~Aku ingin melarikan diri dan menghilang sejauh-jauhnya~
⚜️⚜️⚜️
Beberapa Bulan Kemudian
Aerin turun dari mobil setelah perjalanan 1 jam dari Icheon ke Seoul. Setelah itu, dia membuka bagasi kopernya dan hendak mengeluarkan kopernya tetapi langsung dicegah oleh Chanyeol.
"Jeongwoo, Hanjin, tolong bantu noona angkat kopernya" ucap Chanyeol pada kedua adik Aerin.
Itu memang suatu ajaran yang diajarkan Chanyeol pada kedua putranya. Bahwa sebagai laki-laki, mereka harus memperlakukan perempuan dengan baik. Terutama eomma dan noona mereka.
Setelah kopernya di turunkan, Aerin langsung menarik kopernya ke depan gerbang dan Wendy langsung yang sudah sedari tadi berdiri disana langsung memencet bel supaya mereka di bukakan pintu.
Tepat setelah bel dibunyikan, seorang anak perempuan langsung keluar dari rumah dan memeluk tubuh Aerin.
"Aerin eonnie, katanya eonnie mau tinggal disini ya? Berarti kita bisa main bareng dong" ucapnya
Aerin hanya menghela nafas sambil tersenyum selagi mengelus rambut gadis itu.
"Rami-ah, biarin eonnie-mu masuk dulu" ucap wanita pemilik rumah itu yang baru saja keluar bersama suaminya, siapalagi kalau bukan Jimin dan Rose.
Anak perempuan tadi adalah putri mereka, adik sepupu Aerin. Namanya Park Haram, atau biasa dipanggil Rami. Usianya baru 10 tahun yang berarti selisih 5 tahun dengan Aerin.
Sebenernya Aerin menyayangi, atau bahkan bisa dibilang sangat menyayangi adik sepupunya ini. Bahkan dulu waktu Rami lahir, Aerin lah yang paling bersemangat karena akhirnya dia tidak lagi menjadi satu-satunya cucu perempuan di keluarga appanya. Namun satu hal yang Aerin lupakan, jarak usia mereka cukup jauh. Maka karena itu, terkadang sikap adik sepupunya yang masih kekanak-kanakan itu membuatnya kesal.
"Ayo masuk. Aerin, biar auntie tunjukkan kamarmu. Kau bisa taruh barang-barangmu disana" ucap Rose.
"Oh iya, auntie. Makasih ya" ucap Aerin selagi menggerek kopernya kedalam rumah Jimin dan Rose.
"Jadi lu beneran mau tinggal disini?" Ucap seorang remaja laki-laki dengan kaos oblongnya ketika Aerin menggerek kopernya masuk.
"Kalau gw becanda ngapain sekarang gw kesini?" Ucap Aerin nada malas.
"Wah bagus deh! Kalo lu disini jadi ada yang bisa gw mintain traktir makan" ucap remaja laki-laki itu yang sukses memancing emosi Aerin.
"JAY PARK! SINI LU!" Ucap Aerin yang seketika langsung meninggalkan kopernya diambang pintu dan mengejar anak remaja bernama Jay itu.
Sementara itu yang di kejar juga langsung berlari dan akhirnya terjadilah aksi kejar-kejaran diantara dua anak remaja itu.
"Jay! Aerin! Hentikan!" Ucap Rose agak meninggikan nada suaranya.
Mendengar suara Rose, kedua remaja yang tadinya kejar-kejaran seperti Tom and Jerry itu langsung berhenti dan menghadap wanita cantik berambut panjang itu.
"Dia yang yang mulai, auntie" ucap Aerin selagi menunjuk Jay.
"Eh apaan. Orang lu yang duluan ngejar-ngejar gw" ucap Jay tidak mau kalah.
"Ya salah sendiri ngisengin gw" ucap Aerin agak meninggikan suaranya.
"Sudah Sudah. Tidak usah diperpanjang lagi. Kalian berdua ini udah SMA ya. Masih aja lari-larian kaya anak SD" kali ini bukan Rose melainkan Wendy yang bicara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Crown x Salvation | TXT ft. Enhypen
Fanfiction{TXT ft. Enhypen fanfic} Dari kecil, kita selalu diajarkan bahwa semua manusia itu unik. Namun terkadang, menjadi berbeda bisa menjadi sebuah kutukan. Seolah-olah kita hanya punya 2 pilihan. Mencocokan diri dengan sekitar atau tidak ada yang akan ma...