明日
𝐚𝐬𝐡𝐢𝐭𝐚Biasanya, aku selalu santai dengan beberapa hal. Tapi malam itu rasanya berbeda. Entahlah, rasanya seperti ada sesuatu yang membuatku takut dan khawatir.
Aku yang biasanya berpikiran santai, tiba-tiba terpikirkan sesuatu yang belum pernah kupikirkan sebelumnya. Seperti, kenapa harus esok? Bukankah itu keterbalikan dari pikiran-pikiran ku sebelumnya. Ini sangat aneh.
Aku sendiri merasa takut dengan pikiranku. Bagaimana jika hari esok tidak pernah datang?
Aku sengaja menunggunya pulang malam itu. Rasa takutku membuatku berpikir jika esok hari mungkin aku tidak sempat menyatakannya. Jadi, karena terlalu lama menunggu aku ingin pulang kerumahnya, menunggunya disana. Agar lebih aman.
Akan tetapi, sesuatu buruk terjadi padaku malam itu. Sesungguhnya, itulah yang benar-benar aku takutkan dari segala pikiranku.
Ketika kepalaku membentur aspal yang kasar, aku sebenarnya ingin menangis. Bukan karena sakit. Kepala terbentur itu sudah biasa, ibu sering melakukan itu kepada ku.
Tapi, yang membuatku ingin menangis adalah kebenaran tentang pikiranku. Kebenaran jika esok hari tidak akan datang lagi kepadaku. Kebenaran jika esok hari aku tidak bisa bertemu lagi dengannya. Kebenaran jika esok hari aku tidak bisa menyatakan perasaanku.
Sejujurnya, aku sangat ingin melihat melihat wajahnya ketika aku berkata 'aku mencintaimu.' Lalu ketika itu, wajah apa yang akan ia pasang? Apakah wajah bodoh, marah atau ia justru melempari ku dengan umpatan-umpatan nya.
Aku akan menyatakan ini bukan untuk diterima. Karena aku cukup sadar diri. Dari awal, ia memang tidak pernah melirikku. Jadi sangat mustahil bukan, untuk diterima olehnya.
Aku akan menyatakan ini hanya untuk kepuasan saja. Rasanya sangat lelah, saat aku menyimpannya sendirian. Ia sendiri mungkin sudah tau kalau aku menyukainya. Tapi akan lebih mengasyikkan jika aku menyatakannya langsung, meski ia sudah tau.
Tetapi, takdir berkata lain. Tuhan mungkin lebih ingin aku tetap menyimpannya sendirian.
Aku memang menyesal, tidak mengatakan itu dari awal. Tapi tak apa. Tuhan pasti punya rencana yang lebih baik untukku.
Jika boleh meminta kepada Tuhan, aku ingin bertemu lagi dengannya di kehidupan lainnya. Semoga saja Tuhan mendengarnya.
arigatou, minna-san.
KAMU SEDANG MEMBACA
明日 𝗔𝘀𝗵𝗶𝘁𝗮 | 𝗧𝗼𝗱𝗼𝗯𝗮𝗸𝘂
Short Story𝘛𝘦𝘯𝘵𝘢𝘯𝘨 𝘛𝘰𝘥𝘰𝘳𝘰𝘬𝘪 𝘚𝘩𝘰𝘵𝘰 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘵𝘢𝘬 𝘴𝘦𝘮𝘱𝘢𝘵 𝘣𝘦𝘳𝘬𝘢𝘵𝘢 𝘮𝘢𝘢𝘧. 𝘋𝘢𝘯 𝘵𝘦𝘯𝘵𝘢𝘯𝘨 𝘉𝘢𝘬𝘶𝘨𝘰𝘶 𝘒𝘢𝘵𝘴𝘶𝘬𝘪 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘵𝘢𝘬 𝘴𝘦𝘮𝘱𝘢𝘵 𝘮𝘦𝘯𝘺𝘢𝘵𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘴𝘦𝘮𝘶𝘢𝘯𝘺𝘢. ❝ 𝘵𝘢𝘬 𝘢𝘱𝘢, 𝘮𝘢𝘴𝘪𝘩 𝘢𝘥...