Uap mengepul lebat dari dua cangkir coklat panas. Masih terasa sangat panas karena baru saja disajikan. Sangat pas dengan suasana kota yang sedang diguyur hujan lebat.
Didalam rumah yang tak terlalu besar juga tak terlalu banyak perabotan. Dua insan sejenis sedang menikmati dinginnya malam, walaupun penghangat ruangan sudah dinyalakan tapi hawa dingin masih bisa menyeruak memasuki rumah dengan mudah. Mereka menghangatkan diri masing-masing dengan selimut mereka. Layaknya sedang berada dimusim dingin.
Naruto mengambil minumannya terlebih dahulu lalu menyesapnya sambil masih memandang jauh keluar rumah lewat jendela besarnya. Tak lama kemudian Sasuke yang duduk didepannya mengikuti perlakuan Naruto.
"Jadi? Apa masalahmu kali ini?" Sasuke membuka pembicaraan.
"Khe.. kau sudah tahukan seharusnya?" Naruto meletakkan kembali cangkirnya setelah ia minum beberapa kali tegukan.
"Kau pikir aku cenayang. Cepatlah aku ingin segera pulang."
"Kau akan meninggalkanku disini sendiri? Tega sekali!"
"Makadari itu kau harus segera mencari kekasih"
"Sudah hampir"
"Masih hampir. Kau harus lebih berusaha. Aku yakin dia masih jual mahal padamu"
"Khe.. kau pikir dia adalah perempuan seperti itu? Kupikir tidak. Dia, benar-benar menolaku kemarin"
"Kau tidak bertanya dia? Mengapa dia mengatakan seperti itu kemarin?"
Naruto menggaruk rambutnya yang tak gatal.
"Hah aku tak tahu. Dia seperti menghindar dariku. Kau tahu sudah seminggu lebih dia tak berkunjung ke kedaiku. Lama-lama aku lupa akan wajah cantiknya nanti"
"Kalau begitu nanti apabila kau bertemu dengannya langsung saja kau lamar dia. Buat dia menjadi milikmu seutuhnya"
Naruto tersedak mendengar ungkapan spontan Sasuke.
"Jangan berkata yang tidak-tidak, Sasuke"
"Aku tidak bicara yang tidak-tidak. Aku memberimu ide cemerlang supaya kau tidak menggangguku lagi, terutama saat aku bersama kekasihku!"
"Ah iya aku lupa kau sudah punya kekasih"
"Tapi idemu itu sungguh sangat buruk, Sasuke"
"Kau yang terlalu buruk, Naruto. Dari dulu kau selalu seperti itu, kau bahkan sudah kehilangan kesempatan hingga beberapa kali, jika kau ingat." Sasuke kembali menyesap coklatnya yang sudah tak terlalu panas.
"Ah, kejadian yang sudah lampau biarkan saja. Lagi pula aku sudah lupa. Yang penting sekarang bagaimana caranya aku mendapatkan pelanggan cantikku itu"
"Apa kau yakin tentangnya?"
"Tentu"
"Apa yang membuatmu yakin padanya?"
"Apakah seperti itu butuh alasan?"
"Mengapa kau balik bertanya padaku, bodoh. Tentu seperti itu butuh alasan. Seperti kau menyukainya karena kecantikan dirinya, sifatnya, atau mungkin kalian sefrekuensi dalam pembicaraan."
"Hey, Sasuke. Cinta itu tak butuh alasan. Sekali cinta maka akan tetap cinta"
Naruto memicingkan matanya dan mengangkat-angkat alis matanya pada Sasuke. Sasuke bergidik melihatnya.
"Menjijikan"
Naruto tersenyum bangga karenanya.
Lalu percakapan tersebut berlangsung lama hingga akhirnya ditutup dengan pamitan Sasuke pulang kerumahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
On Your Bakery
FanfictionKisah keseharian seorang mahasiswi introvert pecinta makanan manis dan seorang koki pemilik toko roti yang selalu menunggu kedatangan pelanggan cantiknya disetiap harinya Kisah cinta yang berawal dari bakery shop antara pelanggan dan pemilik toko