like a Donuts

517 69 9
                                    

Sudah hampir seminggu ini Naruto kehilangan pelanggan cantiknya. Entah kemana perginya dia, Naruto pun tak tahu. Rasa rindunya benar-benar sudah membuncah menyebar keseluruh badan. Membuatnya semakin lesu tiap harinya. Begitukah sakit malarindu?

Seperti yang Naruto lakukan sekarang, ia sedang membereskan bakerynya seorang diri, karena kebetulan pegawai-pegawainya ia minta untuk istirahat siang, mumpung toko sedang sepi.

Lagi-lagi Naruto menghembuskan nafasnya kasar.

Bosan

Itulah yang Naruto rasakan

Mata birunya selalu melihat ke arah Universitas yang ada didepan tokonya atau melihat ke jalanan. Menanti sesuatu yang tak pasti kapan datangnya.

Karena ia merasa kesepian, ia mengambil ponselnya dan menelpon seseorang.

"Hey, kau tak rindu padaku? Kemarilah"

.
.

Setelah selang beberapa menit seseorang yang Naruto telpon tiba dengan masih berseragam jas formal lengkap dengan tas kantornya.

"Ada apa, dobe! Kalau kau sedang kesepian carilah pacar. Kau bisa membuka toko tapi tak bisa cari pacar kau sungguh aneh!"

"Ahaaha.. masuklah dulu dan minum ini. Baru kau boleh menceramahiku nanti"

Yap seperti kebiasaan mereka sebelum-sebelumnya, Sasuke dan Naruto selalu berbincang bersama ditemani oleh teh panas disore hari, membicarakan masa depan nanti apa yang akan terjadi.

.
.

Hinata mengetik ulang susunan tugasnya. Ia harus merevisi ulang tugasnya. Dan ini sudah ketiga kalinya. Padahal lusa tugasnya sudah harus dikumpulkan. Tapi apa daya pikiran Hinata tak pada tempatnya.

Bayangan beberapa hari lalu tentang bagaimana ia tak sengaja bertemu seseorang yang hampir memiliki hatinya. Di persimpangan jalan bersama laki-laki. Dengan logat tubuh layaknya sepasang kekasih.

Merinding Hinata dibuatnya.

Keraguan kembali memasuki hatinya.

"Apakah benar seperti itu?"

.
.

Hari ini, Hinata bisa pulang lebih awal karena dosennya tak bisa datang untuk mengajar. Jadi Hinata berinisiatif berkeliling kota sekitar kampus. Yang mana ada kabar kalau akan ada festival makanan yang letaknya tak jauh dari universitasnya.

Semua jenis makanan ada disana. Mulai dari asin, pedas, manis, roti hingga manisan. Hinata sungguh sangat tertarik untuk kesana sekarang.

Hinata mengajak beberapa teman sefakultasnya untuk datang kesana. Hanya jalan-jalan saja. Tak tahu nanti beli atau tidak.

Hinta dan ketiga temannya berjalan menelusuri bazaar. Dari pintu masukpun sudah tercium aroma-aroma yang sangat memikat. Dengan semangat Hinata berjalan mendekati stand donat.

Disana banyak terjajar berbagai macam donat. Mulai dari donat kentang, donat brownies, donat waffle dan lain-lain.

Sebagai penyuka makanan manis, memilih mana yang akan dibeli adalah hal yang paling susah. Ingin beli ini tapi juga menginginkan yang itu tapi juga ingin merasakan lezatnya yang satunya lagi.

"Mm.. tolong bungkus donat matcha oreo 1, yang full of cheese 1 dan rasa choco peach 1, ya"

"Baiklah anda membeli 3 biji ya nona, tolong tunggu sebentar"

Hinata tersenyum lalu ia membuka tas slempang nya dan mengambil dompet yang ada disana. Ia akan membayar.

"Berapa semuanya, tuan?"

On Your BakeryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang