(2/2) raison d'être

630 83 17
                                    

(n

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(n.) a reason for existing

A/B/O Alternative Universe

(tags; soulmate, werewolf, abo!au, murder, blood, renjun as secret agent/assassin, mark as college students and part-timer)

(tags; soulmate, werewolf, abo!au, murder, blood, renjun as secret agent/assassin, mark as college students and part-timer)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Renjun suka sekali menyelinap dan pergi semaunya. Setidaknya begitulah yang Mark tangkap setelah hampir enam bulan mengenal yang lebih muda. Keadaannya pun masih tak jauh berbeda dari saat mereka pertama kali bertemu. Mark kadang dibuat ngeri dan takut dengan pekerjaan Renjun, sedangkan yang menjadi subjek sendiri tidak berpikir untuk jujur. Namun setidaknya, hanya dari sisi itu saja mereka tidak memiliki kemajuan. Pada aspek lain, mereka jauh lebih mengenal sifat dan kebiasaan-kebiasaan aneh satu sama lain.

Pada hari tertentu, Renjun akan berlaku normal layak manusia pada umumnya. Ia makan, memasak, membersihkan apartemen Mark, mengeluh sakit pinggang, salah menggunakan handuk dan hal-hal lumrah lainnya. Yang mana, dapat mempengaruhi Mark untuk ikut lupa kalau Renjun mungkin sudah memaksakan kematian orang lain untuk datang menjemput. Meski senyumnya cantik, gayanya ceria dan banyak tingkah, Mark tetap akan melihat gurat misterius. Ia seperti sedang menatap Renjun dibalik tirai transparan yang buram.

Pernah sekali Mark menuntun percakapan keduanya di hari Minggu malam menuju topik tentang pekerjaan Renjun. Tidak ada sanggahan ataupun nada bicara yang keras, tapi Renjun segera memotong kalimat Mark dengan ungkapan terbuka kalau ia memang tidak ingin membahas pekerjaannya.

'Aku tahu pekerjaanku terlihat keji, tak berperasaan dan menakutkan. Karena itu, ayo jangan bahas.'

Semenjak itu, Mark tidak pernah sekalipun berpikir untuk bertanya lagi. Bukan karena ia tidak memikirkannya, tapi karena ia ingin menghargai keinginan Renjun. Ia ingin membuat mate-nya percaya kalau ia tidak akan berkhianat di ujung hari nanti. Namun sepertinya, pikirannya bisa Mark buang sekarang.

Renjun menghilang dan hari ini sudah tepat dua bulan sejak yang lebih muda tidak pernah menampakkan batang hidungnya disekitar Mark. Yang lebih tua jelas awalnya khawatir, ia mencari berbekal kemampuannya membaui feromon, namun mencari satu jarum di tumpukan jerami tidak semudah itu. Renjun hilang seperti ditelan bumi. Parahnya lagi, Mark baru menyadari bahwa ia tidak mengenal kerabat Renjun satupun. Jangankan kerabat, teman atau sahabat Renjun saja Mark tidak kenal. Anak itu selalu muncul dan pergi sendirian, seperti menyatakan kalau ia memang tidak punya siapa-siapa.

blooming • markrenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang