Hari ini, hari yang melelahkan bagi Hinata. Presentasinya berjalan kurang lancar karena adanya miskomunikasi antara dia dan teman sekelompoknya. Alhasil kelompok Hinata mendapatkan nilai paling rendah diantara kelompok yang lain.
Hinata kesal, tentu saja
Teman-teman sekelompok Hinata datang, karena merasa menyesal mereka meminta maaf pada Hinata.
"Hinata, aku.. aku minta maaf.. aku tidak membaca naskahnya dengan teliti semalam."
"Hinata, aku juga minta maaf ya.. padahal kau yang telah mengerjakan bagianku karena aku tak mengerti. Tapi aku malah menghancurkan nilaimu karena aku tetap tak memahami bagianku, maafkan aku."
Hinata menatap kedua temannya jengkel. Namun pikiran negatifnya ia buang jauh. Hey, ini semua sudah takdir. Lagipula ia sudah sering mendapat nilai A. Kejadian seperti ini mungkin tidak akan terjadi apa-apa.
Hinata tersenyum
"Kenapa kalian meminta maaf padaku? Tidak apa-apa.. lagi pula sudah terlanjur kok. Lainkali jangan seperti ini ya, aku lebih kasihan pada kalian nantinya."
"Hinata, terima kasih. Aku janji tidak akan mengulanginya lagi"
Hinata tersenyum lalu berjalan pergi meninggalkan fakultasnya. Ia suntuk dan membutuhkan asupan makanan manis.
Hinata berjalan ke kafetaria yang jaraknya hampir 2 km dari fakultasnya. Sampai sana Hinata melihat kesekitar, mencari sesuatu yang menurutnya enak dimakan. Namun pandangannya beralih ke bangku cafe saat ada yang memanggilnya.
Gadis berambut panjang dengan warna merah muda yang mencolok itu melambaikan tangannya pada Hinata. Itu Sakura dan disana pula ada Ino.
..
Tuk
Sakura meletakkan gelas plastik berisi kopi americano dingin diatas meja. Dan satu lagi ia bawa berisi jus strawberry.
"Ini minumlah, kau pasti stress karena masalahmu itu?"
Hinata mengambil gelas kopi yang berada didepannya
"Ini gratis kan?"
"Yah kau ambil saja dulu, nanti baru belikan aku curry ramen didepan sana"
"Aku tak bisa janji, Sakura"
"Hihihi.. aku bercanda Hinata, astaga. Minumlah selagi masih dingin"
Hinata meminum americano nya perlahan, meresapi dan menyegarkan kepalanya yang serasa akan pecah
Sakura dan Ino membahas kekasih mereka dengan sangat cerianya, Hinata hanya menghela nafasnya berat
Lalu entah mengapa Hinata teringat pada lelaki tampan yang ia temui beberapa hari yang lalu.
Sekarang apa yang ia lakukan?
Dimana dia?
Ah..
Hinata melupakan sesuatu. Segera ia merogoh tasnya mencari dompetnya yang nyelempit di bagian paling bawah tasnya.
"Ini dia, ketemu"
Hinata lalu membuka dompetnya dan mengambil sebuah kartu nama berwarna kuning cerah dan bercorak, sangat elegan dan sedikit klasik.
Tertulis disana,
'Now Baking-Uzumaki Bakery'
"Bakery?"
Ucap Hinata heran.
Sakura dan Ino yang sedari tadi sibuk sendiri, kini mendekat kearah Hinata dan ikut membaca kartu nama yang masih dipengang oleh Hinata.
KAMU SEDANG MEMBACA
On Your Bakery
FanfictionKisah keseharian seorang mahasiswi introvert pecinta makanan manis dan seorang koki pemilik toko roti yang selalu menunggu kedatangan pelanggan cantiknya disetiap harinya Kisah cinta yang berawal dari bakery shop antara pelanggan dan pemilik toko