明日
𝐚𝐬𝐡𝐢𝐭𝐚Waktu menunjukkan pukul setengah lima sore. Todoroki Shoto, baru saja pulang dari kantornya. Ia hari ini memiliki jadwal khusus yang akan dikerjakan seusai pulang dari kantor. Seperti biasa, satu minggu sekali.
Ia pergi mengunjungi cafe tempat biasanya ia memesan beberapa dessert dan tempat dimana ia bisa bersantai sejenak, sebelum pulang ke apartemen.
"Kue kopinya dua dan kopi hitam biasa."
"Makan disini?"
"Ya, tiga kuenya dibungkus."
Kemudian, ia mencari tempat duduk yang sedikit penghuninya. Mencari tempat yang aman dan sepi.
Ia menyeruput kopi hangatnya. Seraya menatap langit yang mulai berganti warna menjadi jingga. Dulu itu, saat ia masih duduk di bangku sekolah menengah atas. Ia tidak pernah merasakan ketenangan setiap sorenya. Ia selalu dibuntuti orang itu, orang yang selalu ingin pulang bersamanya.
Todoroki Shoto tersenyum sedih saat mengingat kenangan itu. Sudah sepuluh tahun sejak kejadian dimalam itu. Ia yang pada dasarnya memang dingin, sekarang semakin dingin.
Mengingat itu, membuatnya semakin sedih saja.
Ia segera beranjak keluar, meninggalkan cafe tersebut. Berjalan dengan sebelah tangan yang menenteng paper bag makanan dan sebelahnya lagi memainkan ponselnya.
BRUK!
"Ittai.."
Karena kurang hati-hati ia jadi menabrak orang, hingga orang itu jatuh terduduk. Dengan cepat ia segera menyimpan kembali ponselnya kedalam saku.
"Maafkan aku." Ia berniat membantu anak itu.
Namun seketika matanya terbelalak kaget, melihat seorang anak yang mungkin umurnya baru tujuh tahun. Anak yang benar-benar mirip dengan orang itu.
Matanya berair. Seperti, ia tidak menyangka bisa bertemu dengan versi kecilnya orang itu.
"Katsuki.." Panggilnya.
Katsuki-nya, terlahir kembali.
Anak itu ikut membelalakkan matanya, sama-sama terkejut.
"Sugoi! Paman bisa tau dengan nama—"
Ucapan anak itu terpotong saat tiba-tiba Todoroki menarik anak itu kedalam pelukannya. Memeluknya dengan erat, seolah-olah jika tak dipeluk dengan erat anak itu bisa hilang kapan saja.
Air matanya tumpah. Perlahan membasahi pakaian lusuh yang dikenakan anak itu.
Sudah lama sekali. Sudah lama sekali ia menahannya. Menahan agar air matanya tak tumpah sembarangan. Menahan kesedihan selama sepuluh tahun ini. Menahan semua rasa bersalahnya terhadap orang yang telah meninggalkannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
明日 𝗔𝘀𝗵𝗶𝘁𝗮 | 𝗧𝗼𝗱𝗼𝗯𝗮𝗸𝘂
Short Story𝘛𝘦𝘯𝘵𝘢𝘯𝘨 𝘛𝘰𝘥𝘰𝘳𝘰𝘬𝘪 𝘚𝘩𝘰𝘵𝘰 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘵𝘢𝘬 𝘴𝘦𝘮𝘱𝘢𝘵 𝘣𝘦𝘳𝘬𝘢𝘵𝘢 𝘮𝘢𝘢𝘧. 𝘋𝘢𝘯 𝘵𝘦𝘯𝘵𝘢𝘯𝘨 𝘉𝘢𝘬𝘶𝘨𝘰𝘶 𝘒𝘢𝘵𝘴𝘶𝘬𝘪 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘵𝘢𝘬 𝘴𝘦𝘮𝘱𝘢𝘵 𝘮𝘦𝘯𝘺𝘢𝘵𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘴𝘦𝘮𝘶𝘢𝘯𝘺𝘢. ❝ 𝘵𝘢𝘬 𝘢𝘱𝘢, 𝘮𝘢𝘴𝘪𝘩 𝘢𝘥...