.
.
.
.Happy reading chingguuuu
.
.
.
.Kini jira berada di ruangan makan sembari menyantap makannan dengan tuan kim yang berada di sampingnya duduk di kursi utama, makanan tertata rapi dengan berbagai menu yang di pinta tuan kim sebelum jira datang tadi. Bibi Jung tak sendiri menyiapkan ini semua dia di bantu maid lain yang bertugas memasak di dapur, dan tugas maid yang sudah berumur itu hanya .mengawasi dan sesekali membantu jika maid lain tak mengerti apa yang di pinta tuan mereka.
Dan jika ingin merekrut maid baru harus melewati proses dari bibi Jung selaku maid senior mansion itu, dan layak atau tidak hanya bibi Jung yang menentukan, makadari itu tuan kim selaku pemilik mansion yang memang menyerahkan semua ini kepada dirinya yang memang sudah di percaya sejak dulu.
Keheningan melanda tak kala hanya suara sendok yang bergesekan dengan piring saja, jira yang merasa suasana agak canggung padahal tak ada orang lain selain dia dan ayahnya di ruang ini, merasa sedikit kesal jira hanya menghembuskan nafas kekesalanya.
"Ayah..." Sedikit merengek dengan nada manjanya, jira melepaskan sendok dan garpu makan itu dengan sedikit menimbulkan suara dentingan dari piringnya.Mendengar itu semua respon dari tuan kim hanya berdehem sembari melanjutkan sedikit makanan yang hampir habis dalam piringnya, dari awal jira memang sudah dibuat kesal oleh ayahnya, bagaimana tidak tuan kim selalu menggoda terkait masalah pasangan hidup bahkan menanyakan pacar, bahkan siapa pacar jira sekarang, karna selama ini dia tak mendengar itu semua, baik dari orang di mansion seperti bibi Jung yang selalu malapor tentang kegiatan keseharian jira dan bahkan supir jira sekali pun yang dia tanyai, dan jawaban mereka hanya "maaf tuan kami kurang tau", tuan kim sempat berfikir apakah sebegitu tertutupnya putrinya itu dengan dirinya.
Jira mulai kesal dengan sikap ayahnya itu, seharusnya yang marah di sini dia bukan ayahnya itu yang dia pikirkan tapi malah ayahnya yang mendiaminya setelah perdebatan sebelum makan tadi terjadi, dan menimbulkan keterdiaman satu sama lain, dan kini jira yang memulai itu semua, dia bahkan berfikir lebih gampang membujuk anak kecil dari pada pria yang sudah berumur seperti di dekatnya ini.
"Harusnya aku yang marah, karna ayah yang memulai perdebatan ini, tapi kenapa ayah yang marah sekarang?" Jira menatap kearah ayahnya dengan sedikit kerutan di alisnya. Bahkan ia hampir pusing dengan keterdiaman ayahnya itu.
Sampai tuan kim menyelesaikan kegiatan makanya pun dia hanya berlalu saja melewati jira yang hanya melongok dengan sikap ayahnya itu, bibi Jung yang melihat itu semua dari sudut dapur, tak berani mendekat sampai jira yang menyusul ayahnya berlalu meninggalkan ruang makan, dan bahkan tuan kim kini sudah berada di taman belakang dengan jira yang menyusul tak jauh dari ayahnya yang sudah duduk di kursi taman belakang.
KAMU SEDANG MEMBACA
eyes of the heart
Ficção AdolescenteKalian tau sebuah pengorbanan yang kulakukan demi kenyamanan orang di sekitarku terutama orang tuaku, aku rela bekorban sedemikian rupa tanpa kupikirkan keadaanku yang nyatanya jauh dari kata baik-baik saja. Berawal dari sebuah kejadian kecelakaan y...