𝐠𝐨

914 127 42
                                    

明日
𝐚𝐬𝐡𝐢𝐭𝐚

Todoroki terbangun dari tidurnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Todoroki terbangun dari tidurnya. Ia melirik jamnya sekilas, sudah jam 04:37.

"Aku sebaiknya menghubungi aniki untuk seragam sekolahku." Gumamnya.

Ia berjalan menghampiri Bakugou yang masih saja tertidur.

"Maaf Bakugou, kau jadi bolos sekolah hari ini."

Ia tau betul bahwa Bakugou tidak pernah meninggalkan sekolahnya. Meski ia sedang sakit sekalipun.

Pernah beberapa kali ia dilarikan ke ruang kesehatan karena pingsan atau sakit lainnya. Ia benar-benar tidak mau disuruh pulang. Alasannya, ia bisa ketinggalan pelajaran kalau pulang kerumah.

"Kenapa ya? Aku lebih suka saat kau berisik ketimbang diam seperti ini." Katanya.

Tangannya tergerak mengelus pipi pucat Bakugou. Dingin. Dingin sekali. Tangannya bergetar, wajah yang biasa terlihat dingin itu sekarang terlihat panik. Tangannya kembali menyusuri bawah leher Bakugou, kemudian menyentuh pergelangan tangannya.

Mengapa? Mengapa tidak ada pergerakan disana?

Todoroki yang panik segera menaruh kepalanya diatas dada Bakugou. Dan nyatanya nihil. Disana benar-benar tidak terdengar suara apapun. Benar-benar sunyi.

Tapi Mengapa? Mengapa secepat ini?

Bakugou. Bakugou itu seharusnya mendengar permintaan maaf darinya dulu. Paling tidak seperti itu.

Bukankah tidak sopan, jika pergi tanpa pamit seperti ini? Bukankah itu terlalu kejam? Meninggalkannya sendirian disini. Padahal ia sedang menunggunya untuk terbangun.

Matanya berair, akan tetapi air itu tidak ingin tumpah. Ia kesal sekarang. Kenapa disaat sudah seperti ini Bakugou meninggalkannya.

Ia mencengkram ponsel nya dengan keras. Berusaha menghubungi seseorang yang bisa dihubungi.

"Halo, Shoto?"

Todoroki tidak menjawab. Ia tidak ingin bilang seperti itu. Ia tidak bisa menerimanya. Ia masih ingin menyangkalnya.

"Shoto ada apa?!" Yang diseberang sana juga terlihat panik. Apa yang sebenarnya terjadi.

"Bakugou, sudah pergi."

Todoroki menjauhkan ponsel nya dari telinga. Ia mungkin akan dimarahi saudara tertuanya. Ia mungkin akan disalahkan semua orang atas kejadian ini. Ibunya mungkin akan kembali drop. Ia takut. Ia tidak ingin disalahkan. Ia sendiri tidak mau ini terjadi.

Para suster berdatangan keruangan itu. Sedangkan ia disuruh menunggu diluar. Dan sang kakak segera menghampirinya.

"Nii-san." Touya sendiri terkejut saat adiknya memanggilnya dengan sebutan itu. Sudah lama sekali. Pikirnya.

明日 𝗔𝘀𝗵𝗶𝘁𝗮 | 𝗧𝗼𝗱𝗼𝗯𝗮𝗸𝘂Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang