Day 6 ; Rain

15 4 0
                                    

Hujan mengguyur tanah, menyapa kala malam hari baru saja tiba. Maniknya melihat ke sana-sini, mencari dimana gerangan sepupunya itu berada. Mendapati pemuda tersebut tengah melangkah santai dengan payung sendirian, seakan melupakan bahwa Chiaki masih ada untuk diajak pulang bersama. Gadis itu mencoba memaklumi walau sebenarnya sedikit kesal, otak berpikir berulang kali akankah melangkah menerobos hujan atau tidak. Diri yang lupa membawa payung walau sudah pernah melihat ramalan cuaca mempersulit untuk memilih antara menerobos atau tidak. Ia akhirnya memilih untuk menerobos saja. Perempuan dengan kepribadian kalem namun agak jahil dan cenderung pemalu dalam situasi tertentu tersebut membuat seringai kecil, dia melangkah dengan tempo agak cepat 'tuk menyusul sang pujaan hati.

Setelah berhasil mensejajarkan diri dengan sang lelaki, Chiaki langsung menarik lengan pemuda tersebut. Mencium pipi mulus milik Mika tanpa permisi dan secepat mungkin, membuat korban mengerjapkan mata tanda tak mengerti.

Tak salah bukan, jika Chiaki ingin memberi kenangan manis untuk dirinya sendiri? Walau tahu sang pujaan hati akan melupakan.

Perempuan itu langsung berlari kala bibir telah menjauh dari pipi sang pemuda, tak menoleh sedikitpun ke arah belakang. Seakan menghiraukan Mika yang tengah terdiam kaku kala otak berhasil menerima informasi apa yang baru saja dilakukan sepupunya tersebut, panas pada wajah berhasil mengalahkan dinginnya hujan dan penat yang sempat melanda diri.

Payung yang dia pegang tak terpakai layaknya fungsi aslinya, membiarkan air dari langit berjatuhan begitu saja membasahi diri.

Chiaki terus berlari tanpa henti, merasakan sesak di dada saat mengingat hari esok. Hari terakhir ia berada di sini. Apa gadis itu sanggup? Mungkin, tidak. Tetapi, dia tetap harus pergi. Air mata mengalir begitu saja, meluncur mulus dari pipi mulus sang gadis. Jatuh seperti air terjun bersama hati yang tengah dilanda lara.

Padahal, Chiaki Kaede belum melakukan apapun untuk unit yang dia suka. Dalam derasnya hujan, dia berlari menghiraukan segalanya. Mempersilahkan lara hati sebagai teman malam hari.

 Mempersilahkan lara hati sebagai teman malam hari

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Incontrare Project ›› Mika. KTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang