~Suara tangisan~

37K 4.3K 342
                                    

Jangan lupa vote sebelum baca biar rajin updatenya⭐

Happy Reading_^

Mereka berempat duduk disofa dan menunggu Aurel untuk bercerita.

"Rel ayo cerita, Ayah udah penasaran nih, kenapa kamu betah banget di alam sana?"ujar Hendra.

"Iya rel gue juga kepo nih, buruan cerita!"perintah Dinda.

"Hmm... oke, oke,"ucap Aurel lalu diam beberapa saat.

"Jadi gini..."ujar Aurel.

Hendra, Sinta dan juga Dinda sudah fokus mendengarkan cerita Aurel dengan serius.

"Nungguin yah?!"celetuk Aurel sambil menaik turunkan alisnya.

Sambil melemparkan bantal sofa tepat ke muka Aurel,"Kampret! gw udah serius dengerinnya,"ujar Dinda kesal.

"Bukan anak saya,"ujar Hendra dan Sinta bersamaan sambil menggelengkan kepala.

"Hehe iya nih, Aurel ceritain yang beneran. Abisnya, kalian serius banget dengerinnya,"ucapnya sambil tertawa.

"Jadi gini, waktu itu gue mau buka kado dari Ayah. Terus gue denger orang nangis di kamar mandi, yaudah gue samperin, eh... malah muncul tuh setan, terus dia..."Aurel bercerita sampai selesai.

"Jadi gitu ceritanya,"ujar Aurel.

Tiba-tiba ada orang menangis suaranya jelas sekali.

"Gak gitu suara nangis nya, itu mah gak ada penghayatan nya,"ucap Aurel.

"Nangis juga ada penghayatan nya?"tanya Dinda.

"Ya gak tau, pokoknya suaranya beda gak cempreng kaya suara tangisan yang sekarang, ini mah memecah gendang telinga,"ujar Aurel.

"Sutttt... kok Ayah juga denger sih suaranya?"ujar Hendra.

"Bunda juga,"ujar Sinta.

"Suara tangisan siapa itu?"tanya Dinda ketakutan.

"Suaranya dari luar keknya,"jawab Aurel lalu pergi keluar diikuti oleh kedua orang tuanya dan juga Dinda.

Mereka terkejut saat melihat ada anak perempuan yang sedang duduk dibawah pohon sambil menangis.

"Yaampun, adek kenapa?!"tanya Aurel pada anak perempuan itu.

"Itu kak,"jawab anak perempuan itu sambil menunjuk ke atas pohon.

Aurel melihat ke atas pohon, sedangkan Dinda menutup matanya karena takut jika yang diatas pohon itu adalah mbak kunti.

"Astaghfirullah kirain apaan ternyata si oyen, gak mau turun yah?"tanya Aurel

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Astaghfirullah kirain apaan ternyata si oyen, gak mau turun yah?"tanya Aurel.

Anak perempuan itu hanya mengangguk. Aurel naik ke pohon untuk mengambil si oyen, sesudah mengambil oyen, Aurel turun dengan hati hati. Aurel sampai dibawah lalu Dinda datang membawa tangga.

"Nih Rel, gue udah bawain tangga biar lo gampang naiknya,"ucap Dinda sambil menaruh tangga di pohon itu.

"Telat bege, ini si oyen udah gue bawa turun,"ujar Aurel yang kesal.

"Oh, gue telat yah?"tanya Dinda dengan polosnya.

"Astaghfirullah, apa gue harus pake bahasa alien, biar lo paham?!"ujar Aurel yang makin kesal oleh ulah Dinda.

"Lo bisa bahasa alien?"tanya Dinda serius.

"Bisa!"jawab Aurel lalu ia masuk kedalam rumah diikuti oleh orang kedua tuanya.

"Kok gue baru tau yah ada bahasa alien?"ujar Dinda lalu masuk kedalam.

"Tante, aku pamit pulang dulu yah, udah sore soalnya,"ucap Dinda berpamitan.

"Iya, hati hati yah, Din,"ujar Sinta.

"Iya tante, assalamualaikum,"ucap Dinda sambil pergi keluar.

"Walaikumsalam,"jawab mereka bersamaan.

Aurel lalu pergi ke kamarnya hendak membersihkan diri. Selesai mandi, ia lalu mengenakan baju tidur.

Allahuakbar allahuakbar. Suara azan berkumandang menandakan waktunya sholat maghrib.

Aurel mengambil wudhu lalu sholat, selesai sholat ia lanjut rebahan dikasur, ditemani oleh si Bar bar.

"Aurel, ayo makan!"ajak Sinta.

"Iya Bun, bentar,"jawab Aurel.

Aurel pergi ke dapur untuk makan malam, tak lupa ia mengajak Bar bar.

"Rel, Bunda seneng banget kamu udah ketemu, Bunda udah hampir stress gara gara kamu,"ucap Sinta.

"Iya Bunda, Aurel juga sama. Aurel stress mikirin gimana cara keluar dari sana,"ujar Aurel.

"Udah selesaikan makanya, terus tidur, besok kamu sekolah kan?"tanya Hendra.

"Iya Ayah,"jawab Aurel.

Selesai makan, Aurel membantu Bundanya membereskan piring bekas makan. Aurel mencuci piring yang kotor. Setelah itu, ia pergi ke kamar untuk tidur.

"Akhirnya, besok gue sekolah juga,"ucap Aurel senang.

Aurel terlelap dalam tidurnya, ia tidur sangat nyenyak sekali. Pagi harinya, ia  terbangun karena suara bel yang tidak mau berhenti. Aurel pergi ke kamar mandi untuk mandi, selesai mandi ia mengenakan seragam sekolah nya lalu pergi ke dapur untuk sarapan.


Ia berjalan pelan sambil melihat dinding rumahnya yang bernuansa kuno tapi sangat elegan.

"Pagi,"sapa Aurel pada kedua orang tuanya.

"Pagi juga,"jawab mereka bersamaan.

Mereka sarapan bersama, selesai sarapan Aurel pamitan kepada Hendra dan Sinta lalu pergi ke garasi. Aurel melihat motor kesayangannya lalu memeluknya.

"Huwa... gue kangen sama lo,"ucap Aurel sambil masih memeluk motornya.

Tanpa ia sadari ada Dinda yang sedang memperhatikannya.

"Woi! udah gila lo?! ngomong sama motor, dipeluk lagi motornya,"ujar Dinda mengagetkan Aurel.

"Anjir ngagetin aja lo!"cibir Aurel.

"Udah lah, ayo berangkat!"ajak Dinda sambil naik ke motor Aurel.

"Ngapain lo, naik ke motor kesayangan gue?!"tanya Aurel.

"Biasa, gue nebeng sama lo,"jawab Dinda.

Aurel hanya berdehem, lalu mengenakan helmnya dan melajukan motornya dengan kecepatan sedang. Sampai disekolah ia lalu memarkirkan motornya ditempat parkiran motor, setelah memarkirkan motor, Aurel dan Dinda lalu pergi ke kelas.

TBC

Jangan lupa tinggalkan jejak
Follow and vote
Biar rajin updatenya🤗

Indigo Bobrok [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang