明日
𝐚𝐬𝐡𝐢𝐭𝐚"Todoroki-kun!" Sapanya.
Ya. Todoroki-kun, bukan setengah-setengah sialan.
"Apa?" Si pemilik nama hanya menjawab seadanya. Memang selalu begitu.
"Kudengar, katanya Midoriya menginap di rumahmu ya?"
"Begitulah."
"Kalau begitu, apa aku boleh menginap dirumahmu juga kapan-kapan?"
"Tidak perlu."
"Hee? Kenapa tidak?"
"Midoriya boleh, sedangkan aku tidak boleh. Selalu saja begitu." Lanjutnya, seraya memajukan bibir merah jambu nya. Ia sedang merajuk.
"Itu karena kau berisik, Bakugou."
Manusia didepannya ini tidak pernah berkata panjang-lebar. Sekalinya begitu, hati taruhannya.
"Midoriya juga berisik. Dasar pilih kasih!"
"Cih, suka-suka aku."
"Todoroki-kun! Ayo ke kantin bersama!"
"Aku tidak lapar."
"Kalau begitu, cukup temani saja aku. Ayolah kumohon.."
"Aku sibuk."
"Ya sudah deh. Oh iya! Kalau diingat-ingat, Todoroki-kun tidak pernah menerima permintaanku."
"Ya. Tidak pernah dan tidak akan pernah."
"Wah! Kejamnya! Sekaliiiii saja, tidak bisa ya? Menerima permintaanku?"
"Aku janji tidak akan pernah meminta apapun lagi kalau Todoroki-kun sudah menerima permintaanku!" Lanjutnya.
"Pergilah, kau membuatku risih."
Lagi-lagi Bakugou memanyunkan bibirnya. Berjalan keluar kelas. Menuju kantin tentunya.
"Baru datang Bakugou?" Tanya Kirishima saat melihat temannya itu berjalan menuju dirinya.
"Pasti habis membujuk Todoroki-kun, kan?" Kata Kaminari. Tau betul dia.
"Yah begitulah.." Bakugou menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Jujur saja ia merasa sedikit malu, selalu ditolak Todoroki.
"Bakugou selalu saja seperti i—"
"Ah! Itu Todoroki-kun!"
Kirishima dan Kaminari sontak melihat kearah pandang Bakugou.
"Wahh kebetulan! Ayo Bakugou ajak dia makan bersamamu!"
Kaminari selalu saja senang ketika ia melihat bagaimana mata Bakugou bersinar-sinar saat ia melihat Todoroki. Kirishima juga merasakan hal yang sama.
Bakugou segera berdiri dari duduknya. Hendak menghampiri Todoroki.
Namun disaat itu juga ia melihat si surai hitam kehijauan, yang membuatnya sadar.
Apa sih yang tidak untuk Midoriya.
Todoroki pasti berpikiran begitu.
Setelah itu, Bakugou kembali duduk di bangkunya.
"Tidak jadi deh, sudah ada Midoriya disana."
Tak apa Bakugou. Besok kau bisa mengajaknya lagi, bukan?
"Todoroki-kun!" Panggilnya, lagi.
"Ck."
Bakugou mendengar decakan itu, Todoroki pasti sangat kesal.
"Todoroki-kun sedang menunggu siapa?" Ia tau Todoroki kesal, tapi ia tidak bisa untuk tidak bertanya ketika bertemu Todoroki. Selalu saja begini.
"Midoriya."
Lagi-lagi Midoriya.
Bakugou tersenyum.
"Memangnya Midoriya pergi kemana?""Dipanggil Aizawa-sensei."
"Oh! Kalian akan pulang bersama ya?" Tanya Bakugou.
"Hm."
Todoroki memutar malas bola matanya. Ia tau apa yang akan Bakugou katakan setelah ini.
"Aku ikut boleh ya!"
Itu dia!
"Kau lebih baik pulang bersama temanmu."
"Todoroki-kun kan temanku."
"Dengar ya Bakugou, aku tidak pernah menganggapmu begitu."
Kuingat kan sekali lagi.
Ia tidak pernah berkata panjang-lebar. Sekalinya begitu, hati taruhannya.
Dan Bakugou sudah paham dengan itu.
"Haha begitu kah? Tapi sekali saja ya, aku ingin ikut kalian pulang.. Todoroki-kun tidak pernah mau menerima permintaanku, kenapa sih memangnya?"
"Kau sendiri sudah tau aku tidak akan menerimanya, tapi kau tetap saja keras kepala."
Bakugou tersenyum senang.
"Aku akan terus membuat permintaan sampai Todoroki-kun mau menurutinya, setelah itu aku tidak akan melakukan hal seperti itu lagi.""Aku janji." Ucap Bakugou.
arigatou, minna-san.
KAMU SEDANG MEMBACA
明日 𝗔𝘀𝗵𝗶𝘁𝗮 | 𝗧𝗼𝗱𝗼𝗯𝗮𝗸𝘂
Short Story𝘛𝘦𝘯𝘵𝘢𝘯𝘨 𝘛𝘰𝘥𝘰𝘳𝘰𝘬𝘪 𝘚𝘩𝘰𝘵𝘰 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘵𝘢𝘬 𝘴𝘦𝘮𝘱𝘢𝘵 𝘣𝘦𝘳𝘬𝘢𝘵𝘢 𝘮𝘢𝘢𝘧. 𝘋𝘢𝘯 𝘵𝘦𝘯𝘵𝘢𝘯𝘨 𝘉𝘢𝘬𝘶𝘨𝘰𝘶 𝘒𝘢𝘵𝘴𝘶𝘬𝘪 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘵𝘢𝘬 𝘴𝘦𝘮𝘱𝘢𝘵 𝘮𝘦𝘯𝘺𝘢𝘵𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘴𝘦𝘮𝘶𝘢𝘯𝘺𝘢. ❝ 𝘵𝘢𝘬 𝘢𝘱𝘢, 𝘮𝘢𝘴𝘪𝘩 𝘢𝘥...