikirkan organisasi apa yang cocok untuk dia ikuti.

Amelia keluar dari gedung sekolahnya dan ingin berkeliling seputar sekolahnya sebelum waktu pelajaran masuk. Dia belum memiliki teman sejak masuk sekolah. Bukan berarti dia tidak layak untuk ditemani, banyak sekali yang mau berteman dengannya, tapi jika hanya karena kecantikan yang dimilikinya, dia tidak mau. Dia lebih memilih sendirian dan menikmati segala hal yang dia inginkan.

Sudah hampir 15 menit dia berkeliling sendirian, sekolah ini cukup luas. Dan Amelia merasa dia sudah mengelilingi seluruh wilayahnya. Ketika dia ingin berbalik, niat ingin kembali, tiba-tiba lewat seorang laki-laki disampingnya yang melaju dengan cepat menggunakan skateboard hijau muda. Dia tinggi, menggunakan ransel dengan gantungan berbentuk buku yang mungil. Lumayan ganteng, untuk Amelia. Dia mengetahui bahwa laki-laki tadi adalah kakak kelasnya, karena dia menggunakan almamater. Di sekolahnya, hanya anak kelas 12lah yang menggunakan almamater.

Kakak kelas itu melaju dengan skateboardnya menuju library. Amelia otomatis berucap "wow". Library itu sepi, dia merasa aneh ada anak laki-laki yang tertarik untuk masuk ke dalam sana.

Pasti mau mesum sama ceweknya, pikir Amelia.

Bagaimana tidak dia bisa berpikir begitu? Laki-laki itu ganteng dan library sepi. Masuk akal kan?

Rasa penasaran Amelia membara. Diikutinya kakak kelas itu dari belakang. Dia melihat sekitar agar tidak ada orang yang tahu. Dia sangat yakin sekali kalau orang yang dia ikuti ini akan berbuat hal yang aneh-aneh dan sang ceweknya pasti sedang menunggu di dalam library. Amelia akan bahagia sekali jika bisa memergoki dan melaporkannya.

Kakak kelas itu mengangkat skateboardnya lalu disandarkan ke tembok disana, lalu masuk ke dalam library. Kalau beneran keciduk, ku patahkan skateboardnya, gumam Amelia.

Entah kenapa, Amelia merasa seru dan tertantang jadinya. Kemudian saat dia masuk, dia melihat ada librarian yang sedang membaca buku. Saat Amelia ingin masuk ke dalam lagi, dia dicegah oleh sang librarian.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 04, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Past AddictTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang