.
.
.
Happy reading guyssss.
.
.Hari begitu cerah setelah hujan mengguyur bumi bagian Timur laut, Korea Selatan tepatnya, angin bertiup dengan pohon yang bergoyang mengikuti arah angin yang meniupnya.
Sekarang kota soul memasuki musim gugur, dengan udara yang dingin, dan juga langit biru dan sedikit berawan, dipagi yang cerah seperti sekarang banyak para pekerja berlalu lalang di pinggir jalan menuju ke arah stasiun bus, ataupun kearah dimana mereka menaiki kereta bawah tanah, seperti diketahui tak jarang para pekerja menggunakan transportasi umum seperti ini.
Jam menunjukan pukul 07.00, dilain tempat seorang gadis tengah memejamkan mata menikmati alam bawah sadarnya, bahkan dia tidak mendengar dering jam dan dering ponsel miliknya yang bahkan sekarang tengah bersahut-sahutan.
Suara langkah dari arah luar kamar berlari dengan tergesa-gesa, dan segera membuka pintu kamar milik gadis yang memang masih menikmati tidur nyenyak nya itu, "nyonya jira bangunlah ini sudah pagi," dia berucap dengan sedikit keras agar gadis itu mendengarnya, sambil mengambil remot untuk membuka tirai otomatis itu.
"Nyonya hari sudah siang, anda harus ke kantor." Bibi Jung tak henti membangunkan majikanya itu, selalu seperti ini dan itu tugasnya, "nyonya ponsel anda terus berdering, nyonya Hana sempat menelfon, telfon rumah barusan, jika nyonya tidak bangun dia yang akan membangunkan anda dengan menelfon tuan kim".
Gadis itu terkejut dengan ucapan bibi pengasuhnya itu, dia terduduk dengan mengusap wajah bangun tidurnya.
"Kenapa harus selalu mengancam seperti itu," jira mendumel dengan begitu kesal, sekretarisnya itu memang sangat menyebalkan.
"Entahlah, mungkin hanya itu ancaman yang ampuh untuk anda," bibi Jung berkacak pinggang dengan menyuruh jira segera bergegas, tapi gadis itu masih betah di tempat tidurnya.
"Aku begitu lelah tapi dia tidak mengerti juga," jira menghembuskan nafas lelahnya, pekerjaan begitu banyak dan membuat dia lembur semalaman.
"Tapi bibi rasa, sebelum nyonya Hana melaporkan semuanya kepada tuan besar, lebih baik nyonya bersiap, karena tuan besar menunggu anda sarapan bersama di bawah". Bibi Jung berucap dengan senyuman yang terukir di wajahnya, dengan menggerakkan alis turun naik menggoda majikanya itu dengan perkataanya barusan.
Sontak Jira menoleh kearah bibi Jung, dia ingin mencari kebohongan di wajah wanita paruh baya itu, tapi itu tidak ada, karena yang Jira tau wanita itu tidak akan pernah berbohong padanya, jika menyangkut tentang kedua orang tuanya.
"Benarkah," jira berucap dengan raut ketidak percayaan nya, sebab jarang-jarang ayahnya pulang apalagi mendadak seperti sekarang.
"Tentu..." Bibi park menepuk kaki yang terbalut selimut itu, untuk segera bergegas dari singgasananya itu."ayo cepat bangun hari semakin siang, nyonya akan telat jika tidak cepat bergerak dari tempat ini".
KAMU SEDANG MEMBACA
eyes of the heart
Teen FictionKalian tau sebuah pengorbanan yang kulakukan demi kenyamanan orang di sekitarku terutama orang tuaku, aku rela bekorban sedemikian rupa tanpa kupikirkan keadaanku yang nyatanya jauh dari kata baik-baik saja. Berawal dari sebuah kejadian kecelakaan y...