.
.
.
Happy reading gyssss.
.
.
.____♡♡____
Jimin tiba dihalaman salah satu perusahaan temannya, yang tak lain adalah Defran Alastar, setelah memarkirkan mobil di besmen kantor Jimin melangkah masuk kekantor itu.
Dengan langkah santai dan penuh wibawa jimin disambut dua penjaga dan langsung diarahkan ke resepsionis kantor, tak lupa sedari dia keluar mobil sampai masuk ke perusahaan Def ini, pasangan mata tertuju dan terfokus padanya.
Penampilan Jimin tak main-main kali ini, jas yang terpasang rapi di tubuhnya dan kacamata yang terpasang menutup kedua sorot mata dinginya, dan Jimin tidak peduli dengan semua pandangan mata yang tertuju padanya.
Sebenarnya Jimin langsung boleh masuk oleh Def, tapi entahlah apa yang dia fikirkan untuk menanyakan keberadaan Def seperti tamu biasa. "Dimana ruangan Def Alastar." Ucapnya dengan nada dingin.
Hening terjadi, tak kala resepsionis itu, terpaku dengan manusia yang mengalihkan dunianya itu dengan ketampanannya.
Sekali lagi Jimin sedikit berdehem untuk menyadarkan keterdiaman resepsionis itu.
"Ahhhh maafkan saya tuan apa anda bilaang tadi." satu pertanyaan balik malahan tertuju padanya.
"Apa aku pantas mengulangi ucapan ku." Sikap dingin dan apatis itu keluar lagi meski sedari awal memang sudah keliatan, tidak memandang perempuan maupun laki-laki sekalipun.
"Maafkan saya tuan, anda terlalu tampan, jadi saya ..." Ucapan itu terpotong dengan kata-kata Jimin.
"Aku tidak perlu pujian darimu, cukup katakan dimana ruangan Defran Alastar." Ucapnya santai namun dengan sorot dingin dan tanpa ekspresi sedikitpun.
"Ohhh itu... Apa sebelumnya tuan sudah punya Jan..." Dan ucapan itu terpotong lagi oleh Jimin.
"Sudah, dan cepat katakan saja, jika matamu yang liar itu, tidak ingin lepas dari tempatnya." Kata-kata kejam itu terkeluar dari mulut Jimin yang sudah sangat dia tahan.
Jimin sudah bisa menilai perempuan ini dari penampilan yang sangat tidak sopan, bisa dibilang seperti perempuan penghibur, rok yang ketat dan pendek di atas lutut. Mata yang bermain menunjukan ketertarikan padanya dan sedikit menggoda, tapi Jimin tidak menanggapi itu.
Sampai usaha wanita yang ingin menggodanya itu gagal dengan ucapan kejam yang keluar dari mulut Jimin. Dan itu membuat bulu kuduk wanita itu merinding.
Tapi wanita itu tak akan menyerah, dengan berbagai cara dia menarik perhatian lawan bicaranya, dengan suara manjanya dan jangan lupakan gelagat centilnya itu, dia menyelipkan rambut di sela-sela telinganya itu mungkin agar pria di depan nya itu tertarik.
KAMU SEDANG MEMBACA
eyes of the heart
Teen FictionKalian tau sebuah pengorbanan yang kulakukan demi kenyamanan orang di sekitarku terutama orang tuaku, aku rela bekorban sedemikian rupa tanpa kupikirkan keadaanku yang nyatanya jauh dari kata baik-baik saja. Berawal dari sebuah kejadian kecelakaan y...