.
.
.
.
Happy reading.
.
.
.____♡♡____
Jira bergegas dari tempatnya tadi menuju masuk kedalam mansion megah bak istana dalam film yang pernah dia tonton di televisi. Terlihat didekat pintu masuk terdapat dua maid yang sedari jauh memandang jira dengan senyum yang begitu ramah dan sopan, ketika jira sampai di depan pintu masuk jira di sambut dengan begitu ramah.
Jira diarahkan keruangan makan yang bisa di bilang jarak pintu depan ke ruang makan lumayan jauh, dikarenakan begitu luasnya ruangan di setiap mansion. Begitu mendekati ruangan makan jira samar-samar mendengar gelak tawa dari beberapa orang di sana.
Memasuki ruang makan, dari kejauhan jira melihat ayahnya bahkan keluarga Park yang sudah menempati kursi mereka masing-masing, mungkin mereka sudah menunggu kehadirannya, entahlah sebenarnya gadis itu hanya menebak-nebak saja.
Jira melangkahkan kaki dengan begitu anggun ketika mendekati kumpulan itu, berjalan dengan begitu sopan sampai ketukan high heels berirama memenuhi ruangan makan. "Selamat malam, maaf saya sedikit terlambat," ucap jira kepada semua orang yang berada di ruangan tersebut dengan begitu sopan, bahkan senyuman yang anggun sudah menghiasi wajah cantiknya.
Mendengar sapaan dari arah belakangnya para keluarga park memalingkan wajah serentak kearah belakang dari sisi nyonya park dan Ji-hyun dan kearah samping kiri jika dari sisi tuan park, dan tuankim yang melihat sedari jauh anaknya melangkah hanya tersenyum sembari mengedipkan mata menandakan harus segera menyapa keluarga itu.
Satu orang dari keluarga itu yang tak lain adalah nyonya park tersenyum dan langsung berdiri menghampiri jira, yang masih berdiri didekat mereka.
"Jira..." Nyonya park menyapa dengan begitu lembut, dia tersenyum sembarienggapai untuk memegang lengan jira dengan sangat lembut. "Kau cantik sekali."Jira menyambut dengan senyuman manisnya, "terimakasih..." Ucap Jira dengan penuh sopan, jira yang terkenal di kalangan karyawan dan rekan kerja dengan wajah dingin dan jutek bisa dibilang sangat berbeda. "Tante juga sangat cantik." Mereka mengagumi satu sama lain sampai tidak memperdulikan orang di sekitar, jujur bisa di bilang nyonya park sangat awet muda dengan penampilannya makadari itu jira juga memuji balik.
"Apakah kalian ingin berdiri seperti ini terus," celetuk tuan park dengan wajah yang di buat cemberut itu, "aku dan sahabatku ini sudah sangat lapar." Nyonya park yang mendengar itu hanya memutar bola matanya kesal, dengan tingkah suaminya itu.
"Baiklah-baiklah, ayo nak duduk di samping ayahmu." Nyonya park mengarahkan jira duduk di samping ayahnya dan berhadapan dengan nyonya park.
Dan tidak lama dari itu acara makan malam dilaksanakan di ruangan itu dengan penuh ketenangan dan kenyamanan bagi jira, jira sedikit merasa nyaman dan terasa akrab saja, dia jarang merasakan momen seperti ini. Makadari itu diasangat menikmati momen itu sekarang.
.
.
.
.
Sebenarnya dari ekor matanya, jira bisa melihat dan merasakan jika sedari mereka memulai acara makan-makan sampai di pertengahan seperti ini nyonya Park selalu saja memandangnya dengan wajah yang sulit diartikan. Jira yang merasa di perhatikan tiba-tiba saja memandang kearah nyonya park dia sengaja melakukan itu dan reaksi wanita paruh baya itu hanya tersenyum dengan mata yang sedikit berkaca-kaca itu yang jira tangkap.Ruangan terasa begitu hening ketika mereka memulai acara makan-makan, paling hanya beberapakali berbicara menanyakan kabar, itupun hanya tuan park dan tuan kim saja yang melakukannya, selebihnya hanya diam, sampai tuan kim yang memecahkan keheningan itu dengan pertanyaanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
eyes of the heart
Teen FictionKalian tau sebuah pengorbanan yang kulakukan demi kenyamanan orang di sekitarku terutama orang tuaku, aku rela bekorban sedemikian rupa tanpa kupikirkan keadaanku yang nyatanya jauh dari kata baik-baik saja. Berawal dari sebuah kejadian kecelakaan y...