BAB 5 ㅡ 1

522 110 75
                                    

-La Douleur Exquise-
[ Kupu-Kupu di Tengah Hujan ]

-La Douleur Exquise-[ Kupu-Kupu di Tengah Hujan ]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ah... jadi kau merupakan teman baik dari pengantin wanita?" Suara berat milik lelaki yang saat ini tengah sibuk menyetir sukses membuat Taera menimpali dengan anggukan kecil. Pria ini, Lee Jihoon, menawarinya sebuah tumpangan disaat Seoul tengah diguyur hujan deras, tepat ketika Lim Suyon membawa kabur mobilnyaㅡ meminjam tentu sajaㅡ begitu mendapat kabar dari sanak saudara bahwa ayahnya dilarikan kerumah sakit akibat serangan jantung.

"Kami berteman sejak masih duduk dibangku sekolah dasar," Taera menambahkan ketika merasa anggukan kepala saja tak cukup untuk menimpali pertanyaan bersahabat Jihoon. Lelaki itu tersenyum sesaat walau kedua matanya memandang lurus ke depanㅡ sibuk membelah kota Seoul yang masih padat. Merasa jika obrolan ini tak boleh berhenti disini, Taera memberanikan diri untuk bertanya, "Lalu, apa pengantin laki-laki adalah kerabat atau temanmu?"

"Aku tidak begitu mengenal pengantin pria. Undangan diberikan karena orangtua Sungmin adalah teman sekolah ibuku," jawaban seadanya yang dikeluarkan Jihoon sama sekali tidak memuaskan rasa penasaran Taera. Sejujurnya, Taera ingin kembali bertanya. Kali ini mengenai keberadaan Sung Miran yang tak terlihat di pesta pernikahan anak temannya. Tapi, mengingat hubungannya dengan Jihoon tak sedekat itu, Taera memilih untuk mengubur rasa penasarannya.

"Ibuku tidak bisa datang karena masih dirawat di rumah sakit. Karena itu, hari ini aku yang mewakilkan kedatangannya. Rasanya sedikit canggung karena aku tak mengenal pengantin pria dengan baik," Taera tertegun sesaat ketika mendengar penjelasan si pria,merasa jika Lee Jihoon mampu membaca rasa penasaran yang ia sembunyikan dengan baik.

Ketika otaknya telah kembali jernih, Taera segera meminta maaf. Ia melupakan satu hal penting yang pernah Jihoon sampaikan pada pertemuan pertama keduanya. Setidaknya, ia bisa bernapas dengan lega begitu Jihoon mengatakan jika ucapannya bukanlah masalah besar yang perlu mendapatkan permintaan maafㅡ terlebih dari orang lain.

"Belok kiri?" Tanya Jihoon ketika kendaraannya disambut oleh persimpangan jalan yang terbagi menjadi tiga. Taera segera menjelaskan jalan pulang menuju rumahnya yang terletak tak jauh dari lampu merah. Sementara Jihoon hanya bisa mematri senyum palsu saat mendengar arahan dari si wanita.



*** ***



Sebuah rumah minimalis berlantai dua berdiri kokoh di tengah-tengah gedung apartemen dan juga jejeran ruko yang disewakan. Rumah yang menjadi incaran para makelar properti sejak lama ini ditempati oleh Kim Ilhwa dan Jeong Taera; hanya berdua. Taera tumbuh menjadi seorang anak yang penurut dan berbakti. Tertanam dalam dihati jika ia tidak ingin mengecewakan hati sang ibu. Karena itu, disaat Taera sudah mengenyam kesuksesan besar berkat usahanya, ia memilih untuk membeli sebidang tanah di perkotaan dan membangun rumahㅡ sesuai saran ibunya.

LA DOULEUR EXQUISE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang